Teladan 2 Nabi

 Di dalam al-Qur'an hanya ada dua Nabi yang diberi julukan "uswatun hasanah"(suri tauladan yang baik), yang pertama adalah Nabi Muhammad Saw dan yang kedua adalah Nabi Ibrahim AS. Allah Swt berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. (QS. 33:21) dan pada ayat yang lain Allah Swt bewrfirman:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

Sesungguhnya telah ada suritauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia. (QS Al Mumtahanah [60]:4).

Kenapa hanya dua Nabi saja yang dijuluki 'uswatun hasanah'?. Karena bukan hanya individu Nabinya saja yang patut di tauladani dan di contoh, tetapi anaknya, istrinya, dan keluarganya juga patut dicontoh dan ditiru oleh ummatnya.

Contohnya Nabi Ibrahim, beliau punya dua anak yang bernama Ismail dan Ishaq. Istrinya bernama Sarah dan Hajar, mereka dibina dan dibimbing dengan baik sehingga menjadi wanita yang shalihah dan kedua putranya menjadi Nabi dan Rasul. Nabi Ismail menjadi simbol kesolehan dan ketaatan kepada Allah Swt dan orang tua karena rela mengorbankan dirinya demi mematuhi perintah Allah Swt dalam peristiwa udhiyah yang sekarang di kenang dan masuk dalam salah satu wajib haji yaitu jumroh ula, wustho dan Aqobah.

يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Nabi Ismail berkata kepada bapaknya: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"

Begitu juga dengan Nabi Muhammad Saw, beliau mempunyai istri yang merupakan ummahatul Mu'minin dan dari anaknya Fatimah Azzahro lahirlah cucu-cucu yang sholeh dan sholehah.

Keberhasilan dalam memimpin keluarga terkadang sering dijadikan salah satu kriteria kesuksesan seseorang. Betapa banyak public figure yang sukses dalam karir dan bisnis, tetapi gagal dalam memimpin rumah tangga. Berapa banyak diantara mereka yang anaknya terlibat narkoba atau tindak kriminal lainnya. Berapa banyak anak yang merasakan kurang kasih sayang kedua orangtuanya. Sang ayah sibuk berbisnis dan sang ibu juga punya kesibukan yang sama, sehingga anak-anak mengalami sindrom broken-home, tidak kerasan dirumah. Mereka mencari tempat-tempat yang mereka tidak dapatkan dirumah sehingga banyak yang terjerumus kepergaulan yang membawa kepada banyak persoalan.

Nabi Muhammad Saw tidak pernah mengatakan “terlalu sibuk” untuk urusan keluarga. Padahal beliau adalah orang yang super sibuk. Beliau adalah pemimpin negara, pemimpin militer yang telah memimpin 19 perang besar selama hidupnya, ia juga seorang guru yang mendidik para shahabat, ia juga seorang pengusaha, juga seorang hakim yang menyelesaikan berbagai masalah ditengah masyarakat dan ia juga seorang imam sholat lima waktu di masjid Nabawi. Tetapi beliau tetap menjadi ayah yang baik pada anak-anaknya dan suami yang sholeh kepada istri-istrinya dan selalu mengatakan:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَ هْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى

Sebaik-baik kamu adalah yang yang paling baik kepada keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku (HR. Ibnu Asakir).

Bagaimana caranya agar kita dapat mengikuti jejak Nabi Muhammad Saw dan Nabi Ibrahim. Yang pertama bagi para suami/kepala keluarga, niatkan semua yang kita perbuat untuk keluarga adalah ibadah karena Allah Swt.

إنَّكَ لَنْ تُنفِقَ نفقةً تَبْتَغِيْ بِهَا وَجْهَ اللهِ إلاَّ أُثِبْتَ عَلَيْهَا

"Tidaklah kamu memberi satu nafkah. yang kamu niatkan untuk mengharap Ridha Allah Swt, kecuali kamu akan diberi pahala atasnya".

Begitu juga istri. taat, patuh, dan homatnya istri kepada suami, harus diniatkan ibadah karena Allah Swt.

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا. دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّة شَاءَتْ.

“Jika seorang istri melaksanakan Shalat lima waktu, lalu menjaga kemaluannya/ kehormatannya dan taat kepada suaminya, maka ia akan masuk surga melalui pintu mana saja yang ia sukai.”

Ujian dan cobaan dalam keluarga bisa terjadi kepada siapa saja, terlepas dia itu soleh atau tidak. Bahkan Nabi Muhammad Saw yang merupakan makhluk yang paling dicintai oleh Allah swt-pun mendapatkan ujian dan cobaan yang datangnya silih berganti.

