Nasihat Gus Arif

 Allah Swt berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. [Ar-Ra’d/13:11]

 

Kata “anfusihim” itu adalah jiwa. Kalau sudah bicara jiwa berarti bicara hati. Hati itu sulit di baca. Di mana hati itu. Ada yang mengatakan jantung adalah hati. Tetapi ada juga yang mengatakan mudqgah, qolb, dll.

Jiwa itu adalah kesatuan daripada jantung, mudghah, dan qolab itu?.

Kalau bicara masalah hati, berarti yang harus di rubah kalau kita ingin berubah adalah niat. Allah maha mengetahui atas segala yang kita niatkan.

Jadi hati yang harus berubah, bukan pikiran.

Hati yang harus di rubah bukan pikiran.

Kalau niat kita karena Allah, maka hidup kita akan berubah. Yaqinnya lebih disempurnakan, imannya disempurnakan.

Kepada kita sering gagal? Karena yaqin dan iman kita masih kurang.

Allah Swt telah berfirman:

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ  وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ  وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Keyakinan itu harus penuh, harus husnuzhan terus, harus positif thinking terus.

Jangan terlalu berpatokan segalanya dengan akal kita. Karena akal kita ini banyak kemasukan setannya, bisa dari ilmu ataupun kepinteran kita.

مَنْ ازْدَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ هُدًى لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلاَّ بُعْدًا

Barang siapa ilmunya bertambah, namun tidak dibarengi dengan bertambahnya petunjuk (ketakwaan), maka ia semakin jauh dari Allah

Hidayah itu adanya di dalam hati. Maka dari itu kita  memohon kepada Allah hidayah yang banyak, bukan ilmu yang banyak. kalau ilmu yang banyak, nanti otaknya yang makin pinter tapi hidayah nga masuk.

 

Ujung dari amalam kita itu nanti adalah taalluq billah/ketergantungan kepada Allah. Dan tidak bisa taaluq kalau belum mahabbah/ cinta. Dan tidak bisa mahabbah/cinta kalau belum taqarrub/mendekatkan diri kepada Allah.

Jadi urutannya itu adalah Taqrrub, mahabbah, taalluq.

Taqarrub/ mendekatkan diri kepada Allah bisa dengan zikir dan shadaqah sampai menjadi kebiasaan, sampai menjadi mahabbah dan setelah itu mencapai taalluq billah.

Kalau lagi susah nyerah saja kepada Allah...

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Artinya bukan untuk beribadah, kalau diartikan beribadah, maknanya masih luas, tapi artinya ayat ini adalah “untuk menyembah kepada Allah/menghamba kepada Allah.. Bagaimana menyembah Allah/ menghamba kepada Allah? Caranya dengan memperbanyak zikir, shadaqah, syukur, ridha kepada Allah, dsb.

Karena orang yang yang mau menyembah kepada Allah/ menghamba kepadanya biscaya hidup dan matinya akan dijamin oleh Allah Swt. 


Gus Arif bercerita bagaimana ia menyenangkan kedua orangtuanya dengan mengahajikannya sampai puluhan kali padahal mereka berdua termasuk orang kaya dikampungnya.

Baru terasa sekarang, bahwa hibah berupa tanah dari orangtuanya ke gus arif bisa bernilai ratusan milyar rupiah.

Intinya kita ini harus menyenangkan kedua orangtua dan guru walaupun mereka dalam keadaan mampu.

Gus Arif bercerita pernah menyenangkan gus mik dengan menginap di 7 hotel. Padahal gus mik orang kaya dan membawa koper yang isinya uang yang begitu banyak, tetapi gus arif tidak menginginkan uang itu keluar.

Gus miek pernah minta diantar kepinggir laut ternyata beliau berkomunikasi dengan nabi Hidir AS.

Gus miek juga pernah ziarah keluar batang, akan tetapi tidak langsung masuk kepemakaman malah memilih untuk duduk diwarung kopi, dan ternyata beliau malau disamperin  habib husain shohibul maqom. Ketika gus Arif menawarkan gus miek untuk masuk kepemakaman, gus miek bilang, “tidak perlu, kan habib husain tadi sudah kesini".

