Kun Ma'allah
ﻛﻦ ﻣﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﻣﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﻛﻦ ﻣﻊ ﻣﻦ ﻣﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺼﻴﻠﻚ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ.
“ Jadikanlah dirimu bersama Allah, jika kamu belum bisa menjadikan
dirimu bersama Allah maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yang telah
bersama Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkanmu kepada
Allah”. (HR. Abu Daud ).
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا
إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ ۗوَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚوَكَانَ
اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang
mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah
ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
أنَا اللهُ لآ إِلهَ إِلاَّ أَنَا مَنْ لَمْ يَشْكُرْ عَلَى نَعْمَآئِي
وَلَمْ يَصْبِرْ عَلَى بَلآئِي وَلَمْ يَرْضَ بِقَضَآئِي فَلْيَتَّحِذْ رَبًّا سِوَآئِي
Artinya:Aku Allah, tiada Tuhan melainkan Aku; siapa tidak bersyukur
atas nikmat-nikmat pemberian-Ku, tidak bersabar atas ujian-Ku dan ridla
terhadap kepastian qadla-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku.
Sebagai orang yang beriman, kita diperintahkan untuk berbaik sangka
kepada Allah Ta’alayang telah menciptakan kita. Dialah yang mengetahui apa yang
terbaik bagi para hamba-Nya.
Banyak dalil tentang sikap berbaik sangka seorang hamba kepada
Allah Ta’ala.Salah satunya adalah yang ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan
dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda,
يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ
إِذَا ذَكَرَنِي؛ فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي
فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ
تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ
بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً.
“Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Aku berdasarkan pada
prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku akan selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku.
Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya, maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku.
Jika ia berdzikir mengingat-Ku dalam suatu jama’ah, maka Aku akan sebut-sebut
dia dalam jama’ah yang lebih baik dari mereka. Jika ia mendekati-Ku sejengkal,
maka Aku akan mendekatinya sehasta. Jika ia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan
mendekatinya sedepa. Apabila ia mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan
mendekatinya dengan jalan cepat.” (HR. Al-Bukhari).
Begitu juga dengan balasan Allah Ta’alatergantung atas prasangka
seorang hamba kepada-Nya.Jika seorang hamba berbaik sangka maka ia akan
mendapatkan kebaikan, dan jika ia berprasangka buruk maka ia akan mendapatkan
keburukan.Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنْ ظَنَّ بِيْ خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ
ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ.
“Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berbaik
sangka, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Jika berprasangka buruk, maka ia
mendapatkan keburukan.” (HR. Ahmad).
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ
فَمِنْ نَفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja
bencana (keburukan) yang menimpamu, maka dari Allah, dan apa saja bencana
(keburukan) yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami
mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi
saksi” (QS. An-Nisaa`: 79).