Maulid Nabi

MUQADDIMAH

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحَمْدُ لِلَّهِ الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا، وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ الله الَّذِي بَعَثَهُ بِالحَقِّ بَشِيْرًا وَ نَذِيْرًا، وَ دَاعِيًا إِلَى اللهِ بِإِذْنِهِ وَ سِرَاجًا مُنِيْرًا. اللهم صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا وَ مَوْلَانَا  مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَصحبِه وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

قال الله تعالى :  أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا وقال تعالى : وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ.

صَدَقَ اللهُ العَظِيْمُ وَبَلَّغَ النَّبِيُ الكَرِيْمُ وَ نَحْنَ عَلَى ذلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ  وَ الشَّاكِرِيْنَ وَ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.

اَمَّا بَعْدُ:حَضْرَةَ المُكَرَّمِيْنَ وَ المُحْتَرَمِيْن رحمكم الله

Yang kami hormati para alim ulama, tokoh masyarakat serta para hadirin yang dimuliakan Allah Swt.Yang kami muliakan para tamu–tamu Rasulullah, calon calon penghuni syurganya Allah Swt.

Dari hati yang paling dalam marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Allah swt., Allah yang maha pengasih yang kasihnya tak pilih kasih, Allah yang maha penyayang yang sayangnya tiada terbilang.  Dimana pada detik ini masih menghamparkan nikmat kepada kita, Alhamdulillah.  diantaranya nikmat  Iman, Islam,  ni’mat sehat walafiat, panjang umur, sehingga kita dapat hadir ditempat yang insya Allah pernuh dengan berkah ini.

Mudah-mudah kita semua yang hadir pada acara ini mendapatkan berkah, keluarga makin sakinah, anak-anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah, rizikinya melimpah ruah, mudah-mudahan kita bisa umroh ke baitullah mekkah, bisa ziarah kemakan Rasulullah di Madinah, mudah-mudah kita Istiqomah sampai akhir hayat dan mati husnul khotimah dan  masuk surga tanpan hisab dengan mendapat syafaat dari baginda nabi besar Muhammad Saw. Amin Ya Robbal Alamin.

Dengan memperingati maulid Nabi besar Muhammad Saw ini mudah-mudahan dicatet sebagai tanda cinta kita kepada baginda Nabi Besar Muhammad Saw. Dan kita tidak bosan-bosan memperingatinya, setiap kita memperingati semoga makin tambah cinta kita kepada Nabi Besar Muhammad Saw. Mengapa demikian, karena yang kita peringati adalah seorang pemimpin besar, pemimpin agama, pemimpin ummat seluruh dunia, yang dipilih dan diangkat langsung oleh Allah Swt, pemimpin dan sekaligus penutup para Nabi dan Rasul. Dia adalah seorang yang paling dekat dengan Allah, yang namanya diabadikan berdampingan dengan-Nya: Lailahaillah Muhammadurrosulullah dan dialah yang membawa rahmat bagi seluruh alam sebagaimana firman Allah Swt:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ.

‘tidaklah kamu mengutus engkau (wahai Muhammad) kecuali untuk memberi rahmat/ kasih sayang kepada seluruh alam.

MAANFAAT PERINGATAN MAULID

Dalam menghadiri acara seperti maulid Nabi Muhammad saw ini (isro mi’roj, nisfu syaban, nuzulul qur’an, muharroman, dll) sebaiknya kita tanamkan 4 niat didalam hati kita sebelum menghadiri acara ini:

1.  SILATURAHIM

Siapa diantara kita yang ingin rizkinya dimudahan dan umurnya dipanjangkan oleh Allah?. Yang tidak jawab berarti tidak mau rizki? Kalau mau maka perbanyaklah silaturahmi.

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi),”

2.  MENUNTUT ILMU

Abu Hurairah ini sepeninggal Nabi Muhammad, ia menjadi seorang pengajar, duduk mengajarkan kepada murid-muridnya tentang hadits yang ia peroleh langsung dari Nabi Muhammad Saw, makanya ia merupakan shahabat yang paling banyak meriwatkan hadits. Ia mengatakan kepada murid-muridnya:

جُلُوْسُكَ سَاعَةً فِي مَجْلِسِ العِلْمِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ رَكَعَة

Duduknya kalian satu jam atau sebentar saja di majlis ilmu itu lebih baik daripada sholat 1000 rokaat.Sekarang saya tanya, kira-kira bapak ibu sudah pernah belum sholat dalam satu waktu 1000 rokaat?.Boro boro... sholat tawawih aja milih masjid. Mana nih masjid yang paling cepet selesainya. 

