Karakter Cinta
Cinta yang diajarkan Rasulullah Saw kepada para sahabat sebagai berikut:
1.
Cinta
kepada orang tua
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَسْتَأْذِنُهُ فِي الْجِهَادِ فَقَالَ أَحَيٌّ وَالِدَاكَ قَالَ نَعَمْ قَالَ
فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ
“Seseorang datang menghadap Nabi Saw seraya memohon izin ikut berperang.
Nabi Saw bertanya, ‘Apakah kedua orang tuamu masih hidup?.’ Orang itu menjawab,
‘Ya.’ Beliau bersabda, ‘Maka kepada keduanyalah kamu berperang (dengan berbakti
kepada mereka),’” (HR. Muslim. No. 4623).
2.
Cinta
kepada keluarga
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ
سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ
رَحِمَهُ
“Siapa saja yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan
dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan
(silaturahmi),” (HR. Muslim. No. 4638).
3.
Cinta
kepada sesama muslim
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحَاسَدُوا
وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ
عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو
الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى
هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ
الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ
حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ
“Janganlah kalian saling mendengki, janganlah kalian saling bermusuhan,
dan janganlah sebagian kalian menjual (menawar) di atas penjualan sebagian
lainnya. jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Orang Muslim itu saudara
Muslim lainnya; tidak boleh menzhaliminya, tidak boleh menghinakannya, dan
tidak boleh meremehkannya. Ketakwaan itu ada di sini -- beliau menunjuk ke arah
dadanya sebanyak tiga kali--. Cukuplah keburukan seseorang jika ia meremehkan
saudaranya yang muslim. Setiap orang Muslim bagi Muslim lainnya itu haram
darahnya, harta bendanya dan kehormatannya,” (HR. Muslim. No. 4650).
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي
تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى
مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang
dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa
sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan
demam,” (HR. Muslim. No. 4685).
4.
Cinta
kepada orang-orang saleh
عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ
كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ
يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا
طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ
تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
“Sesungguhnya perumpamaan berkawan dengan orang saleh dan berkawan
dengan orang jahat adalah seperti seorang penjual minyak wangi (misk) dan
seorang peniup dapur tukang besi. Penjual minyak wangi, dia mungkin akan
memberikan kamu atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapatkan aroma
harum darinya. Tetapi peniup dapur tukang besi, mungkin dia akan membakar
pakaianmu atau kamu akan mencium bau yang tidak sedap,” (HR. Muslim. No.
4762).
5.
Cinta
kepada anak-anak
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا
جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
“Siapa sja
yang membiayai dua anak perempuan sampai keduanya baligh, maka orang itu datang
pada hari Kiamat bersamaku.’ Beliau merapatkan jemari tangannya,” (HR.
Muslim. No. 4765).
6.
Cinta
kepada tetangga
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً
فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ
“Wahai Abu
Dzar, bila kamu memasak lauk pauk, maka perbanyak kuahnya, dan berilah
tetangga-tetanggamu,” (HR. Muslim. No. 4758).
7.
Cinta
kepada binatang
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عُذِّبَتْ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا
حَتَّى مَاتَتْ فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ لَا هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَسَقَتْهَا
إِذْ هِيَ حَبَسَتْهَا وَلَا هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ
“Seorang wanita disiksa di neraka sebab kucing.
Dia menyekapnya sampai mati, sehingga dia pun masuk neraka karena telah
menyakiti kucing tersebut. Dia tidak memberinya makanan dan minuman saat
menyekapnya, dan juga tidak melepaskannya supaya memakan serangga, binatang
darat lainnya’,” (HR. Muslim. No. 4749).
8.
Cinta
Allah kepada hambanya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا
جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ قَالَ فَيُحِبُّهُ
جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ قَالَ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ
الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ وَإِذَا أَبْغَضَ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَيَقُولُ
إِنِّي أُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضْهُ قَالَ فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي
فِي أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضُوهُ قَالَ
فَيُبْغِضُونَهُ ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي الْأَرْضِ
“Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan
memanggil Jibril dan berkata, ‘Sesungguhnya Aku mencintai si fulan maka
cintailah dia!.’ Jibril pun mencintainya. Kemudian dia menyeru para penghuni
langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia!.’ Para
penghuni langit pun mencintainya. Kemudian dia diterima di bumi. Dan apabila
Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan berkata,
‘Sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah dia!.’ Jibril pun
membencinya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit, ‘Sesungguhnya Allah
membenci si fulan, maka bencilah kepadanya.’ Para penghuni langit membencinya.
Kemudian kebencianpun merambat ke bumi’,” (HR. Muslim. No. 4772).
9.
Seseorang
akan bersama orang yang dicintainya
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
كَيْفَ تَرَى فِي رَجُلٍ أَحَبَّ قَوْمًا وَلَمَّا يَلْحَقْ بِهِمْ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“Rasulullah
Saw bertanya, ‘Apa yang telah kamu persiapkan menghadapi (hari Kiamat)?.’ Lelaki
itu menjawab, ‘Cinta Allah dan Rasul-Nya.’ Rasulullah Saw bersabda, ‘Kamu akan
bersama orang yang kamu cintai’.” (HR. Muslim. No. 4779).