Ceramah Haji/ Umroh

لبيك اللهم لبيك – اللهم صل علي محمد – اللهم انا نسألك – ربنا أتنا

Assalamu`alaikum wr.wb

Yang kami hormati para alim ulama, tokoh masyarakat serta para hadirin yang dimuliakan Allah Swt. Yang kami muliakan para tamu – tamu Rasulullah, calon calon penghuni syurganya Allah Swt.

Dari hati yang paling dalam marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah swt. Allah yang maha satu tiada baginya sekutu, Allah yang maha Esa lagi perkasa, Allah yang maha pemurah yang murahnya berlimpah ruah, Allah yang maha pengasih yang kasihnya tak pilih kasih, Allah yang maha penyayang yang sayangnya tiada terbilang.  Dimana pada detik ini masih menghamparkan nikmat kepada kita, Alhamdulillah.  diantaranya adalah ni’mat iman dan Islam, ni’mat sehat walafiat, panjang umur, sehingga kita dapat hadir ditempat yang insya Allah pernuh dengan berkah ini.

Mudah-mudah kita semua yang hadir pada acara ini mendapatkan berkah, keluarga makin sakinah, anak-anaknya jadi anak yang sholeh dan sholehah, rizikinya tambah berkah, yang belum nikah mudah-mudahan cepet nikah, habis nikah beli rumah mewah, mobil mewah, yang belum pergi haji umroh moga cepet bisa haji umroh ke Mekkah, bisa ziarah kemakan Rasulullah di Madinah, mudah-mudah kita Istiqomah sampai akhir hayat  dan mati husnul khotimah, Cuma satu kuncinya yaitu perbanyak amal ibadah dan perbanyak sedekah. Amin ya Robbal Alamin.

Yang kami hormati calon duyufurohman, tamu allah bapak agus dan ibu ... mudah – mudahan disehatkan badannya, diberkahkan rizkinya, dipanjangkan umurnya dalam taat kepada Allah, sehingga dapat menunaikan ibadah haji dengan sempurna, dapat menjalankan ibadah baik ibadah yang wajib maupun ibadah yang sunnah, dan kembali lagi ketanah air dengan selamat, bertemu kembali dengan anak – anak dan keluarga yang dicintainya, dengan membawa titel haji yang mabrur dan mabruroh. amin ya rabbal alamin.

Dalam menghadiri setiap acara seperti WALIMATUSSAFAR. maulid Nabi Muhammad saw ini (isro mi’roj, nisfu syaban, nuzulul qur’an, muharroman, dll) sebaiknya kita tanamkan 3 niat didalam hati kita sebelum menghadiri acara ini:

1.    RIDHO ALLAH

ان صلاتى ونسكى ومحياى ومماتى لله رب العالمين                                                            

2.    SILATURAHIM

عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ مُزَاحِمٍ ، فِي تَفْسِيرِ هَذِهِ الْآيَةِ : يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ سورة الرعد آية 39 ، قَالَ : " إِنَّ الرَّجُلَ لَيَصِلُ رَحِمَهُ وَقَدْ بَقِيَ مِنْ عُمُرِهِ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ ، فَيَزِيدُ اللَّهُ فِي عُمْرِهِ ثَلَاثِينَ سَنَةً ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَقْطَعُ رَحِمَهُ وَقَدْ بَقِيَ مِنْ عُمُرِهِ ثَلَاثُونَ سَنَةً فَيَحُطُّهُ اللَّهُ إِلَى ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ " .

Dulu pada zaman bani isroil ada orang yang umurnya tinggal tiga hari, kemudian dia datang ke tetangganya, datang kesaudaranya dengan niat silaturhmi maka di ditambah umurnya 30 tahun. Kemudian ada orang yang umurnya masih ditetapkan 30 tahun tapi dia niat mutus silaturahim, bahwa saya bisa hiduop sendiri tanpa bantuan orang lain, maka yang tadinya umurnya 30 tahun akhirnya di pangkas jadi 3 hari.

