AZAS AZAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

 BAB 6

AZAS AZAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

 

Oleh Taufik Abdillah Syukur

 

 

6.1 Azas Kebutuhan

Banyak para ahli mengemukakan pengertian kebutuhan diantaranya Sudjana (1991) kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi. Pendapat yang lain mengemukakan kebutuhan adalah jarak antara hal yang diinginkan dengan kenyataan yang ada.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan tersebut dapatlah diambil semacam kesimpulan bahwa kebutuhan itu dalam kehidupan manusia adalah sesuatu yang pokok yang sangat perlu untuk dipenuhi, jika tidak kehidupan seseorang akan terancam dan orang tersebut tidak merasa puas dan bahagia. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari pemenuhan kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang sangat pokok sekali, makanya kebutuhan akan makan merupakan kebutuhan yang pertama sekali dipenuhi seseorang sebelum orang itu memenuhi kebutuhan lainnya. Kemudian kebutuhan yang juga merupakan kebutuhan yang paling penting pula dalam kehidupan manusia adalah kebutuhan akan pekerjaan, karena pekerjaan ini adalah sebagai kunci untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Teori kebutuhan yang terkenal dikemukakan oleh Maslow (1971). Berdasarkan teorinya, ia mengemukakan hierarki kebutuhan atau tingkatan kebutuhan. Orang memenuhi kebutuhan dari kebutuhan yang paling bawah, kemudian apabila sudah terpenuhi, maka orang akan meningkat lagi kepada kebutuhan yang di atasnya. Kebutuhan-kebutuhan yang dikemukakan Maslow:

1.       Kebutuhan pisik, seperti makan, minum, pakaian, adalah yang pokok sekali,

2.       Kebutuhan rasa aman, manusia membutuhkan ketentraman, lepas dari gangguan alam dan lingkungan sosial, terhindar dari ancaman,

3.       Kebutuhan rasa memiliki (sense of belonginis), setiap orang ingin hidup berkawan, bergaul dengan lingkungan sosial dan lebih jauh ingin cinta dan memiliki,

4.       Kebutuhan akan penghargaan, setiap orang ingin dihargai, dihormati, hasil pekerjaannya ingin dapat perhatian orang lain,

5.       Kebutuhan yang paling tinggi adalah kebutuhan akan perwujudan diri (self actualization), orang akan merasa puas apabila ia telah dapat mewujudkan dirinya, menampilkan bakat-bakat dan kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan perwujudan diri ini dimiliki oleh masyarakat yang mempunyai status yang tinggi.

Bagi orang dewasa yang berada di luar sekolah mereka akan mau diajak berpartisipasi dalam suatu kegiatan apakah kegiatan belajar atau usaha pemberian keterampilan jika kegiatan yang dipelajari itu betul-betul merupakan kebutuhan mereka. Makanya sebelum membelajarkan orang dewasa langkah awal yang dilakukan adalah identifikasi kebutuhan. Beranjak dari pengenalan kebutuhan orang dewasa itu maka barulah kita merancang kegiatan pembelajarannya kemudian baru dilaksanakan.

 

6.2 Azas Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan sepanjang hayat (life long education) yang dimunculkan dalam dunia pendidikan pada tahun enam puluhan oleh para perencana pendidikan, sebenarnya telah merupakan fenomena yang alamiah dalam kehidupan manusia. Kenyataan ini memberi petunjuk mengenai pentingnya belajar sepanjang hayat (life long learning) di dalam kehidupan manusia di dalam upaya memenuhi kebutuhan belajar (educational needs). Dapat dikemukakan secara singkat bahwa kehadiran pendidikan sepanjang hayat disebabkan oleh munculnya kebutuhan belajar dan kebutuhan pendidikan yang terus tumbuh dan berkembang selama alur kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang hayat sebagaimana yang dijelaskan oleh Unesco, memberikan arah terhadap PLS agar jalur pendidikan ini dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip

1.       Pendidikan hanya berakhir apabila manusia telah meninggal dunia yang fana ini

2.       Pendidikan luar sekolah merupakan motivasi yang kuat bagi peserta didik untuk berperan dalam merencanakan dan melakukan kegiatan belajar secara terorganisasi dan sistematis.

3.       Kegiatan belajar ditujukan untuk memperoleh, memperbaharui dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, ketrampilan dan aspirasi yang telah dimiliki oleh peserta didik atau masyarakat berhubung dengan adanya perubahan yang terus-menerus sepanjang kehidupan.

4.       Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkai dalam mengembangkan kepuasan diri setiap insan yang melakukan kegiatan belajar.

5.       Perolehan pendidikan merupakan prasyarat bagi perkembangan kehidupan manusia, baik intuk memotifasi diri maupun untuk meningkatkan kemampuannya agar manusia melakukan kegiatan belajar guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

6.       Pendidikan luar sekolah mengakui eksistensi dan pentingnya pendidikan sekolah.

Pendidikan sepanjang hayat menegaskan bahwa saat untuk mengalami pendidikan adalah seumur hidup dan sepanjang jaga. Tujuan pendidikan sepanjang hayat adalah tidak sekedar untuk adanya perubahan melainkan untuk tercapainya kepuasan diri pihak yang melakukannya. Fungsi pendidikan sepanjang hayat adalah sebagai kekuatan untuk memotifasi bagi peserta didik agar ia dapat melakukan kegiatan belajar berdasarkan dorongan dan arhan dari dirinya sendiri dengan cara berfikir dan berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupannya. Dengan demikian dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan belajar selama hayatnya merupakan prasyarat untuk terjadinya pendidikan sepanjang hayat.

