Persiapan Ramadhan

  Beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan.  Bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan Allah, bulan yang dilipatgandakan semua amal ibadah, Rasulullah Saw Bersabda:

مَنْ تقَرَّبَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الخَيْرِ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ. وَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْهِ كاَنَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ.

“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan suatu kebajikan di bulan Ramadhan, maka nilainya seperti ibadah fardhu di luar Ramadhan dan barangsiapa menunaikan ibadah fardhu di bulan Ramadhan, maka nilainya tujuh puluh kali lipat daripada nilai ibadah fardhu di luar Ramadhan”. (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya).

Rasulullah Saw juga bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِيْ رَمَضَانَ لَتَمَنَّى أَنْ تَكُوْنَ الشُّهُوْرُ كُلَّهَا رَمَضَانَ

"Andaikan ummatku tahu apa yang tersembunyi dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka akan mengharapkan seluruh bulan dalam setahun menjadi bulan Ramadhan".

Jangan sampai kita menjadi orang yang menyesal nanti di akhirat

 حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنَ

“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “ya Tuhanku kembalikan aku (kedunia) (QS. Al-Mu’minun : 99)

إِنَّ أَكْثَرَ صِيَاحِ أَهْلِ النَّارِ مِنَ التَّسْوِيْفِ

Artinya: “Sesungguhnya teriakan penghuni neraka yang paling banyak terdengar adalah teriakan orang orang yang menyasal. 

Alhamdulillah kita masih diberi umur untuk di dunia ini. Semoga Allah SWT memberi kekuatan lahir batin kepada kita semua. Harapannya, kita berusia panjang dan diberikan kesempatan menapaki bulan mulia Ramadhan sebagaimana tertuang dalam doa yang sering kita panjatkan semenjak bulan Rajab dan Sya’ban.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”

Satu doa ringkas penuh makna yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, yang seringkali juga kita dengar lantunannya yang diulang-ulang  bacaannya di banyak mushalla, dan masjid oleh anak-anak dan para orang tua. Satu doa yang bertujuan mengingatkan setiap mukmin untuk bersegera dan berlomba-lomba menyiapkan diri, baik secara lahir maupun batin untuk menyambut datangnya bulan mulia.

Selanjutnya, apa yang harus dan perlu disiapkan dalam menyambut bulan suci Ramadhan ini sehingga aktifitas ibadah di dalamnya dapat kita tunaikan dengan maksimal? Setidaknya ada dua hal yang perlu kita siapkan dalam menyambut dan memaksimalkan keistimewaan bulan Ramadhan yakni persiapan lahir dan batin, fisik dan mental, materil dan immateril.

Persiapan awal yang kita lakukan adalah dengan menanamkan kegembiraan dalam hati, rasa dan pikiran. Sebab secara psikologis, perasaan dan pikiran gembira saat menyambut sesuatu akan menumbuhkan motif, dorongan dan perasaan kecintaan dalam melakukan sesuatu. Selanjutnya jika motif dan perasaan cinta sudah tumbuh saat melakukan sesuatu, maka pasti akan dapat mencapai perolehan hasil yang maksimal. Apalagi bulan Ramadhan adalah bulan istimewa sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

 “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.”

Setelah persiapan mental dengan perasaaan gembira dan penuh suka ria maka yang tidak kalah penting adalah pembekalan diri dengan giat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tuntunan beragama dalam Islam. Hal ini bisa dilakukan dengan banyak aktif mengkaji atau mendengar pengajian dalam majelis taklim atau media lainnya tentang tuntunan ibadah bulan Ramadhan.

Bahwa dalam beribadah bukan hanya sekedar “sah” secara fiqih yaitu hanya menjalankan rukun dan syarat ibadah. Tetapi ibadah itu juga harus “qobul” (di terima) disisi Allah Swt. Bukan hanya lahiriyah saja tetap bathiniyah juga harus di jalankan. Makanya berapa banyak orang sah dalam sholatnya karena sudah menjalankan rukun dan syarat sholat, tetapi sholatnya tidak diterima Allah, bahkan di cela karena hatinya penuh dengan riya; Allah Berfirman :

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ لَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ وَيَمْنَعُونَ ٱلْمَاعُونَ

Maka celaka bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

Rasulullah Saw juga bersabda:

كم من صائم ليس له من صيامه إلا الجوع والعطش

 “betapa banyak orang yang berpuasa tapi hanya mendapatkan rasa lapar dan haus karena puasanya (dan tidak  mendapat pahala)”.

Contohnya ada 5 yang membatalkan pahala puasa;

خَمْسٌ يُفْـطِرْنَ الصَّائِمَ: الْكَـذِبُ، وَالْغِيْبَةُ، وَالنَّمِيْمَةُ، وَالنَّظْرُ بِشَهْوَةٍ، وَالْيَمِيْنُ الْكَـاذِبُ

“Ada 5 hal yang membatalkan pahala puasa: (yang kita harus mengkaji, belajar tentang definisi dan cara cara menjauhi dan menghindarkannya) seperti (yang pertama) Berbohong, (termasuk menyebar berita hoax). Ghibah, yaitu membicarakan tentang keburukan saudara sesama muslim meski perkataan tersebut benar. Namimah, mengadu domba antara orang satu dengan yang lain. Melihat kepada sesuatu dengan pandangan penuh syahwat, dan ia menikmati pandangan tersebut dan Sumpah palsu.

Maka yang kita kaji bukan hanya syarat dan rukun puasa sehingga puasa itu menjadi sah. Tetapi kita juga harus mempelajari bagaimana agar puasa bukan hanya sekedar sah tapi juga menjadi ibadah yang di terima di sisi Allah Swt.

Semoga Allah selalu menuntun kita selalu dengan taufik dan hidayahnya dan Semoga Allah berikan keberkahan kepada kita di bulan Rajab, Syaban dan menyampaikannya kita untuk bisa beribadah di bulan suci Ramadhan. Amin Ya Robbal Alamin. 

Postingan populer dari blog ini

Kun Ma'allah

CERAMAH HAUL DAN KEHARUSAN BERGURU

Sejarah Dzikrul Ghofilin