Siapa diantara kita yang ingin rizkinya dimudahan dan umurnya dipanjangkan oleh Allah?. Yang tidak jawab berarti tidak mau rizki?

Kalau mau maka perbanyaklah silaturahmi.

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi),”

Hadits diatas menjelaskan tentang keutamaan silaturahim dan larangan memutuskannya. Bila ingin rezeki dimudahkan dan usia dipanjangkan maka hendaklah menyambung tali silaturahim.

Ada pertanyaan, bukankah usia dan rezeki telah ditetapkan?. Para ulama menjawab: a) Penambahan itu hanya tampak bagi para malaikat, di Lauhul Mahfudzh, dan selainnya. Di Lauhul Mahfuzh tertera umur seseorang hanya enam puluh tahun sebelum melakukan silaturahmi, bila ia bersilaturahmi maka umurnya ditambah empat puluh tahun. Hal ini diketahui Allah sebelumnya, sebagaimana firman-Nya, “Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan disisi-Nya terdapat Ummul-Kitab (Lauhul Mahfuzh),” (QS. ar-Rad [13]: 39). Jadi, bagi ilmu Allah Swt penambahan di sini tidak ada, bahkan mustahil, sedangkan di mata makhluk penambahan itu nyata dan bisa dinalar. b) Orang mendapat pujian dan selalu dikenang setelah kematiannya, sehingga seakan-akan ia masih hidup. c) Penambahan itu berupa keberkahan dalam umur, pertolongan untuk selalu melakukan ketaatan, penggunaan waktu dalam hal yang bermanfaat untuk kehidupan akhirat dan tidak menyia-nyiakannya.

 

BERKAH

Berkah bukanlah cukup atau mencukupi saja, tapi berkah itu ialah ketaatan kita kepada Allah Swt dengan segala keadaan yang ada.البركة تزيدكم في طاعة الله berkah itu ialah menambah ketaatanmu kepada Allah Swt.

Hidup yang berkah itu bukan hanya sehat, tapi terkadang sakit itu justru berkah sebagaimana Nabi Ayyub AS, sakitnya menambah ketaatannya kepada Allah Swt.

Tanah yang berkah itu bukanlah karena subur dan panoramanya yang indah, tapi terkadang tanah yang tandus seperti Mekkah mempunyai keutamaan di sisi Allah Swt.

Makanan yang berkah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, akan tetapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi kuat dan taat beribadah setelah amakan.

Ilmu yang berkah itu bukan yang banyak riwayat dan catatannya, tapi ilmu yang berkah itu ialah ilmu yang mampu menjadikan seseorang meneteskan airmata, keringat, bahkan darah untuk beramal dan berjuang mencapai ridho Allah Swt.

Misalnya baru dapat satu hadits kemudian diamalkan maka itulah ilmu yang berkah.

 من صلى الفجر في جماعة ثم جلس يذكر الله حتى تطلع الشمس ثم صلى ركعتين كانت له كأجر حجة وعمرة 

Penghasilan yang berkah itu bukan dengan ukuran gajinya yang besar, tapi sejauhmana ia bisa menjadi jalan rizki bagi yang lain dan banyaknya orang yang terbantu dengan penghasilannya tersebut.

Dan Umur yang berkah itu bukan berarti memiliki umur yang panjang. tapi banyaknya umur yang ia gunakan untuk beribadah kepada Allah Swt.  Umur berkah itu semakin tua semakin sholeh. Semakin tua semakin rindu untuk bertemu dengan Allah Swt.