3.  SYIAR ISLAM DAN MENGHIDUPKAN SUNNAH RASUL

Jika kita niatkan untuk syiar Islam dan menghidupkan sunnah Rasul maka bapak/ibu akan mendapatkan pahala yang besar disisi Allah Swt, sebagaiman sabda Rasululullah Saw:

مَنْ اَحْيَا سُنَّتِي عِنْدَ فَسَادِ اُمَّتِي فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ شَهِيْد

Barangsiapa menghidupkan sunnah sunnahku pada saat rusaknya ummatku maka baginya pahala orang yang mati syahid. (misykatul mashobih: 176)

Ini bukan bidah. Tapi ulama – ulama dulu itu sangat kreatif bagaimana cara mengumpulkan jama’ah dalam satu tempat. Ditempat itulah mereka bisa memberikan mauizah hasanah kepada ummatnya. Maka dibuatlah maulid, isro mi’roj, dll.

Untuk manggil orang shalat pakai bedug. Bedugnya tanda azan. kentongan tanda qomat. Ini cara waalisongo berdakwah di Indonesia.  

4.  CINTA KEPADA RASULULLAH SAW

Ada suatu kisah. Saat itu nabi didatangi oleh seorang shahabat. Lalu tiba tiba ia bertanya:  “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah Saw?” Rasulullah Saw  bertanya kembali, “memang apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari kiamat tersebut?” orang tersebuta berkata:  “cinta Allah dan cinta rasulnya” kata Nabi: “(kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang dicintainya.”

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَ

Kalau kamu cinta kepada Allah, cinta kepada Nabi, maka insya Allah kamu nanti di hari kiamat, di padang mahsyar, akan bersama Nabi Muhamamad Saw.

Makanya Anas bin Malik ketika mendengar hadits ini dia langsung bergembira, dan langsung berkata:  “kalau begitu aku mencintai Nabi Muhammad Saw, Abu Bakar Shiddiq, dan Umar bin Khattab. Aku berharap bisa bersama mereka (nanti di akhirat) karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalam mereka.” (HR. Bukhari no. 3688)

Kalau yang kita cintai, kita idolai adalah Nabi, maka nanti dipadang mahsyar kita akan dibangkitkan bersama Nabi. Tapi kalau yang diidolai artis dangdut, maka kita dibangkitkan sedang joget bersama jupe dan ayu tingting. Naudzubillahi miz dzalik. Kalau yang diidolai adalah pemimpin kafir, maka mereka akan dibangkitkaan bersama mereka dan mintalah syafaat kemereka. Naudzubillahi min dzalik.

 4 TANDA CINTA KITA KEPADA NABI MUHAMMAD SAW: 

  1. TANDA CINTA YANG PERTAMA ADALAH SELALU MENYEBUT NAMA NABI MUHAMMAD SAW

إِذَا اَحَبَّ النَّاسَ فَلْيُكْثِرْ مِنْ ذِكْرِهِ

“Jika seorang cinta kepada seorang maka ia akan sering menyebutnya”

Maka kalau kita cinta kepada Nabi, perbanyaklah membaca shalawat. Kalau kita membaca istigfar mungkin kita hanya mendapatkan ampunan saja dari Allah, tapi kalau baca shalawat, ada tiga keuntungan untuk kita:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرا صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيْئَاتٍ وَ رُفِعَتْ لَهُ عَشْر ُدَرَجَاتٍ

          “Barangsiapa yang beshalawat kepadaku sekali, (yang pertama) maka Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali, (yang kedua) akan di hapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, dan (dan yang ketiga) akan ditinggikan baginya sepuluh derajat”

Pernah ada cerita shahabat yang bernama ka’ab bin malik bertanya kepada Rasulullah Saw:

يا رسول الله إني أكثر الصلاة عليك فما أجعل لك من صلاتي ؟ قال : ما شئت قلت : الربع ؟ قال : ما شئت وإن زدت فهو خير . قلت : النصف ؟ قال : ما شئت وإن زدت فهو خير لك . قلت : الثلثين ؟ قال : ما شئت وإن زدت فهو خير . قلت : أجعل لك صلاتي كلها قال : إذا يكفي همك ويغفر ذنبك

Ka’ab bin Malik berkata: “Saya berkata; wahai Rasulullah, sungguh saya telah memperbanyak baca shalawat kepadamu, lalu seberapa banyak saya jadikan shalawat saya kepadamu di dalam doa saya ?, beliau menjawab: “Terserah kamu”, ia berkata: “seperempat ?”, beliau menjawab: “Silahkan saja, dan jika kamu tambah maka akan lebih baik”. Saya berkata: “setengahnya ?”, beliau menjawab: “Silahkan saja, dan jika kamu tambah maka akan lebih baik bagimu”. Saya berkata: “Dua pertiga ?”. beliau menjawab: “Silahkan saja, dan jika kamu tambah maka akan lebih baik”. Saya  berkata: “Akan saya tujukan shalawatku kepadamu pada semua waktu”. Beliau menjawab: “Kalau begitu, maka akan dicukupkan semua keinginanmu, dan dosamu akan diampuni”.

Terkabulnya do’a jika didahului dengan shalawat atas Rasulullah Saw sebagaimana hadits:

كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوْبٌ حَتَّى يُصَلَّى عَلَى الَّنَبِىّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ

Setiap do’a masih terhalang hingga diucapkan shalawat kepada Nabi Saw

Shalawat dari Allah berarti Allah memberi rahmat, kalau dari malaikat berarti malaikat memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat.

