Pertanyaan Akhirat

-

Di kampus biasanya mahasiswa diberikan indikator, kisi-kisi oleh dosennya, agar mahasiswa tersebut bisa lebih fokus dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujiannya nanti. Begitu juga Allah. Melalui lisan Nabi-Nya memberikan kisi-kisi pertanyaan di akhirat agar manusia dapat mempersiapkan diri dari sejak di dunia agar dapat dengan mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di akhirat.  Rasulullah Saw memberikan kabar kepada ummatnya bahwa yang pertama kali di hisab kelak pada hari kiamat adalah sholatnya.

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ

"Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah sholatnya. Apabila sholatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila sholatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi.”

Maka perbaiki sholat kita dari sekarang baik yang wajib maupun yang sunnah, karena sholat adalah amalan hamba yang pertama kali di hisab pada yaumil qiyamah.

Kemudian di dalam hadits lain, yang diriwayatkan oleh imam Tirmizi bahwa Rasulullah saw, pernah bersabda tentang perkara-perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat kelak :

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya” (HR. Tirmidzi).

 Pada hadits ini terkandung 4 hal yang akan ditanya pada hari kiamat.   Pertama, untuk  apa  umurnya  dihabiskan. Panjangnya umur tidak menjamin masuk surga, sebaliknya pendeknya umur bukan pertanda akan masuk neraka.  Ada seorang Shahabat bertanya kepada Nabi Muhammad Saw:

 مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ وَشَرُّالنَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَسَا ءَ عَمَلُهُ

“Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab: “Manusia yang paling panjang umurnya dan baik amalannya. Dan seburuk-buruk manusia siapa yang panjang umurnya dan buruk amalnya” (HR Tirmidzi).

Pertanyaan Kedua di hari kiamat adalah untuk apa ilmu yang telah dimiliki? apakah ilmunya bermanfaat untuk dirinya dan manfaat untuk yang lainnya atau malah memudharatkan.

Dalam Islam, orang yang berilmu itu atau orang yang cerdas adalah orang yang menjadikan dunia ini sebagai ladang akhirat (الدنيا مزرعة الآخرة). Tempat menanam amal sholeh dan kebaikan untuk dipanen di akhirat. Di akhirat-lah kehidupan yang sebenarnya dan di sanalah negeri keabadian. Rasulullah Saw bersabda:

الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ المَوْتِ

”Orang yang cerdas adalah yang orang yang selalu menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal (kebaikan di dunia ini) untuk kehidupan sesudah kematian (kehidupan akhirat) (HR. Ahmad).

 Perkara ketiga yang akan ditanyakan pada hari  kiamat adalah dari mana harta dan dibelanjakan untuk apa? Untuk pertanyaan harta ini berbeda dengan pertanyaan sebelumnya. Pada harta ini ada dua pertanyaan yaitu dari mana harta tersebut di peroleh dan yang kedua dikeluarkan untuk apa harta tersebut.

Mencari karunia Allah tidaklah dilarang, bahkan diperintahkan, sebagaimana firman-Nya:

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ 
Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; dan carilah karunia Allah dan dzikirlah/ ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung (al-Jumuah: 10)

Namun, yang Allah perintahkan hanya mencari dan memakan harta yang halal, sebagaimana firman-Nya:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.

Adapun pertanyaan yang terakhir adalah untuk apa badanmu digunakanJika seluruh anggota badan digunakan untuk berbuat taat kepada Allah, maka akan senang dan beruntung. Sebaliknya, jika menggunakannya untuk maksiat, maka akan menyesal dan merugi.

Maka dari itu Islam memerintahkan agar selalu menjaga tubuh, contohnya dengan melarang minum khamar, sebagaimana firman-Nya:

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ 

Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung." QS Al-Maidah : 90.

Allah juga melarang berzina dan membunuh orang lain. Bahkan Allah mengumpamakan jika membunuh satu orang pada hakikatnya ia telah membunuh keturanan-keturunan (atau anak cucu) orang yang dibunuh tersebut sampai akhir dunia, yang akan lahir dari keturunan orang tersebut andai ia masih hidup. Sebagaiman firman Allah Swt:

مَنۡ قَتَلَ نَفۡسًۢا بِغَيۡرِ نَفۡسٍ اَوۡ فَسَادٍ فِى الۡاَرۡضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيۡعًا 

Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia (al-Maidah: 32)

Semoga Allah swt memberikan kita hidayah, taufik dan inayah sehingga kita bisa memanfaatkan sisa umur kita untuk beribadah kepada Allah dengan lebih baik lagi, dengan menjaga jama’ah dan kekhusu’an shalat kita. Semoga Allah swt memberikan kita kekuatan bi haulihi wa quwwati untuk kita bisa menjaga Amanah yang Allah berikan kepada kita berupa umur, ilmu, harta dan jasad. Semoga Allah senantiasa melinduingi diri, kita, keluarga kita dan seluruh bangsa Indonesia dari segala ujian dunia dan siksa akhirat serta melimpahi kita dengan rahmat dan karunia-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.

اِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ

Postingan populer dari blog ini

Kun Ma'allah

Sejarah Dzikrul Ghofilin

CERAMAH HAUL DAN KEHARUSAN BERGURU