Jadi kuncinya agar hidup berkah maka senangi guru dan orang tua, lalu berhusnudzhan  kepada Allah Swt. dengan cara mengosongkan hati kita daripada selain Allah dan terus di isi dengan Asma Allah al-Husna.

ﻛﻦ ﻣﻊ ﻟﻠﻪ ﻓﺈ ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﻣﻊ اﻟﻠﻪ ﻛﻦ ﻣﻊ ﻣﻦ ﻣﻊ ﻟﻠﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺼﻴﻠﻚ ﻟﻰ ﻟﻠﻪ.

“ Jadikanlah dirimu bersama Allah, jika kamu belum bisa menjadikan dirimu bersama Allah maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yang telah bersama Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkanmu kepada Allah”. (HR. Abu Daud ).

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ ۗوَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚوَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,

أنَا اللهُ لآ إِلهَ إِلاَّ أَنَا مَنْ لَمْ يَشْكُرْ عَلَى نَعْمَآئِي وَلَمْ يَصْبِرْ عَلَى بَلآئِي وَلَمْ يَرْضَ بِقَضَآئِي فَلْيَتَّحِذْ رَبًّا سِوَآئِي

Artinya:Aku Allah, tiada Tuhan melainkan Aku; siapa tidak bersyukur atas nikmat-nikmat pemberian-Ku, tidak bersabar atas ujian-Ku dan ridla terhadap kepastian qadla-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku.

Sebagai orang yang beriman, kita diperintahkan untuk berbaik sangka kepada Allah Ta’alayang telah menciptakan kita. Dialah yang mengetahui apa yang terbaik bagi para hamba-Nya.

Banyak dalil tentang sikap berbaik sangka seorang hamba kepada Allah Ta’ala.Salah satunya adalah yang ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي؛ فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً.

“Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Aku berdasarkan pada prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku akan selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya, maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia berdzikir mengingat-Ku dalam suatu jama’ah, maka Aku akan sebut-sebut dia dalam jama’ah yang lebih baik dari mereka. Jika ia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Jika ia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Apabila ia mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan jalan cepat.” (HR. Al-Bukhari).

Begitu juga dengan balasan Allah Ta’ala tergantung atas prasangka seorang hamba kepada-Nya.Jika seorang hamba berbaik sangka maka ia akan mendapatkan kebaikan, dan jika ia berprasangka buruk maka ia akan mendapatkan keburukan.Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman,

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنْ ظَنَّ بِيْ خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ.

“Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berbaik sangka, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Jika berprasangka buruk, maka ia mendapatkan keburukan.” (HR. Ahmad).

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana (keburukan) yang menimpamu, maka dari Allah, dan apa saja bencana (keburukan) yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi” (QS. An-Nisaa`: 79).

Kata gus miek, dengan terus membaca zikrul ghafilin, menjadi sebab seseorang menjadi sugih,  syaratnya satu yaitu terus husnudzhan kepada Allah.

gus arif berpesan, kalau bisa tambah lagi tawasulnya kepada Malaikat Mikail dan nabi Sulaiman AS.

Suatu saat Taufik akan punya sekolah sendiri seperti almanar, begitu tutup nasihat dan doa gus arif. semoga Qobul ya Allah...Amin.

(20-12-2019)

Barangsiapa bermimpi Nabi sebanyak 40 x maka ia adalah waliyullah. Adapun perempuan cukup 29 x maka ia sudah waliyullah. Caranya bagaimana? yaitu membaca 1000 surat fatihah di hadiahkan khusus untuk Nabi Muhammad Saw dan tentu diiringi dengan membaca 10000 Shalawat.

Cara Allah Swt memberikan rizki tidak selalu kita harus berjalan dan berdiri, terkadang dengan DUDUK pun, Allah bisa memberikan banyak rizki. Jadi jangan risau dengan rizki. Bahkan banyak orang yang duduk menjadi sumber rizki. Tidak mesti menjadi DAI Millenial untuk mendatangkan rizki yang banyak. Orang yang duduk itu tidak mesti tidak kerja. Boleh bekerja, boleh ngurus sekolah, tapi hati terus dan banyak berzikir kepada Allah Swt. Nikmati zikir Yaqinkan zikir kita Dengan banyak berzikir insya Allah selain turun keberkahan juga bisa menjauhkan seseorang dari  maksiat kepada Allah Swt.