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ ثُمَّ تَفَرَّقُوا مِن غير ذكر الله وصلاة على النبي صلى الله عليه و سلم إلا قاموا عَنْ أَنْتن من جيفة

Ketika sekelompok orang berkumpul lalu berpisah (bubar) tanpa berzikir kepada Allah dan shalawat untuk Nabi Saw mereka berdiri dalam kondisi berbau busuknya bangkai. (HR. Abu Dawud)

Memangnya shalawat dan salam yang kita ucapkan kepada Nabi, akan sampai kepada Nabi?

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص م  مِنْ فَضْلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيْه خُلِقَ أَدَمُ وَ فِيْهِ قُبِضَ وَ فِيْهِ النُّفْخَةُ وَ فِيْهِ الصَّعْقَةُ فَأّكْثِرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ فِيْهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوْضَةٌ عَلَيَّ  قَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ وَ كَيْفَ تُعْرَضُ عَلَيْكَ صَلَاتَنَا وَ قَدْ أُرِمْتَ ؟ فَقَالَ إِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَىَّ الأَرْضَ أَنْ تَأْكُلَ أَجْسَادَ الأَنْبِيَاءِ (متفق عليه)

Rasulullah Saw bersabda: “Harimu yang paling utama adalah hari jum’at. Pada hari itulah Adam diciptakan dan pada hari itu pula dicabut rohnya serta pada saat itu pula ditiupkan sangsakala dan dimatikan semua manusia. Karena itu perbanyaklah shalawat atasku dan bacaan (shalawat) itu akan dibacakan kepadaku. Para shahabat bertanya: Wahai Rasulullah bagaimana cara shalawat itu disampaikan kepadamu padahal pada saat itu jasadmu telah hancur luluh. Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah Azza wajalla telah melarang bumi memakan jasad para Nabi.” (Muttafaqun Alaih)

Ada seseorang murid mengahadap salafussoleh, ia menginginkan untuk dapat bermimpi bertemu nabi  Muhammad saw. Tetapi aneh,  ulama  itu malah menganjurkan bagi dia untuk makan ikan yang banyak  tetapi setelah makan jangan minum air. Benar, ketika malam hari ia bermimpi di dalam tidurnya, tapi bukan mimpi Rasul tapi mimpi dia seakan akan berada ditengah danau dan ia sedang meminum air danau itu sepuas – puasnya, karena sebelum tidur ia merasa kehausan karena belum minum air semenjak makan ikan tadi.

Setelah pagi hari ia menghadap lagi kegurunya, ia bercerita bahwa ia tidak memimpikan Rasul seperti apa yang ia inginkan, malah ia memipikan danau yang sangat jernih airnya dan miminum air danau sepuas - puasnya.

Apa jawab guru :  jawab guru :

إِذَا كَانَ اشْتِيَاقُكَ اِلَى الرَّسُوْلِ كَا شْتِيَاقِكَ اِلَى الْمَاءِ فَسَتَرَاكَ الرَّسُوْل

kalau kamu merindukan Rasul SAW saat itu seperti kamu merindukan air untuk minum, maka kamu akan bermimpi bertemu nabi Muhammad saw.”

صلى الله على محمد صلى الله عليه وسلم

يَانَبِي سَلَام عَلَيْكَ يَا رَسُوْل سَلَام سَلاَم عَلَيك

يَاحَبِيْب سَلَام عَلَيْك صَلَوَاتُ الله عَلَيْكَ

اَنْتَ شَمْسٌ اَنْتَ بَدْرٌ اَنْتَ نُوْرٌ فَوْقَ نُوْرِ

اَنْتَ اِكْسِيْرُ وَ غَالِي اَنْتَ مِصْبَاحُ الصُّدُوْرِ                             

  
  1. TANDA CINTA YANG KEDUA ADALAH MENGIKUTI SEGALA YANG DILAKUKAN OLEH NABI MUHAMMAD SAW

مَنْ أَحَبَّ شَخْصًا قَلَّدَهُ

Dalam maqolah dikatakan: “Barangsiapa cinta kepada seseorang maka ia akan menirunya atau mengikutinya”

NABI ADALAH ORANG YANG KAYA RAYA

Nabi Muhammad dilahirkan pada tanggal 12 Robiul Awal. Memang Nabi di lahirkan dalam keadaan yatim dan dalam keadaan miskin, begitu juga ketika meninggal dunia, nabi meninggal dalam keadaan miskin, karena nabi tidak meninggalkan apapun kecuali 7 dirham saja. Seluruh hartanya termasuk baju perangnya sudah diserahkan seluruhnya untuk kepentingan kaum muslimin.

Tetapi walaupun demikian, bukan berarti masa remaja dan masa mudanya beliau dilalui dengan kemiskinan. Bahkan sebaliknya, nabi Muhammad Saw ketika  remaja dan masa mudanya, beliau adalah orang yang sangat produktif dan orang yang sangat kaya.