3.    MENUNTUT ILMU

وَﻣْﻦ َﺳَﻠَﻚ َﻃِﺮْﻳﻘًﺎ َﻳْﻠَﺘِﻤُﺲ ِﻓْﻴِﻪ ِﻋْﻠﻤًﺎ َﺳﱠﻬَﻞ اُﷲ ِﺑِﻪ َﻃِﺮْﻳﻘًﺎ ِإَﻟﻰ اْﻟَﺠﱠﻨِﺔ

Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Bahkan Abu Hurairoh berkata:

جُلُوْسُكَ سَاعَةً فِي مَجْلِسِ العِلْمِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ رَكَعَة

Duduknya kalian satu jam atau sebentar saja di majlis ilmu itu lebih baik daripada sholat 1000 rokaat.

Sekarang saya tanya, kira-kira bapak ibu sudah pernah belum sholat dalam satu waktu 1000 rokaat?.Boro boro... sholat tawawih aja milih masjid. Mana nih masjid yang paling cepet selesainya. Ada yang 20 ada yang 8 rokaat. Pilih yang 8 rokaat. Saya belum pernah sholat disini, tapi saya tahu, sholat disini pasti tarawih rakaat pertama pasti baca “alhakumuttakatsur sama qulhu” betul nga?

Kita semua doa sama Allah semoga kita bisa sholat tarawih di mekkah dan madinah ya bu?Di sana tarawihnya samapai jam 11 malam, tidur lagi, mulai lagi jam 01 malam untuk witir sampai jam 3 subuh.

مَنْ اَرَادَ الدُّ نْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

Siapapun yang menghendaki (keberhasilan ) dunia maka is harus berilmu, Siapapun yang menghendaki (keberuntungan) akhirat, ia pun harus berilmu, dan siapapun yang menghendaki keduanya, tentu ia harus berilmu.

Dengan ilmu, kita dapat menyingkap tabir kehidupan manusia dan memahami rahasia-rahasia yang diciptakan Allah agar diungkapkan oleh manusia demi kemajuan peradabannya. Memang benar bahwa mencari ilmu sungguh terasa amat berat, terutama ilmu-ilmu yang dapat semakin mendekatkan diri kita kepada Allah. Karenanya, tentu menjadi sangat benar, sabda Rasulullah SAW :

مَنْ سَلَكَ طَرِ يْقًا يَلْتَسِمُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ . رواه مسلم

Barang siapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR Muslim)

 

HAJI MABRUR BALASANNYA SURGA

Rasulullah Saw bersabda:

الحج المبرور ليس له الجزاء الا الجنة

“Haji yang mabrur tiada pahala yang lain (dari Allah Swt) kecuali surga” (HR. Bukhari Muslim)

Di dalam hadits lain juga disebutkan:

الحجاج والعمار وفدالله إن سألوا أعطوا وان دعوا أجيبوا وان أنفقوا أخلف لهم

 “Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan umroh adalah tamu-tamu Allah. Apabila mereka memohon, tentu diberi. Jika mereka berdoa, niscaya dikabulkan, dan jika mereka berbelanja (nafkah/ mengeluarkan uang), niscaya di ganti”

Bapak ibu hadirin yang dimuliakan Allah Swt. Ada 5 keistimewaan ibadah haji dibanding ibadah-ibadah yang lainnya.

1.    GABUNGAN 3 JENIS IBADAH

Keistimewaan ibadah haji yang pertama adalah bahwa haji merupakan gabungan tiga ibadah.

Ada ibadah badaniyah, yaitu ibadah yang menitikberatkan pada kekuatan badan seperti sholat atau puasa. Ada ibadah qolbiyah yang pengalamannya diperanutamakan oleh hati semisal niat dan dzikir, dan ada ibadah maliyah, dimana harta menjadi faktor dominan bagi kemungkinan terlaksananya ibadah tersebut, umpamanya zakat, infaq, shodaqoh dan lain sebagainya.

Adapun ibadah haji merupakan gabungan dari ketiganya. Haji adalah titik kumulasi dimana ibadah badaniyah, qolbiyah, dan maliyah bertemu menjadi satu. Badan ikut melaksanakan, hati ikut berperan dan harta pun turut menentukan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di ceraiberaikan.