 

6.3 Azas Relevansi

Asas relevansi dengan pengembangan masyarakat mengandung 2 makna. Pertama, bahwa kehadiran pendidikan luar sekolah di dasarkan atas tuntutan dengan pengembangan masyrakat. Sebagaimana telah dikemukakan pada bahagian terdahulu bahwa pendidikan luar sekolah merupakan subsistem dari sistem pendidikan nasional. Pendidikan luar sekolah juga sngat penting keberadaannya dalam masyarakat. Kedua, program-program pendidikan luar sekolah berfungsi untuk menggarap sumber daya manusia dan dalam laju pengembangan masyarakat. Banyak kegiatan-kegiatan pendidikan luar sekolah di dalam masyarakat secara keseluruhan mengembangkan sumber daya manusia. Misalnya adanya kelompok-kelompok belajar dalam masyarakat, pendidikan kesetaraan(paket A,B,C), pendidikan ke agamaan dimesjid-mesjid dan banyak lagi yang lain, kegiatan pendidikan luar sekolah baik terprogram maupun yang tidak terprogram.

Pengembengan masyarakat mempunyai tujuan untuk terjadinya:

1.       Peningkatan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat

2.       Pelesrtarian dan peningkatan kualitas lingkungan,

3.       Terjabarnya kebujaksanaan dan program pembangunan nasional di masing-masing pedesaan, dengan menitik beratkan pada prakarsa masyarakat itu sendiri.

Dengan demikian pengembangan masyarakat merupakan upaya wajar yang didasarkanatas kebutuhan individual masyarakat, dan pemerintah serta potensi-potensi yang tersedia atau dapat disediakan untuk mewujudkan kemajuan masyarakat. Pengembangan masyarakat dapat ditinjau dari segi sistem dan gerakan. Sebagai sistem pengembangan masyarakat adalah bagian dari supra sistem pembanguna nasional. Pengembangan masyarakat mencakup komponen-komponen yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya dan berproses untuk mencapai tujuan. Komponen-komponen pengembangan masyarakat mencakup masukan lingkungan, masukan sarana, masukan mentah, proses dan keluaran. Masukan lingkungan terdiri atas sumber daya manusia dan sumber daya alam yang terdapat dalam masyarakat. Masukan sarana meliputi program, fasilitas, pengelolaan dan biaya. Masukan mentah adalah seluruh warga masyarakat diwilayah yang bersangkutan. Proses terdiri atas rangkaian kegiatan semua komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Keluaran yang merupakan tujuan sistem adalah kualitas masyarakat yang lebih meningkat dalam semua aspek kehidupan dan terbinanya lingkungan yang lestari dan kondusif untuk upaya pengembangan selanjutnya.Dengan demikian pengembangan masyarakat sebagai sistem merupakan bagian intergral dari pembangunan nasional.

Sebagai gerakan, pengembangan masyarakat mengandung arti sebagai usaha sadar dan terarah yang diselenggarakan, oleh untuk dan dalam masyarakat, dalam upaya merubah taraf kehidupan mereka sendiri ke arah yang lebih baik. Dalam pengertian ini anggota masyarakat dalam kesatuan wilayah, bersama sama melibatkan diri dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut gegiatan pembangunan nutuk memenuhi kebituhan dan kepentingan bersama. Jenis dan keragaman kegiatan ditentukan atas dasar prakarsa masyarakat itu sendiri, sedangkan peranan pihak luar dititik beratkan pada upaya membantu masyarakat agar mereka dapat membangun dirinya sendiri.

 

6.4 Azas Wawasan Ke Masa Depan

Masa depan sebagai kurun waktu yang akan dialami oleh umat manusia, merupakan saat yang sarat dengan harapan dan pertanyaan. Di satu pihak bahwa suatu individu, masyarakat dan bangsa mengharapakan kehidupan yang lebih baik dimasa depan. Segala upaya yang dilakukan saat ini pada dasarnya ia lah untukmencapai kehidupan masa yang akan datang yang keadaannya diharapkan lebih baik dari yang dialami pada masa sekarang. Dilain pihak keadaan lebih baik di masa depan itu sulit untuk dipastikan karena kurun waktu tersebut berada diluar pengalaman manusia. Walupun demikian masa depan itu masih sangat belum pasti, tapi kita harus sudah dapat memprediksi dari kecendrungan-kecendrungaqn yang terjadi saat sekarang. Masad depan itu ditandai dengan adanya ciri-ciri antara lain: kecendrungan globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, arus komunikasi yang semakin cepat dan padat, serta penigkatan pelayanan yang professional.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, kegiatan pendidikan luar sekolah sudah sewajarnya memperhatikan ciri-ciri tersebut, dan berusaha mengembangkan program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat masa depan itu.

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumberdaya Manusia. Bandung : PT. Falah Production.

Sanafiah Faisal, Pendidikan Luar sekolah didalam system pendidikan dan pembangunan nasional,  1981: Surabaya

Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta, Bumi Aksara, 2008)

 

 


 

BIODATA PENULIS

 

 

Dr. Taufik Abdillah Syukur, MA

Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

 

Penulis lahir di Jakarta tanggal 28 Maret 1978. Penulis adalah dosen tetap PNS pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Dpk STAI ALHIKMAH Jakarta. Menyelesaikan pendidikan S1 Studi Islam di Universitas Yarmouk Jordania, S2 Pengkajian Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan S3 Pendidikan Islam di Universitas Ibnu Khaldun Bogor.

Aktivitas saat ini sebagai Dosen Bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Dpk pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana STAI ALHIKMAH Jakarta.

Postingan populer dari blog ini

Kun Ma'allah

CERAMAH HAUL DAN KEHARUSAN BERGURU

Sejarah Dzikrul Ghofilin