Nabi Muhammad Saw merintis karirnya sebagi pengembala ternak pada umur 8 tahun.  pekerjaan mengembala ternak ini ternyata memberikan pelajaran yang berarti kepada Nabi Muhammad tentang manajemen yang baik, dan seorang anak kecil dilatih untuk bertanggung jawab dan dipupuk jiwa kepemimpinannya. Diantaranya, biasanya para pengembala harus mampu mengarahkan ternaknya kepadang gembalaan yang subur. Disamping itu, pengembala juga harus mengendalikan hewan ternaknya agar tidak tersesat, dan pengembala juga harus melindungi ternaknya dari gangguan binatang buas ataupun pencuri. Pengembala juga mempunyai banyak waktu untuk perenungan berbagai hal, misalnya tentang masyarakat disekitarnya, tentang alam dan tentang Tuhannya.

Pada umur 12 tahun, nabi mulai merintis karirnya di perdagangan. Saat itu nabi menjadi karyawannya abu thalib. Untuk menyertai pamannya berdagang ke Negara syiria dan Jordan. Selama menjadi karyawan beliau sangat menekuni usaha itu dengan baik dan jujur, sehingga ketika berumur 16 tahun beliau sudah beberapa kali keliling jazirah arab sehingga memiliki banyak relasi, baik di Mekkah maupun diluar Mekkah.

Kemudian ketika berumur 17 tahun, Nabi Muhammad memulai usahanya sendiri, sehingga ia bukan lagi menjadi karyawan biasa, tetapi saat itu, ia menjadi manager, ia menjadi manager perdagangannya Khadijah. Ia mengambil dagangan dari seeorang janda kaya di Mekkah saat itu yang bernama Khadijah, lalu ia menjualnya. Wilayah perdagangannya meliputi Yaman, Syiria, Basrah, Irak, Jerash di Jordania, Bahrain dan kota kota lainnya. Dengan demikian di usia muda, nabi telah berkeliling dunia, nabi telah menjadi pedagang regional, karena perdagangannya meliputi hampir seluruh jazirah Arab.

Pada umur 25 tahun, Nabi sudah sangat mapan. karena kejujurannya dan usaha yang selalu meningkat membuat Khadijah tertarik. Sehingga pada usia itu, nabi menikah dengan Khadiah. Dan nabi memberi mahar beberapa ekor onta untuk Khadijah. Ketika menikah dengan Khadijah, nabi bukan lagi menjadi karyawan, dan bukan lagi menjadi manager, tetapi sudah menjadi pemimpin perusahaan. Ia dan Khadijah menangani segala yang ia rintis dari remaja bersama Khadijah. Sehingga usahanya semakin meningkat dan meningkat. Bukan karena kerja kerasnya saja tetapi karena kejujurannya.

Pada masa muda, nabi sudah menyandang predikat al-amin yang berarti jujur, amanah dan bertanggung jawab, predikat ini bukan dari dirinya sendiri dan bukan dari Allah swt sebagai wahyu, tetapi predikat ini datang dari masyarakat sekitarnya.

Saat itu, jika seseorang ingin menitipkan uang ataupun barang maka yang dicari adalah Muhammad Saw. Makanya ketika terjadi konflik di Mekkah yang melibatkan beberapa Qabilah tentang siapa yang paling berhak meletakkan hajar aswad ketempat semula, Muhammadlah yang menyelesaikan konflik itu.  Karena ia sangat jujur dan sangat adil. Dan Nabi sudah sangat dikenal oleh masyarakatnya sebelum ia diangkat menjadi utusan Allah.

Menjelang umur 40 tahun, nabi memulai karirnya dengan menjadi investor. Bukan ia lagi yang bekerja untuk mendapatkan uang, tetapi uang yang bekerja untuk dirinya. Pada saat itu, nabi sudah mencapai apa yang diistilahi oleh para ekonom dengan ‘kebebasan waktu dan uang’. Ia sudah cukup banyak memiliki karyawan untuk mendagangkan usahanya. Sehingga ia mulai memiliki banyak waktu untuk memikirkan kondisi dirinya dan masyarakatnya. Beliau mulai sering menyendiri (uzlah) di gua hira, merenungi dirinya, siapa Tuhannya, dan merenungi masalah akhlaq dan sosial yang ada pada masyarakatnya,. Hal ini terus ia lakukan sampai ia mendapatkan wahyu yang pertama. Sejak itulah beliau memulai periode baru dalam hidupnya sebagai seorang utusan Allah.

NABI SEBAGAI USWATUN HASANAH (SURI TAULADAN)

Di dalam al-Qur'an hanya dua Nabi yang menggunakan kata "uswatun hasanah". Yaitu Nabi Muhammad Saw dan Nabi Ibrohim AS. Allah Swt berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”. (QS. 33:21)

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia”.

Kenapa hanya dua Nabi saja yang menggunakan 'uswatun hasanah'?. karena yang kedua nabi ini, bukan hanya dirinya saja yang patut di tauladani dan di contoh, tetapi keluarganya, anak dan istrinya juga patut di contohi.

