ﻛﻦ ﻣﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﻣﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﻛﻦ ﻣﻊ ﻣﻦ ﻣﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺼﻴﻠﻚ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ . “ Jadikanlah dirimu bersama Allah, jika kamu belum bisa menjadikan dirimu bersama Allah maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yang telah bersama Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkanmu kepada Allah”. (HR. Abu Daud ). هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ ۗوَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚوَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, أنَا اللهُ لآ إِلهَ إِلاَّ أَنَا مَنْ لَمْ يَشْكُرْ عَلَى نَعْمَآئِي وَلَمْ يَصْبِرْ عَلَى بَلآئِي وَلَمْ يَرْضَ بِقَضَآئِي فَلْيَتَّحِذْ رَبًّا سِوَآئِي Artinya:Aku Allah, tiada Tuhan melainkan Aku; siapa tidak bersyukur atas nik
مقدمة الحمد لله الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ ۗ وَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله اللّٰهُــمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ، وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، وَنَاصِرِ الْحَقَّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِيْ إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، صلى الله عليه وَعَلَى اٰلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ أما بعد: اللهم اجعلني من الذين يقولون يفعلون، و الذين يفعلون يُخْلِصُوْنَ، و الذين يُخْلِصُوْنَ يُقْبَلُوْنَ Hadirin yang dimuliakan Allah Hadits yang pertama di dalam kitab shahih Muslim ada hadis yang sangat masyhur yang disebut dengan Ummu as-Sunnah atau ‘induknya hadis-hadis Nabi ﷺ ’. Karena seluruh hadits-hadits Nabi terangkum dalam hadits tersebut. Hadis ini di kenal dengan sebutan hadis Jibril. Pernah pada suatu ketika, malaikat Ji
Dzikrul Ghofilin adalah rangkaian wirid yang intinya membaca surat Al-Fatihah seratus kali, tawassul bil auliya wash sholihin, Ayatul Kursiy, Asmaul Husna, istighfar, sholawat, dan tahlil, yang disusun oleh tiga serangkai: Gus Miek, KH. Hamid Pasuruan, dan KH. Ahmad Shiddiq Jember. Seluruh wirid yang terangkai dalam Dzikrul Ghofilin, komposisi dan cara pengamalannya berlandaskan dalil-dalil yang resmi dan shohih dari Al-Quran, sunnah dan ajaran-ajaran para masyayikh yang bersambung sanadnya sampai Rosulullah saw. Dzikrul Ghofilin adalah aurod sunnah yang sifatnya terbuka dan universal. Artinya bisa diamalkan oleh siapa saja; mulai dari yang berilmu sampai pun yang paling awam, dengan tetap terjamin daya sentuhnya – Siapapun pengamalnya – asalkan ia mengamalkannya dengan yakin, ikhlas, dan istiqomah. Dzikrul Ghofilin ini, utamanya ditujukan untuk orang-orang awam yang belum mempunyai wirid yang dijadikan pegangan. Karenanya, aurod ini sederhan