(14-09-2019)

Kita ini sering mengucapkan kalimat Allah Akbar tetapi kurang memahami filosofis daripada kalimat Allah Akbar tersebut. Kalimat Allahu Akbar ini artinya adalah Allah Maha Besar yang berarti Allah Maha Besar dari segalanya dan yang lain kecil.

Katakan pada penyakit kita yang ada di badan. “hai penyakit saya punya Allah” Allah lebih besar dari segalanya, keluarlah engkau dari perut ku”.

Begitu juga jika kita mengalami kesusahan dan kesulitan, “hal kesusahan dan kesulitan saya punya/ ada Allah”. Maka jangan bilang aduh apalagi ngeluh, nanti malah ditambah ‘nyungsep’ oleh Allah Swt, naudzubillah min dzalik.

Maka keimanan dan ketauhidan kita kepada Allah harus terus diperbaiki. Iman kepada Allah harus terus naik, jika tidak bisa naik maka minimal dalam keadaan stabil, jangan sampai turun.  Selalu istiqomah dalam iman dan selalu istiqomah dalam yaqin. Jangan malu kalau minta kaya kepada Allah Swt. Malaikat itu menunggu doa-doa kita dan bertanya apakah nanti setelah diberikan kekakayaan akan bermanfaat dengan kekayaan itu atau tidak?. Makanya kita berdoa minta kepada Allah minta kaya dan manfaat.

Maka harus istiqomah dalam berzikir baik alfatihan maupun shalawat. Tetapkan waktu yang khusus yang kira kira kita bisa istiqomah dalam berzikir pada waktu tersebut. Dan jika kita sering lalai sehingga kita tidak istiqomah dalam waktu tersebut, itu tandanya kita menuhankan perkara dunia yang membuat kita lalai.

Dan kalau urusan Allah tiba, maka kita harus cepat-cepat menunaikan urusan Allah tersebut agar Allah juga cepat dalam memenuhi kebutuhan dan urusan kita. Maka cepat dalam melaksanakan ketaatan dan cepat dalam meninggalkan kemaksiatan.

Ketika kita berzikir (shalawat atau fatihah) dan kita mendapati diri kita dalam keadaan khusyu maka cepatlah berdoa pada waktu tersebut, karena itu adalah waktu diijabahnya doa. Waktu khusu itu tidak banyak, kalau kita berzikir satu jam, paling kita bisa khusyu selama lima menit saja. Maka banyakilah waktu khusyu itu, hayatilah fatihan dan shalawatnya, berdoalah saat engkau khusyu dan saat menghayati zikir tersebut agar doa cepat diijabah oleh Allah Swt.

Kalau menjadi murid gus Arief harus PEDE, harus KUAT, karena kita bersandar kepada Allah Swt melalui guru mulia.

(15-08-2019)

Pastikan kita selalu dalam posisi husnudzon (berbaik sangka) kepada Allah Swt. Karena Allah itu tergantung persangkaan hambanya,

 أنا عند ظن عبد بي .

 Jika persangkaannya baik maka kebaikan yang ia akan dapatkan dan sebaliknya. 

Sebenarnya Allah itu menginginkan kemudahan-kemudahan bagi hamba-Nya,

 يريد الله بكم اليسرى

Allah itu tidak ingin hamba-Nya dalam keadaan susah. Maka seyogyanya hati orang yang beriman itu harus selalu dalam keadaan tenang dan senang

 وانزل السكينة في قلوب المؤمنين

dengan selalu berhusnudzon kepada Allah Swt, karena Allah menginginkan hamba-hambanya dalan keadaan mudah, tenang dan senang. Kalau ada kesusahan, kegundahan, kesedihan, maka itu bukan datang dari Allah tapi dari dari manusia sendiri فمن نفسك. Kenapa? Karena ia bersuudzhan kepada Allah Swt sehingga mereka mendapatkan hal yang demikian.