Nabi Ibrahim punya dua anak yang bernama Ismail dan Ishaq. Istrinya Saroh dan Hajar dibina dengan baik dan menjadi wanita yang shalihah. Kedua orang putranya menjadi Nabi dan Rasul. Ismail menjadi contoh kesolehan dan ketaatan kepada Allah dan orang tua dengan rela mengorbankan dirinya demi mematuhi perintah Allah Swt dalam peristiwa udhiyah yang sekarang di kenang dengan lemparan jumroh di Mina.

Begitu juga dengan Nabi Muhammad Saw, ia mempunyai istri yang merupakan ummahatul Mu'minin dan anaknya Fatimah yang melahirkan cucu-cucu yang sholeh dan sholehah.

Berbeda dengan nabi yang lain, misalnya Nabi Adam yang mempunyai anak bernama Qabil, ia membunuh saudaranya yang bernama Habil. Nabi Nuh memiliki anak yang bernama Kan'an yang durhaka dan tidak mau mengikuti ajaran bapaknya, sehingga mati ditenggelamkan oleh Allah Swt. Nabi Luth, istrinya durhaka, penganut homoseksual dan mati di adzab oleh Allah Swt.

Nabi kita, Nabi Muhammad Saw merupakan teladan bagi ummatnya. Beliau disamping pemimpin militer, seorang pengusaha, seorang guru, beliau juga merupakan pemimpin keluarga yang harmonis. Beliau adalah seorang ayah yang baik pada anak-anaknya dan seorang suami yang baik pada istri-istrinya.

  1. BUKTI CINTA KEPADA NABI YANG KETIGA ADALAH DENGAN MENJAGA WARISANNYA. APA ITU WARISANNYA?

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنَ لَنْ تَضِلُّ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ  بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةِ نَبِيِّهِ

                “ Aku meninggalkan untuk kalian dua perkara dan kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh pada keduanya yaitu kitabullah (al-Qur’an) dan Sunnah Nabi (hadits).

Bagaimana caranya, yaitu dengan menjalankan perinta-perintahnya, perintah Allah dan Rasulnya, contohnya adalah perintah untuk sholat berjama’ah di masjid.

أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( صَلَاةُ اَلْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ اَلْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat berjama'ah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian." Muttafaq Alaihi.

أَثْقَلُ اَلصَّلَاةِ عَلَى اَلْمُنَافِقِينَ: صَلَاةُ اَلْعِشَاءِ, وَصَلَاةُ اَلْفَجْرِ, وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat yang paling berat bagi orang-orang munafik ialah sholat Isya' dan Shubuh. Seandainya mereka tahu apa yang ada pada kedua sholat itu, mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak." Muttafaq Alaihi.

SELURUH MANUSIA DI AKHIRAT AKAN MENYESAL

Nanti di alam akhirat seluruh manusia akan menyesal. Termasuk ahli ibadah sekalipun menyesal kenapa tidak melakukan ibadah terbaik sehingga bisa mendapatkan surga yang lebih indah lagi. Apalagi orang-orang yang lalai seperti orang yang tidak shalat, tidak puasa, tidak zakat, dan lain sebagainya, terlebih lagi orang kafir yang menyesal dan meminta kepada Allah agar dikembalikan lagi keduan;

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنَ

“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “ya Tuhanku kembalikan aku (kedunia) (QS. Al-Mu’minun : 99)

 

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِنَا سَوْفَ نُصْلِيْهِمْ نَارًا ۗ كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُوْدُهُمْ بَدَّلْنٰهُمْ جُلُوْدًا غَيْرَهَا لِيَذُوْقُوا الْعَذَابَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَزِيْزًا حَكِيْمًا

Sesungguhnya orang-orang yang kufur kepada ayat-ayat Kami kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain agar mereka merasakan (kepedihan) azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (An-Nisa': 56)

Bahkan karena pedihnya adzab yang di terima oleh orang kafir, mereka memohon agar tidak menjadi manusia tapi di kembalikan ke asalnya yaitu menjadi tanah.

يَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنتُ تُرَاباً

Berkata orang kafir: Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah.” QS.an-Naba’:40

Mereka juga memohon kepada Allah:

فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلآ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ

"Ya Rabb-ku, tangguhkan kematianku ini sehingga saya dapat bersedekah dan saya akan menjadi orang shalih”

Berapa banyak manusia yang sudah meninggal dunia memohon kepada Allah Swt untuk minta dihidupkan kembali kedunia walau sekejap saja hanya untuk bersujud kepada Allah Swt.

KISAH SYA’BAN

Dahulu ada seorang shahabat Nabi yang bernama Sya’ban yang beliau sangat menyesal saat sakaratul maut.Al-Kisah Sya’ban ra ini memiliki kebiasaan unik.Dia datang ke masjid sebelum waktu shalat berjamaah.Ia selalu mengambil posisi di pojok masjid pada setiapa shalat berjamaah dan I’tikaf. Alasannya, selalu mengambil posisi di pojok masjid karena ia tidak ingin mengganggu atau menghalangi orang lain yang akan melakukan ibadah di masjid. Kebiasaan ini, sudah dipahami oleh semua orang bahkan Rasulullah sendiri.