(((ada yang badannya sehat, duitnya banyak, jalan-jalanya udah keliling eropa, tapi niatnya nga ada, maka nga berangkat. Ada yang badannya sehat, hatipun berhasyrat tapi jika biaya tidak ada, nga bakal kesampean)))

((haji kosasi: haji ongkos di kasih, haji abidin: haji atas biaya dinas, haji tomat; pergi haji tobat pulang haji kumat; haji agus: haji abis gusuran, haji yadi: haji biaya pribadi))

 

2.    TERIKAT TEMPAT DAN WAKTU KHUSUS

Adapun keistimewaan haji yang kedua adalah bahwa ibadah haji ini terikat pada konteks ruang dan waktu tertentu. Ibadah-ibadah yang lain, jika sudah datang waktunya, bisa dilakukan dimana saja. Puasa ramadhan bisa dilakukan dimana saja. Zakat pun kalau sudah samai nishabnya, mau dikeluarkan dimana saja boleh. Akan tetapi ibadah haji hanya bisa dilakukan di tempat tertentu  dan musim tertentu saja.

(((ada sih ka’bah2an dipondok gede, sa’i2an juga ada, jumroh-jumrohan juga ada, Cuma jumrohnya udah nga kaya gitu, disana udah besar 7 kali lipat)))

 

3.    PERTEMUAN UMAT ISLAM INTERNASIONAL

Keistimewaan yang ketiga adalah haji merupakan kongres Internasional Ummat Islam. Saat itu mereka menyaksikan ummat Islam dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai negara dan benua.

 

4.    NAPAK TILAS PERJALANAN DAKWAH RASULULLAH

Keistimewaan yang kempat, ibadah haji merupakan napak tilas dari sejarah hidup Rasulullah Saw. Maka dari itu sudah menjadi keharusan bagi jama’ah haji untuk mengunjungi Makam Rasulullah Saw, karena ada sebuah hadits mengatakan:

من حج ولم يزوروني فقد جفاني زومن زراني ميتا فكأنما زاراني حيا

“Barangsiapa pergi haji dan tidak menziarahi aku, maka ia telah mengecewakanku. Barangsiapa menziarahiku sesudah mati, maka seolah-olah ia telah menziarahiku di masa hidup(ku)”.

(((baca sholawat:

يانبي سلام عليك يارسول سلام سلام عليك

5.    MINIATUR AKHIRAT

Dan keistimewaan haji bagi ibadah yang lain (menurut imam al-Ghazali) adalah bahwa perjalanan ibadah haji seperti perjalanan menuju akhirat untuk bertemu Allah Swt. Haji merupakan miniatur kematian. Ketika mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga dan saudara, seakan akan mengucapkan selamat tinggal ketika sakarotul maut.

Seorang jama’ah haji ketika menyiapkan bekal untuk perjalanan seolah-olah menyediakan bekal untuk akhirat. Ketika mengingat jauhnya perjalanan yang akan di tempuh atau ada kekhawatiran ada halangan dan rintangan dalam perjalanan, maka perjalanan akhirat lebih jauh dari itu dan memiliki banyak rintangan seperti pertanyaan mungkar nakir dan siksa kubur. Ketika menggenakan pakaian ihrom yang serba putih, maka itu merupakan gambaran daripada seseorang yang sudah mati di balut dengan kain kafan. Ketika sa’i natara shafa dan marwah, itu menggambarkan betapa hati manusia menjadi panik dan gusar ketika diombang-ambing oleh neraca mizan di akhirat nanti, mana yang lebih berat dari keduanya itu. Ketika thawaf seolah-olah manusia dibangkitkan dari alam kubur menuju padang mashsyar. Dan ketika di padang Arafah, seolah-olah manusia dari mulai zaman Nabi Adam AS sampai manusia yang terakhir wafat pada hari kiamat kelak dikumpulkan di padang mahsyar.

