Selamat Datang Tahun 1441 H


Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Muharram tahun baru Islam 1441 H. Dimana di bulan itu ada peristiwa besar dalam sejarah umat Islam, yaitu peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dan kaum muslimin secara besar-besaran dari kota Mekkah ke kota Madinah.
Banyak hikmah yang bisa di petik dari hijrah. Betapa Nabi Saw dan para sahabat rela meninggalkan kampung halaman tempat lahir dan dibesarkan. Berangkat mengarungi lautan pasir yang terhampar sejauh 400 Km. Kalau siang panasnya membakar kulit, kalau malam dinginnya menusuk ke tulang.  Kenapa mereka mau? Apa sebenarnya yang mereka cari? Apa sebenarnya yang merekaperjuangkan?
Jawabannya adalah iman. Karena iman, mereka tinggalkan kampung halaman. Karena iman, mereka tinggalkan harta benda. Karena iman, mereka rela berpisah dengan keluarganya yang berbeda akidah. Iman yang mereka pertahankan melahirkan ketenangan bathin. Kalau bathin bahagia penderitaan badan tidak terasa. Itulah kenapa gurun pasir jadi terasa indah, terik matahari tampak bagai pantulan sinar purnama, yang jauh terasa dekat, yang lemah jadi kuat, yang takut jadi berani.  Seorang bijak pernah berkata, “dengan ilmu hidup menjadi mudah dan dengan iman hidup jadi terarah”.
Kita yang hidup di zaman ilmu pengetahuan dan teknologi ini merasakan hidup jadi mudah. Apa yang terjadi di Amerika bisa kita lihat hari ini juga. Tapi manusia bukan hanya diberi ilmu dan otak saja tapi juga diberi hati.  Hati yang penuh dengan iman inilah yang akan mengendalikan hawa nafsu. Manusia berbeda dengan malaikat yang hanya diberi akal tapi tidak diberi nafsu. Begitu juga manusia berbeda dengan binatang yang hanya diberi nafsu tanpa akal. Kalau akal sehat kita yang menang, maka kita naik ke derajat malaikat, dan kalau nafsu mengendalikan kita, jatuhlah kita ke derajat binantang. Bahkan mungkin lebih rendah, lebih ganas dan lebih brutal dari binantang.
Jadi hikmah yang pertama dari peristiwa hijrah ialah bahwa hijrah merupakan perjalanan mempertahankan dan memperjuangkan keimanan. Hikmah yang kedua dari hijrrah ini adalah bahwa hijrah merupakan perjalanan ukhuwah, persaudaraan dan kebersamaan. Bagaimana orang-orang madinah yang disebut dengan kaum anshor,  menyambut orang-orang Mekkah (kaum muhajirin) dan menjadikannya sebagai saudara.  Sebagaimana firman Allah Swt: 
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَاْلإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلاَيَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ
Orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). (QS. 59:9)
Mudah-mudahan dengan memasuki tahun baru hijriyah ini semakin kuat iman kita, semakin kuta ukhuwah kita sehingga menjadi manusia yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin YRA.

Postingan populer dari blog ini

Kun Ma'allah

CERAMAH HAUL DAN KEHARUSAN BERGURU

Sejarah Dzikrul Ghofilin