Pada suatu pagi, saat shalat Subuh berjamaah akan dimulai, Rasulullah SAW merasa heran karena tidak mendapati Sya’ban ra pada posisi seperti biasanya. Rasul pun bertanya kepada jamaah yang hadir, apakah ada yang melihat Sya’ban?Tapi, tidak ada seorang pun yang melihat Sya’ban ra.

Shalat Subuh pun sengaja ditunda sejenak, untuk menunggu kehadiran Sya’ban.Namun yang ditunggu belum datang juga.Karena khawatir shalat Subuh kesiangan, Rasulullah pun memutuskan untuk segera melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Hingga shalat Subuh selesai pun Sya’ban belum datang juga.

Selesai shalat Subuh Rasul pun bertanya lagi “Apakah ada yang mengetahui kabar Sya’ban?”Namun tidak ada seorang pun yang menjawab.

Rasul pun bertanya lagi “Apa ada yang mengetahui dimana rumah Sya’ban?”Seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia tahu persis dimana rumah Sya’ban. 

Rasulullah sangat khawatir terjadi sesuatu terhadap sahabatnya tersebut, ia meminta diantarkan ke rumah Sya’ban.  Perjalanan dari masjid ke rumah Sya’ban cukup jauh dan memakan waktu lama terlebih mereka menempuh dengan berjalan kaki.

Akhirnya, Rasulullah dan para sahabat sampai di rumah Sya’ban pada waktu shalat dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan). Sampai di depan rumah Sya’ban, beliau mengucapkan salam dan keluarlah wanita sambil membalas salam.

“Benarkah ini rumah Sya’ban?” Tanya Rasulullah. “Ya benar, ini rumah Sya’ban.Saya istrinya.” jawab wanita tersebut. “Bolekah kami menemui Sya’ban ra, yang tidak hadir shalat Subuh di masjid pagi ini?” ucap Rasul. Dengan berlinangan air mata, istri Sya’ban ra menjawab “Beliau telah meninggal tadi pagi”. “Innalilahi Wainnailaihiroji’un” jawab semuanya.

Satu-satunya penyebab Sya’ban tidak hadir shalat Subuh di masjid adalah karena ajal menjemputnya. Beberapa saat kemudian, istri Sya’ban ra bertanya “Ya Rasulullah ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia bertetiak tiga kali dengan masing-masing teriakan di sertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya”

“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasulullah.

“Dimasing-masing teriakannya, dia berucap kalimat ‘Aduh, kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang baru, aduh kenapa tidak semua,” jawab istri Sya’ban.

ليته كان بعيدا ليته كان جديدا ليته كان كاملا

Rasulullah SAW pun mendapatkan wahyu dan melantunkan ayat yang terdapat surah Qaaf ayat 22: “Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam”

Akhirnya Rasulullah Saw menjelaskan: “Saat Sya’ban ra dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah SWT. Bukan hanya itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah.Apa yang dilihat oleh Sya’ban ra (dan orang yang sakaratul maut) tidak bisa disaksikan yang lain. Dalam padangannya yang tajam itu Sya’ban ra melihat suatu adegan dimana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk shalatb berjamah lima waktu. Perjalanan sekitar tiga jam jalan kaki, tentu itu bukan jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya’ban ra diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-langkahnya ke masjid,” ujar Rasulullah.

Dia melihat seperti apa bentuk surga yang dijanjikan sebagai ganjarannya. Saat dia melihat dia berucap “Aduh mengapa tidak lebih jauh” timbul penyesalan dalam diri Sya’ban ra, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih indah. Dalam penggalan kalimat berikutnya Sya’ban ra melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin.

وكل خطوة تَمْشِيْهَا إلي الصلاة صدقةٌ (رواه مسلم)

“setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah”

Saat ia membuka pintu, berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang. Dia masuk ke dalam rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya.Dia memakai dua baju, Sya’ban memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar.

Dia berpikir jika kena debu tentu yang kena hanyalah baju yang luar dan sampai di masjid dia bisa membuka baju liuar dan shalat dengan baju yang lebih bagus.Ketika dalam perjalanan menuju masjid dia menemukan seseorang yang terbaring yang kedinginan dalam kondisi mengenaskan.Sya’ban pun iba dan segera membukakan baju yang paling luar lalu dipakaikan kepada orang tersebut kemudian dia memapahnya ke masjid agar dapat melakukan shalat Subuh bersama-sama.

Orang itupun selamat dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan shalat berjamaah.Sya’ban ra pun kemudian melihat indahnya surga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut.Kemudian dia berteriak lagi “Aduh!!Kenapa tidak yang baru” timbul lagi penyesalan dibenak Sya’ban ra. Jika dengan baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala besar, sudah tentu dia akan mendapatkan yang lebih besar jika dia memberikan pakaian yang baru.