Maka dari itu ibadah haji akan membangkitkan kesadaran primer seseorang; yaitu dari mana kita datang, dimana kita sekarang dan kemana kita akan kembali. Disaat kita merenung dipadang arafah yang terhampar luas, betapa kecilnya kita saat itu, disaat kita menanggalkan segalam macam status sosial kita.

 

A.  LURUSKAN NIAT

Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw bersabda : “berapa banyak perbuatan duniawi menjadi perbuatan ukhrowi karena niatnya yang baik, dan berapa banyak perbuatan ukhrowi menjadi perbuatan duniawi karena niatnya yang buruk”.

((sholat sendiri cepet, lewat mertua langsung dilama2in. Apalagi haji, orang sekampung nganter semua, perlu terus menerus meluruskan niat, agar selalu niat ibadah haji karena Allah swt))

Kalau niatnya udah kuat, nanti dalam perjalanan menjumpai hal-hal yang nga enak akan terasa nikmat.

Kenapa orang rela membayar jutaan rupiah, sampe sana harus berdesak-desakan? Tidur tidak teratur, iklimnya panas, tapi mengapa kita belum pernah dengan ada jama’ah haji kapok pergi haji. Ji, gimana kabar disana? Waduh tobat cukup sekali aja saya pergi kesana dan kamu jangan coba2 pergi ke sana. Sebaliknya yang sering kita dengan kerinduan, ya allaoh pada waktu thawaf wada air mata berlinang membasahi pipi dan bathi saya menjerit; ya alloh kapan saya bisa kembali lagi bertemu rumah-MU.

Sebagai bandingan kita bisa lihat ibu yang melahirkan anaknya, saat ibu dihadapkan pada perjuangan , antara hidup dan mati. Di tengah rasa sakit beliau tersenyum menyambut kelahiran anaknya.

(((kita mau pergi haji, bukan piknik, jadi touris, dll. Niatnya kita ibadah, nanti abis ibadah ngeliat yang kuning-kuning baru mampir, nukan tebalik)))

 

B.  SABAR

(((atos sunda jawa)

(((janjiann di tiang masjid)

Sabar ada 3: ketika taat, ketika meninggalkan maksiat dan dikala menghadapi musibah.

 

C.  PERBANYAK IBADAH

(((pake rumus aji mumpung. Mungkung kita dimekkah kita puas2in beribadah)))

Maka dari itu,  nabi besar Muhammad saw sebelum sholat selalu mengingatkan “ shollu solatalmuwaddi’” sholatlah kalian seolah – olah sholat ini adalah sholat perpisahan, bahwa setelah sholat ini bayangkan kalian akan dijemput oleh malaikat maut. Sehingga secara otomatis, kita akan sholat dengan sekhusyu’ khusyu’nya dan kita akan beribadah dengan sebaik – baik, yang akan kita persembahkan itu semua kehadirat Allah swt. Kalau ini dilakukan dalam ibadah kita, dalam pekerjaan kita, dalam kehidupan kita, insyaallah kita akan menjadi manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani, dan kita berharap menjadi manusia yang bahagia baik di dunia maupun diakhirat kelak. Amin amin ya rabbal alamin.

من صلى في مسجدي اربعين صلاة لا تفوته صلاة كتب له براءة من النار و براءة من العذاب و براءة من النفاق

“barangsiapa sholat dimajidku empat puluh waktu dan tidak terputus maka orang tersebut akan di tulis bebas dari api neraka dan bebas dari siksaan dan bebas dari munafiq”

صلاة في مسجدي هذا أفضل من الف صلاة فيما سواه إلا مسجد الحرام و صلاة في المسجد الحرام أفضل من مائة ألف صلاة فيما سواه

“sholat dimasjidku ini lebih utama 1000 kali dibanding sholat di masjid lainnya kecuali masjidil harom lebih utama 100.000 kali sholat dari pada masjid lainnya”.

