Dr. H. Taufik Abdillah Syukur, Lc., MA

    Suatu hari Tsa'labah bin Hathib yang dalam kondisi miskin datang ke Rasulullah SAW meminta agar dido'akan menjadi kaya harta ; يا رسولَ اللَّهِ ادعُ اللَّهَ أن يرزقَني مالًا "Do'akanlah saya kepada Allah, agar Dia menganugerahi saya harta," kata Tsa'labah. Namun, Rasulullah menolak permintaan tersebut , dan malah menasihati Tsalabah: ويحَكَ يا ثعلبةُ! قليلٌ تؤدِّي شكرَهُ خيرٌ من كثيرٍ لا تطيقُه Hai Tsa'labah, sedikit yang engkau syukuri adalah lebih baik dari pada banyak yang tidak kuat engkau menanggungnya," jawab Rasulullah أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُوْنَ مِثْلَ نَبِيِّ اللهِ، فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ شِئْتُ أَنْ تَسِيْلَ مَعِيَ الْجِبَالُ فِضَّةً وَذَهَبًا لَسَالَتْ Apakah engkau tidak suka menjadi seperti Nabi Allah? Demi yang diriku di tangan-Nya, seandainya aku mau gunung-gunung mengalirkan perak dan emas, niscaya akan mengalir untukku” Tetapi Tsalabah terus bersikeras agar permohonannya dikabulkan sampai-sampai i

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ   أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ . اَمَّا بَعْدُ: قال الله فى القرأن الكريم : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ و قال النبي صلى الله عليه و سلم:   مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَ احْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ Allah swt yang menciptakan manusia, sudah pasti Allah faham akan manusia. Jika Allah memerintahkan sesuatu pasti itu untuk kebaikan manusia, ada tujuan dan tidak sia-sia. Jika Allah memerintahkan shalat pasti ada tujuannya, jika Allah memerintahkan zakat pasti ada tujuannya, dan Jika Allah memerintahkan haji pasti ada tujuannya, begitu juga ketika Allah memerintahkan puasa pasti ada tujuann