Berikutnya, Sya’ban ra melihat lagi suatu adegan. Saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke dalam segelas susu. ketika baru saja ingin memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta sedikit roti karena sudah tiga hari perutnya tidak diisi makanan. Melihat hal itu, Sya’ban ra merasa iba.Ia kemudian membagu dua rotu tersebut dengan ukuran sama besar dan membagi dua susu ke dalam gelas dengan ukuran yang sama rata, kemudan mereka makan bersama-sama. Allah SWT kemudain memperlihatkan Sya’ban ra dengan surga yang indah.

Ketika melihat itupun Sya’ban ra teriak lagi “ Aduh kenapa tidak semua!!” Sya’ban ra kembali menyesal. Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis  tersebut, pasti dia akan mendapat surga yang lebih indah. Masya Allah, Sya’ban bukan menyesali perbuatanya melainkan menyesali mengapa tidak optimal.

KISAH TSA’LABAH

Menjaga istiqomah bukanlah hal mudah. Banyak tokoh yang gagal dikisahkan dalam Alquran.

Tsalabah Ibn Hathib al-Anshari adalah contoh orang yang gagal menjaga sikap istiqamahnya. Dia membuat Allah geram atas sifat kikirnya. Empat ayat diturunkan Allah untuk mengingatkannya dan mengingatkan umat Muslim lainnya di seluruh penjuru dunia.

Suatu hari Tsa'labah dikisahkan datang menghadap Rasulullah. Tanpa basa-basi dia minta Rasulullah untuk memohon kepada Allah supaya dia dianugerahi rezeki. Namun, Rasulullah menolak permintaan tersebut.

Meskipun demikian, Tsa'labah tidak bosan-bosannya mendesak Rasulullah untuk memenuhi maunya. Doakanlah kepada Allah agar Dia memberiku harta kekayaan, pinta Tsa'labah.

أن قليلاً من المال يؤدي شكره خير من كثير لا يستطيع شكره.

Meski kerap ditolak, Tsa'labah memohon sekali lagi. Namun, kali ini pun Rasulullah menolak kembali. A"pakah kamu tidak senang menjadi manusia seperti Nabi Allah? Demi Zat yang men-guasai diriku, andaikan aku ingin agar gunung itu berjalan di sampingku sebagai emas dan perak, niscaya ia melakukannya," tutur Rasulullah.

Untuk meluruhkan hati Rasulullah, Tsa'labah kemudian mengucapkan sumpahnya. "Demi Zat yang telah mengutusmu dengan hak. Jika engkau memohon kepada Allah, lalu Dia memberiku harta kekayaan, niscaya aku akan memberikan hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya,"ujarnya.

فكان رد ثعلبة أن حلف بالله -عز وجل- لئن آتاه مالاً ليؤتين كل ذي حق حقه،

Rasullulah memegang janji Tsa'labah. Dia akhirnya mengamini keinginan Tsa'labah dan berdoa untuk Tsa'labah agar Allah memberikannya rezeki dan memberkahinya. "Ya Allah, anugerahkanlah harta kekayaan kepada Tsa'labah, ujar Nabi.

Allah memenuhi doa Rasulullah, sehingga akhirnya Tsa'labah mendapatkan seekor unta dan domba.Tsa'labah sangat senang. Setiap hari dia berusaha menggemukkan ternaknya, membuat ternaknya bisa menghasilkan susu yang banyak untuk bisa dijual. Tsa'labah masih teguh bersikap istiqamah saat memenuhi panggilan jihad pada Perang Badar.

Seusai perang, dia kembali pada ternaknya. Dia menggembalakannya, menggemukkan yang kurus, dan membesarkan yang kecil. Harinya semakin sibuk seiring bertambahnya jumlah ternak yang dimilikinya. Mereka beranak pinak bak belatung hingga Madinah menjadi penuh sesak.

Akibatnya, dia dan ternaknya menyingkir dan tinggal di sebuah lembah dekat Madinah sehingga dia masih bisa shalat Zhuhur dan Ashar dengan berjamaah. Sedangkan, shalat lainnya dilakukannya sendirian.

Ternaknya terus bertambah dan dia menjadi sangat sibuk. Akhirnya, Tsa'labah mulai meninggalkan shalat Jumat. Dia hanya menemui orang-orang yang lewat padang gembalaannya untuk menuju shalat Jumat di Masjid Madinah dan hanya untuk menanyakan kabar.

Kemudian turun ayat

خُذ مِن أَموالِهِم صَدَقَةً تُطَهِّرُهُم وَتُزَكّيهِم بِها

" Ambillah zakat dari harta mereka, Zakat itu akan bisa mensucikan mereka"

Akhirnya nabi mengutus 2 orang untuk mengambil zakat dari tsa’labah. Tapi tsa’labah tidak mau memberi. Tsa'labah bersikap kikir. Dia menghindari kewajiban berzakat. "Ini hanyalah pajak, ini adalah semacam pajak. Aku tidak tahu, apa ini? Pergilah sehingga selesai tugasmu, nanti kembali lagi kepadaku," elak Tsa'labah kepada utusan Rasulullah.