((di Indonesia: sholat sendiri dapet 1 tapi sholat berjama’ah dapet 27 x))

 

KISAH SYA’BAN

Dahulu ada seorang shahabat Nabi yang bernama Sya’ban yang beliau sangat menyesal saat sakaratul maut. Al-Kisah Sya’ban ra ini memiliki kebiasaan unik. Dia datang ke masjid sebelum waktu shalat berjamaah. Ia selalu mengambil posisi di pojok masjid pada setiapa shalat berjamaah dan I’tikaf. Alasannya, selalu mengambil posisi di pojok masjid karena ia tidak ingin mengganggu atau menghalangi orang lain yang akan melakukan ibadah di masjid. Kebiasaan ini, sudah dipahami oleh semua orang bahkan Rasulullah sendiri.

Pada suatu pagi, saat shalat Subuh berjamaah akan dimulai, Rasulullah SAW merasa heran karena tidak mendapati Sya’ban ra pada posisi seperti biasanya. Rasul pun bertanya kepada jamaah yang hadir, apakah ada yang melihat Sya’ban? Tapi, tidak ada seorang pun yang melihat Sya’ban ra.

Shalat Subuh pun sengaja ditunda sejenak, untuk menunggu kehadiran Sya’ban. Namun yang ditunggu belum datang juga. Karena khawatir shalat Subuh kesiangan, Rasulullah pun memutuskan untuk segera melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Hingga shalat Subuh selesai pun Sya’ban belum datang juga.

Selesai shalat Subuh Rasul pun bertanya lagi “Apakah ada yang mengetahui kabar Sya’ban?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawab.

Rasul pun bertanya lagi “Apa ada yang mengetahui dimana rumah Sya’ban?” Seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia tahu persis dimana rumah Sya’ban. 

Rasulullah sangat khawatir terjadi sesuatu terhadap sahabatnya tersebut, ia meminta diantarkan ke rumah Sya’ban.  Perjalanan dari masjid ke rumah Sya’ban cukup jauh dan memakan waktu lama terlebih mereka menempuh dengan berjalan kaki.

Akhirnya, Rasulullah dan para sahabat sampai di rumah Sya’ban pada waktu shalat dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan). Sampai di depan rumah Sya’ban, beliau mengucapkan salam dan keluarlah wanita sambil membalas salam.

“Benarkah ini rumah Sya’ban?” Tanya Rasulullah.

“Ya benar, ini rumah Sya’ban. Saya istrinya.” jawab wanita tersebut.

“Bolekah kami menemui Sya’ban ra, yang tidak hadir shalat Subuh di masjid pagi ini?” ucap Rasul.

Dengan berlinangan air mata, istri Sya’ban ra menjawab “Beliau telah meninggal tadi pagi”.

“Innalilahi Wainnailaihiroji’un” jawab semuanya.

Satu-satunya penyebab Sya’ban tidak hadir shalat Subuh di masjid adalah karena ajal menjemputnya. Beberapa saat kemudian, istri Sya’ban ra bertanya “Ya Rasulullah ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia bertetiak tiga kali dengan masing-masing teriakan di sertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya”

“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasulullah.

“Dimasing-masing teriakannya, dia berucap kalimat ‘Aduh, kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang baru, aduh kenapa tidak semua,” jawab istri Sya’ban.

ليته كان بعيدا ليته كان جديدا ليته كان كاملا

Rasulullah SAW pun mendapatkan wahyu dan melantunkan ayat yang terdapat surah Qaaf ayat 22: “Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam”

Akhirnya Rasulullah Saw menjelaskan: “Saat Sya’ban ra dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah SWT. Bukan hanya itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah. Apa yang dilihat oleh Sya’ban ra (dan orang yang sakaratul maut) tidak bisa disaksikan yang lain. Dalam padangannya yang tajam itu Sya’ban ra melihat suatu adegan dimana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk shalatb berjamah lima waktu. Perjalanan sekitar tiga jam jalan kaki, tentu itu bukan jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya’ban ra diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-langkahnya ke masjid,” ujar Rasulullah.