Maka kalau menjadi orang yang beriman itu harus FULL HUSNUDZHAN, FULL YAQIN kepada Allah Swt. Ulama Sufi banyak belajar dari peristiwa thaif, bagaimana Rasulullah salam keadaan susah, menderita, didzalimi tapi tetap berdoa kepada orang yang di dzaliminya  dengan doa minta hidayah kepada Allah untuk mereka dengan doa

اللهم اهد قومي فإنهم لايعلمون

(17-07-2019)

Allah Swt berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. [Ar-Ra’d/13:11]

Kata “anfusihim” itu adalah jiwa. Kalau sudah bicara jiwa berarti bicara hati. Hati itu sulit di baca. Di mana hati itu. Ada yang mengatakan jantung adalah hati. Tetapi ada juga yang mengatakan mudqgah, qolb, dll.

Jiwa itu adalah kesatuan daripada jantung, mudghah, dan qolab itu?.

Kalau bicara masalah hati, berarti yang harus di rubah kalau kita ingin berubah adalah niat. Allah maha mengetahui atas segala yang kita niatkan.

Jadi hati yang harus berubah, bukan pikiran.

Hati yang harus di rubah bukan pikiran.

Kalau niat kita karena Allah, maka hidup kita akan berubah. Yaqinnya lebih disempurnakan, imannya disempurnakan.

Kepada kita sering gagal? Karena yaqin dan iman kita masih kurang.

Allah Swt telah berfirman:

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ  وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ  وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Keyakinan itu harus penuh, harus husnuzhan terus, harus positif thinking terus.

Jangan terlalu berpatokan segalanya dengan akal kita. Karena akal kita ini banyak kemasukan setannya, bisa dari ilmu ataupun kepinteran kita.

مَنْ ازْدَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ هُدًى لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلاَّ بُعْدًا

Barang siapa ilmunya bertambah, namun tidak dibarengi dengan bertambahnya petunjuk (ketakwaan), maka ia semakin jauh dari Allah

Hidayah itu adanya di dalam hati. Maka dari itu kita  memohon kepada Allah hidayah yang banyak, bukan ilmu yang banyak. kalau ilmu yang banyak, nanti otaknya yang makin pinter tapi hidayah nga masuk.

Ujung dari amalam kita itu nanti adalah taalluq billah/ketergantungan kepada Allah. Dan tidak bisa taaluq kalau belum mahabbah/ cinta. Dan tidak bisa mahabbah/cinta kalau belum taqarrub/mendekatkan diri kepada Allah.

Jadi urutannya itu adalah Taqrrub, mahabbah, taalluq.

Taqarrub/ mendekatkan diri kepada Allah bisa dengan zikir dan shadaqah sampai menjadi kebiasaan, sampai menjadi mahabbah dan setelah itu mencapai taalluq billah.

Kalau lagi susah nyerah saja kepada Allah...

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Artinya bukan untuk beribadah, kalau diartikan beribadah, maknanya masih luas, tapi artinya ayat ini adalah “untuk menyembah kepada Allah/menghamba kepada Allah.. Bagaimana menyembah Allah/ menghamba kepada Allah? Caranya dengan memperbanyak zikir, shadaqah, syukur, ridha kepada Allah, dsb.

Karena orang yang yang mau menyembah kepada Allah/ menghamba kepadanya biscaya hidup dan matinya akan dijamin oleh Allah Swt.

(07-12-2019)

Shalat istikharah kemudian membaca syahadat 3 kali tan nafas lalu membaca surat fatihah lalu membuka al-Qur'an secara acak bebas alu hitung 7 baris dari atas lalu baca artinya, maka itulah petunjuk dari Allah. Kalau masih kurang yakin, maka hitunglah di kedua lembar kiri dan kanan al-Qur'an tersebut, maka yang paling banyak huruf Kho' (Khair) atau huruf Sya' (Syar)nya.  Seseorang ketika bermimpi harus bisa membedakan antara petunjuk dan nafsu. Terkadang bermimpinya seperti "nafsu" padahal sebenarnya  ia di suruh menimba ilmu lagi, contohnya.  Maka usahakan tidur dalam posisi menghadap kiblat dan usahakan tidur setelah lelah berzikir kepada Allah Swt.

(13-10-2019)


Postingan populer dari blog ini

Kun Ma'allah

Sejarah Dzikrul Ghofilin

CERAMAH HAUL DAN KEHARUSAN BERGURU