Madrasah Ramadhan

Baru saja kita berpisah dengan bulan suci Ramadhan. Ada rasa bahagia bercampur sedih. Bahagia, karena kita telah berhasil melewati hari-hari dibulan suci Ramadhan dengan amalan-amalan yang mulia. Kita juga bersedih, karena hari-hari yang penuh dengan rahmat dan maghfirah serta dilipatgandakannya pahala kebajikan telah meninggalkan kita semua. Rasulullah Saw bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِيْ رَمَضَانَ لَتَمَنَّى أَنْ تَكُوْنَ الشُّهُوْرُ كُلَّهَا رَمَضَانَ

"Andaikan ummatku tahu apa yang tersembunyi dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka akan mengharapkan seluruh bulan dalam setahun menjadi bulan Ramadhan".

Maasyirol Muslimina Rohimakumullah

Waktu berlalu begitu cepat, umur terus berkurang menuju kepada kematian. Maka di alam akhirat seluruh manusia akan menyesal. Apalagi orang kafir dan orang lalai, Allah Swt berfirman:

 حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنَ

“Apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “ya Tuhanku kembalikan aku (kedunia) (QS. Al-Mu’minun:99)

فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلآ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ

“"Ya tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sekejap saja. Sehingga aku dapat bersedekah dan aku ingin menjadi orang saleh"

Berapa banyak manusia yang sudah meninggal, di alam kubur mereka memohon kepada Allah Swt agar dihidupkan kembali kedunia hanya untuk menempelkan keningnya ke tanah untuk bersujud kepada Allah Swt dan sungguh penyesalan tidak lagi berguna. Sebesar apapun penyesalan yang mereka ungkapkan tidak akan mampu merubah keadaan mereka pada hari penyesalan itu.

Selama satu bulan penuh kita telah menjalani pendidikan dan pelatihan di Madrasah Ramadhan. Selama menempuh pendidikan, kita tidak hanya dididik untuk memperbaiki hubungan dengan Allah ta’ala. Tapi juga dilatih untuk memperbaiki hubungan dengan sesama hamba.

Ramadhan tiada lain adalah madrasah yang menempa diri kita menjadi pribadi yang lebih baik. Kemarin kita ditempa dengan berbagai kurikulum dan pelajaran-pelajaran antara lain:

Pertama, takwa. Tujuan utama dari puasa adalah la’allakum tattaquun. Artinya, puasa Ramadhan diwajibkan agar menjadi wasilah bagi kita untuk meraih ketakwaan. Ketika berpuasa, kita mendekatkan diri kepada Allah dengan meninggalkan syahwat makan, minum dan syahwat-syahwat lainnya. Kita melakukan hal itu tiada lain karena kecintaan kita kepada Allah lebih besar daripada kecintaan kita kepada diri kita sendiri. Di bulan Ramadhan, kita dilatih untuk mempuasakan seluruh anggota badan. Mata berpuasa sehingga tidak melihat yang haram. Lisan berpuasa sehingga tidak mengucapkan perkataan yang diharamkan. Begitu pula, hidung, telinga, tangan, kaki dan sekujur badan ikut berpuasa sehingga tidak melakukan perkara-perkara yang diharamkan. Bahkan hati pun ikut berpuasa. Puasanya hati adalah mencegahnya secara total dari pikiran-pikiran buruk dan segala hal selain Allah ta’ala.  

Kedua, ikhlas. Yakni melakukan ketaatan semata-mata karena Allah. Puasa mengajarkan kepada kita keikhlasan dan menghindarkan diri dari niat ingin memperoleh pujian dari sesama. Puasa seorang mukmin adalah rahasia antara dirinya dan Allah. Tiada yang mengetahui puasanya kecuali Allah dan dirinya sendiri. Jika mau, sangat mudah bagi kita untuk melakukan hal-hal yang membatalkan puasa tanpa diketahui oleh orang lain lalu kita tampakkan seolah-olah diri kita masih berpuasa. Kenapa hal itu tidak kita lakukan? Karena niat kita lillaahi ta’aalaa, bukan karena yang lain dan tidak bertujuan memperoleh sanjungan dari sesama makhluk.  

Ketiga, sabar. Di Madrasah Ramadhan, kita dilatih dan dididik untuk bersabar. Dengan berpuasa, kita belajar sabar dengan tiga jenisnya sekaligus: sabar dalam melakukan ketaatan, sabar dalam menjauhi kemaksiatan dan sabar dalam menghadapi musibah. Selama Ramadhan, kita bersabar dalam melakukan shalat-shalat fardlu maupun sunnah, sabar dalam membaca al Qur’an, sabar dalam beri’tikaf di masjid dan sabar dalam menjalankan berbagai amal kebaikan yang lain.

Keempat, menjaga persatuan, kebersamaan dan saling tolong menolong serta berempati kepada orang yang membutuhkan. Madrasah Ramadhan mengajarkan kepada umat Islam untuk bersatu dan saling tolong menolong. Shalat tarawih berjamaah, tadarus al Qur’an bersama, berbuka puasa bersama di waktu yang sama, berbagi takjil di jalanan, i’tikaf bersama di masjid, kegembiraan menyambut hari raya yang sama, itu semua adalah jembatan yang menghubungkan antar hati yang sebelumnya mungkin saling membenci, perekat antar jiwa yang sebelumnya mungkin saling memusuhi serta wasilah yang mendekatkan antar warga yang sebelumnya mungkin saling menjauhi. Lalu shadaqah dan zakat di akhir Ramadhan adalah perwujudan dari semangat saling tolong menolong dalam kebaikan dan membantu saudara-saudara sesama muslim yang membutuhkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ، وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ ثِنْتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ (رواه الترمذي والنسائي

Maknanya: “Sedekah kepada orang miskin adalah terhitung sedekah sedangkan sedekah kepada kerabat terhitung dua: sedekah dan silaturahim” (HR at Tirmidzi dan an Nasa’i)  

Kelima, mengingat kematian  dan kehidupan akhirat. Ada juga tradisi yang sangat baik yang biasa kita lakukan yaitu ziarah ke makam keluarga yang telah meninggal. Rasulullah bersabda:  

 زُوْرُوْا القُبُوْرَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ بِالْآخِرَةِ (رواه البيهقي

 “Lakukanlah ziarah kubur karena sesungguhnya ziarah kubur itu mengingatkan kalian akan kehidupan akhirat” (HR al Baihaqi)  

Itulah lima di antara sekian banyak pelajaran dari Madrasah Ramadhan. Jika seluruh pelajaran itu sudah berhasil kita terapkan di bulan Ramadhan, marilah kita mempertahankannya setelah kita meninggalkan Ramadhan.

Alangkah indah dan bahagianya kita menjadi pribadi yang bertakwa, ikhlas dalam menjalankan ketaatan, selalu bersabar, bisa mengendalikan hawa nafsu, menjaga persatuan dan kebersamaan dengan saudara sesama muslim, senantiasa menyambung silaturahim, memperbanyak sedekah serta selalu mengingat kematian dan kehidupan akhirat.

Lebih dari itu apalagi yang kita inginkan? Dengan menerapkan 5 pelajaran itu secara istiqamah, kita telah menjadi hamba yang diridhai Allah dan kelak kita akan meraih kebahagiaan yang sejati, hakiki dan abadi di akhirat.  


Postingan populer dari blog ini

Kun Ma'allah

Sejarah Dzikrul Ghofilin

CERAMAH HAUL DAN KEHARUSAN BERGURU