Seluruh anak Nabi, meninggal dunia pada saat Nabi masih hidup kecuali satu orang saja yaitu Fatimah Azzahra. Anak laki pertamanya yang bernama Qasim, meninggal ketika usianya mencapai 2 tahun. Kemudian Anak lakinya Abdullah meninggal ketika usianya 1 tahun, dan anak lakinya Ibrahim meninggal ketika berusia 1 tahun 10 bulan. Ini ujian yang berat. Seorang ayah yang menanti-nanti keturunan dari sang istri yang mengandung selama 9 bulan, akhirnya anak-anak itu dipanggil oleh Allah swt pada usia yang masing sangat belia.

Belum lagi anak perempuan Nabi Muhammad saw, yang  bernama Zainab, Ruqayyah dan Ummu kulsum, mereka semua meninggal dunia setelah beranjak dewasa dan setelah melangsungkan pernikahan. Mereka semua meninggal dunia, kala Nabi masih hidup. Bagaimana kalau ini terjadi kepada kita sebagai seorang ayah yang menyaksikan langsung kematian anak-anaknya. Ditinggal mati oleh satu anak saja seakan akan kita tidak sanggup menghadapinya, sedangkan Rasulullah Saw, 6 anaknya diwafatkan oleh Allah swt kala Nabi masih hidup. Itu adalah ujian untuk Nabi akhir zaman, ujian kepada Nabi yang walaupun ditimpa musibah tetap totalitas keimanannya terjaga kepada Allah swt.

Maka dari itu Nabi sering diolok-olok oleh orang kafir dengan sebutan abtar yaitu orang yang terputus garis keturunannya. Karena seluruh anak laki-laki Nabi, meninggal pada usia yang masih sangat belia, sedangkan waktu itu (pada masa jahiliyyah) seorang anak laki-laki menjadi kebanggaaan keluarga. Karena Nabi sering diolok-olok oleh orang kafir,  Nabi menjadi sedih, sehingga turunlah surat al-Kautsar yang juga merupakan syariat untuk melaksanakan shalat dan berkurban pada hari iedul adha dan hari tasyriq. Allah berfirman:

إِنَّا أَعْطَيْنَكَ الْكَوْثَر فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلأَبْتَر

Yang artinya : (1)Sungguh, kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak, (2) maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah, (3) Sungguh, orang-orang yang membencimu justru dialah yang abtar’ (karena)  terputus (dari rahmat Allah swt)

Di dalam surat ini : Allah swt memberi semangat, motivasi  kepada Nabi Muhammad Saw yang sering ditimpa musibah, yang pertama, wahai Muhammad  walaupun engkau sering ditimpa musibah, ingatlah bahwa engkau juga telah banyak mendapatkan nikmat dari Allah swt. Yang kedua, maka dari itu walaupun engkau ditimpa musibah tetaplah engkau mendirikan shalat dan berkurban sebagai rasa syukur kepada Allah swt. Dan ayat ketiga, Allah Swt  memberi semangat kepada Nabi Muhammad saw. Wahai Nabi biarlah mereka mengolok–olokmu dengan perkataan ‘abtar’ karena justru yang ‘abtar’ adalah mereka semua, karena mereka “abtar”/ telah terputus dari rahmat Allah swt.

Mudah-mudahan kita diberikan keluasan rizki agar bisa berkurban pada hari ini. Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa telah melaksanakan qurban, setelah orang itu keluar dari kubur nanti, ia akan menemukan qurbannya berdiri di atas kuburannya, rambut qurban itu terdiri dari belahan emas, matanya dari yaqut, kedua tanduknya dari emas pula. Lalu ia terheran-heran dan bertanya, ‘Siapa kamu ini? Aku belum pernah melihat sesuatu seindah kamu.’ Hewan itu menjawab, “Aku adalah qurbanmu yang engkau persembahkan di dunia sekarang naiklah ke atas punggungku”. Kemudian ia naik dan berangkatlah mereka sampai naungan Arasy, di langit yang ketujuh” Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), “Perbesarlah qurban-qurban kalian, sebab qurban itu akan menjadi kendaraan-kendaraan dalam melewati jembatan AshShirat menuju surga” (HR Ibnu Rif’ah).

Postingan populer dari blog ini

Kun Ma'allah

Sejarah Dzikrul Ghofilin

CERAMAH HAUL DAN KEHARUSAN BERGURU