Kenikmatan Hidup
حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ وَمُجَاهِدُ بْنُ مُوسَى قَالَا حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي شُمَيْلَةَ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مِحْصَنٍ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ أَبِيهِ، قال: قال رَسُولُ اللَّهِ مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا. (أخرجه ابن ماجه(
Artinya : “Barangsiapa yang di pagi hari sehat
badannya, tenang jiwanya, dan dia mempunyai makanan di hari itu, maka
seolah-olah dunia ini dikaruniakan kepadanya.” (Hadits ini dikeluarkan oleh
Imam Ibnu Majah dalam “Sunan”-nya dalam kitab “az-Zuhd”, bab “al-Qana’ah”,
dengan nomer hadits 4141).
Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :
Setiap manusia, apalagi sebagai muslim, tentu
mendambakan kehidupan yang menyenangkan di dunia ini, bahkan kalau perlu
seolah-olah dunia ini menjadi milik kita. Untuk bisa merasakan kehikmatan hidup
di dunia ini, ada tiga perkara yang harus dicapai oleh seorang muslim, hal ini
sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi ﷺ
di atas.
1. Badan yang sehat merupakan suatu
kenikmatan tersendiri bagi manusia yang tidak ternilai harganya, rasanya tidak ada
artinya segala sesuatu yang kita miliki bila kita tidak memiliki kesehatan
jasmani.Apa artinya harta yang berlimpah dengan mobil yang mahal harganya,
rumah yang besar dan bagus, kedudukan yang tinggi dan segala sesuatu yang
sebenarnya menyenangkan untuk hidup di dunia ini bila kita tidak sehat. Oleh
karena kesehatan bukan hanya harus dibanggakan dihadapan orang lain, tetapi
yang lebih penting lagi adalah harus disyukuri kepada yang menganugerahkannya,
yakni Allah SWT.
2. Hal yang tidak kalah pentingnya
dari badan yang sehat adalah jiwa yang tenang, sebab apa artinya manusia
memiliki jiwa yang sehat bila jiwanya tidak tenang, bahkan badan yang sakit
sekalipun tidak menjadi persoalan yang terlalu memberatkan bila dihadapi dengan
jiwa yang tenang, apalagi ketenangan jiwa bila menjadi modal yang besar untuk
bisa sembuh dari berbagai penyakit.
Jiwa
yang tenang adalah jiwa yang selalu berorientasi kepada Allah SWT., karena itu,
orang yang ingin meraih ketenangan hidup dijalani kehidupan dengan segala aktivitasnya
karena Allah, dengan ketentuan yang telah digariskan Allah SWT. dan untuk
meraih ridha dari Allah SWT.
Dengan
demikian, sumber ketenangan hidup bagi seorang muslim adalah keimanan kepada
Allah SWT. dan ia selalu berdzikir kepada Allah SWT.
Jiwa
yang tenang adalah jiwa yang selalu berorientasi kepada Allah SWT., karena itu,
orang yang ingin meraih ketenangan hidup dijalani kehidupan dengan segala
aktivitasnya karena Allah, dengan ketentuan yang telah digariskan Allah SWT.
dan untuk meraih ridha dari Allah SWT. Dengan demikian, sumber ketenangan hidup
bagi seorang muslim adalah keimanan kepada Allah SWT.;
الَّذِينَ
آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ
تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ۞
Artinya
: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram (tenang), dengan
mengingat Allah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS.
Ar-Ra’ad: 28).
Disamping
itu, seandainya kematian akan menjemput dirinya, keimanan kepada Allah SWT.
dengan segala aplikasinya tidak akan membuat seorang muslim takut kepada mati,
bahkan ia akan menyambut kematian itu dengan jiwa yang tenang, Allah SWT. pun
memanggilnya dengan panggilan yang menyenangkan;
يَا
أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ۞ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً
مَرْضِيَّةً ۞ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ۞ وَادْخُلِي جَنَّتِي ۞
Artinya
: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam
jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al-Fajr : 27-30).
3.
Oleh karena itu, memiliki makanan yang cukup atau perekonomian yang
memadai merupakan suatu kenikmatan tersendiri dalam hidup ini, sedangkan bila
kondisi kehidupan seseorang dalam keadaan lapar, dan ia tidur dalam keadaan
yang demikian, maka hal itu merupakan sesuatu yang sangat jelek, karenanya
Rasulullah ﷺ selalu berdo’a sebagaimana terdapat dalam
hadits ;
اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُوعِ فَإِنَّهُ بِئْسَ الضَّجِيعُ.
Artinya
: “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari lapar, karena ia adalah teman tidur
yang paling jelek." [HR. Abu Dawud, dalam kitab: Witir, bab: al-Isti’adzah
(Minta Perlindungan)].
والله
اعلم بالصواب...