Dia melihat seperti apa bentuk surga yang dijanjikan sebagai ganjarannya. Saat dia melihat dia berucap “Aduh mengapa tidak lebih jauh” timbul penyesalan dalam diri Sya’ban ra, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih indah. Dalam penggalan kalimat berikutnya Sya’ban ra melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin.

وكل خطوة تَمْشِيْهَا إلي الصلاة صدقةٌ (رواه مسلم)

“setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah”

كل خطوة يَخْطُوهَا إلي الصلاةِ يُكْتَبُ لَهُ بِها حَسَنَةً وَ يُمْحَى بِهَا سَيِّئَةٌ (رواه أحمد)

“setiap langkah menuju tempat shalat akan dicatat sebagai kebaikan dan akan menghapus dosa’.

Saat ia membuka pintu, berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang. Dia masuk ke dalam rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Dia memakai dua baju, Sya’ban memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar.

Dia berpikir jika kena debu tentu yang kena hanyalah baju yang luar dan sampai di masjid dia bisa membuka baju liuar dan shalat dengan baju yang lebih bagus. Ketika dalam perjalanan menuju masjid dia menemukan seseorang yang terbaring yang kedinginan dalam kondisi mengenaskan. Sya’ban pun iba dan segera membukakan baju yang paling luar lalu dipakaikan kepada orang tersebut kemudian dia memapahnya ke masjid agar dapat melakukan shalat Subuh bersama-sama.

Orang itupun selamat dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan shalat berjamaah. Sya’ban ra pun kemudian melihat indahnya surga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut. Kemudian dia berteriak lagi “Aduh!! Kenapa tidak yang baru” timbul lagi penyesalan dibenak Sya’ban ra. Jika dengan baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala besar, sudah tentu dia akan mendapatkan yang lebih besar jika dia memberikan pakaian yang baru.

Berikutnya, Sya’ban ra melihat lagi suatu adegan. Saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke dalam segelas susu. ketika baru saja ingin memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta sedikit roti karena sudah tiga hari perutnya tidak diisi makanan. Melihat hal itu, Sya’ban ra merasa iba. Ia kemudian membagu dua rotu tersebut dengan ukuran sama besar dan membagi dua susu ke dalam gelas dengan ukuran yang sama rata, kemudan mereka makan bersama-sama. Allah SWT kemudain memperlihatkan Sya’ban ra dengan surga yang indah.

Ketika melihat itupun Sya’ban ra teriak lagi “ Aduh kenapa tidak semua!!” Sya’ban ra kembali menyesal. Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis  tersebut, pasti dia akan mendapat surga yang lebih indah. Masya Allah, Sya’ban bukan menyesali perbuatanya melainkan menyesali mengapa tidak optimal.

 

MELESTARIKAN HAJI YANG MABRUR

Ciri-cirinya:

عمله بعد الحج خير من قبله

“amal perbuatannya setelah haji lebih baik dari sebelumnya”

Bagaimana cara menjaganya:

Yang pertama: sholatnya semakin berkualitas. Dengan menjaga waktu shalat, dilaksanakan dengan ikhlas dan khusyu. Apalagi dilakukannya dengan sholat berjama’ah dimasjid.

لبيك اللهم لبيك

Pergi haji ke tanah suci # memenuhi panggilan ilahi

Dengan penuh syukur di hati # bahagia tidak terperi

Semoga selamat di dalam bakti # mendapatkan ridho ilahi

 

Wahai saudara semua # berdoalah pada yang kuasa

Semoga yang pergi ibadah # pulang kerumah bertemu  keluarga

Rizki bertambah dan smakin berkah # rahmat ilahi datang berlimpah

 


Postingan populer dari blog ini

Kun Ma'allah

Sejarah Dzikrul Ghofilin

CERAMAH HAUL DAN KEHARUSAN BERGURU