Kabar ini sampai ke telinga Nabi dan membuatnya gusar. Maka, Allah kembali menurunkan firmannya dalam surah at-Taubah ayat 75-77 yang berisi sindiran kepada orang-orang yang sebelumnya berikrar akan menyedekahkan sebagian hartanya jika dikaruniai oleh Allah berupa kekayaan, tetapi setelah diberi kekayaan mereka justru menjadi kikir dan berpaling. Karena sikap seperti itu, Allah kemudian menanamkan kemunafikan pada hati mereka sampai tiba ajal sebab mereka telah memungkiri ikrar dan berdusta.

وَمِنْهُم مَّنْ عَٰهَدَ ٱللَّهَ لَئِنْ ءَاتَىٰنَا مِن فَضْلِهِۦ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.

فَلَمَّآ ءَاتَىٰهُم مِّن فَضْلِهِۦ بَخِلُوا۟ بِهِۦ وَتَوَلَّوا۟ وَّهُم مُّعْرِضُونَ

Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).

Ketika ayat itu disampaikan Rasulullah kepada para sahabatnya, ada salah seorang kerabat Tsa'labah yang ikut mendengar dan kemudian menyampaikan hal itu kepada Tsa'labah yang menjadi kalang kabut.Dia pun pergi menemui Nabi dan memohon agar beliau mau menerima zakat darinya.

Namun, Nabi tak mau menerimanya. Sesungguhnya Allah melarangku untuk menerima zakatmu. Kemudian, Tsa'labah yang sangat menyesal melaburi kepalanya dengan tanah. Lalu, Rasulullah berkata kepadanya, Inilah amalanmu. Aku telah memerintahkan sesuatu kepadamu, tetapi engkau tidak mau mematuhiku.Hingga Rasulullah dan para khalifah tidak menerima sedikit pun zakatnya.

DOA

Ya Allah, ya tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kami.  Ya Allah ampunilah dosa guru-guru kami, berilah kami ilmu yang barokah dan manfaat baik di dunia maupun di akhirat. Ya Allah, ampuni dosa pasangan hidup kami, bimbinglah keluarga kami sehingga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, keluarga yang saling memotivasi untuk terus meningkatkan ibadah kepada Allah Swt. Ya Allah. ampuni dosa anak-anak kami, bimbing mereka dengan hidayah-Mu agar menjadi anak yang sholeh dan sholehan, anak yang berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya, anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya, anak yang berguna bagi masyarakat, agama dan bangsanya.  Ya Allah, ampuni dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat baik yang masih hidup maupun yang telah tiada.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِي يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kecintaan-Mu, dan kecintaan orang yang mencintai-Mu, serta amalan yang menyampaikanku kepada kecintaan-Mu. 

اَللّهُمَّ اِنَّانَسْأَ لُكَ زِيَادَةً فِى الدِّ يْنِ، وَبَرَكَةً فِى الـْعُمُرِ وَصِحَّةً فِى الـْجَسَدِ وَسِعَةً فِى الرِّ زْقِ وَتَوْبَةً قَـبْلَ الـْمَوْتِ وَشَهَادَةًعِنْدَالـْمَوْتِ وَمَغْـفِرَةً بَعْدَالـْمَوْتِ وَعَفْوًا عِنْدَ الـْحِسَابِ وَاَمَانًامِنَ الـْعَذَابِ وَنَصِيـْبًامِنَ الـْجَنَّةِ وَارْزُقْـنَا النـَّظَرَاِلى وَجْهِكَ الـْكَرِيْمِ.

Ya Allah kami memohon kepada-Mu bertambahnya terus keimanan kami dalam beragama, mendapatkan umur yang berkah, badan yang sehat, riziki yang luas, dapat bertaubat sebelum meninggal dunia, dapat bersyahadat sketika datang kematian, dan memdapatkan ampunan setelah kematian, dan mendapatkan pemaafan saat dihisab dan aman terbebas dari azb neraka dan mendapatkan bagian di surga dan berilah kami karuniamu agar bisa memandang Dzat-Mu yang Mulia di surga Nanti.

Ya Allah ya Tuhan kami, matikanlah kami dalam keadaan iman, matikan kami dalam keadaan islam dan matikan kami dalam keadaan husnul khotimah, jangan matikan kami dalam keadaan su’ul khotimah. Masukkanlah kami kedalam surga-Mu tanda dihisab bersama orang–orang yang engkau cintai, jangan masukkan kami kedalam nerakamu karena kami tidak mampu atas azab-Mu yang sangat pedih.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Ya Allah, Kami memang telah mendhalimi diri kami dengan banyaknya dosa yang telah kami perbuat, dan jika hari ini engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami maka kami menjadi orang yang merugi. Ya Allah jangan jadikan kami termasuk orang yang merugi.

رَبَّناَ تَقَبَّلْ مِناَّ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ, وَ تُبْ عَلَيْناَ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سيدنا  مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و سلم و الحمد لله رب العالمين

 

 

Postingan populer dari blog ini

Kun Ma'allah

CERAMAH HAUL DAN KEHARUSAN BERGURU

Sejarah Dzikrul Ghofilin