Perbandingan Madzhab

Perbandingan madzhab adalah:

Ilmu yang membahas pendapat mujtahidin beserta dalilnya mengenai berbagai masalah, baik yang disepakati maupun yang diperselisihkan dengan membandingkan dalil masing-masing yang dikemukakan untuk menemukan pendapat yang paling kuat dalilnya.

 

Jumlah madzhab yang diakui dunia islam adalah:

1.      Madzhab Ahlusunnah (Sunni)

a.       Madzhab Hanafi

b.      Madzhab Maliki

c.       Madzhab Syafi’i

d.      Madzhab Hanbali

2.      Madzhab Syiah

a.       Madzhab Syiah Zaidiyah

b.      Madzhab Syiah Ja’fariah

3.      Madzhab Ibadli

4.      Madzhab Dhahiri (sudah melebur dan dikenal dengan Madzhab Hanbali)

 

Madzhab Sunni yang tidak berkembang

Madzhab Fikih setelah masa kibarut tabiin yang berafiliasi dengan aliran ahlussunah berjumalah 13 aliran yaitu:

1.      Abu sa’id al-Hasan

2.      Abu Hanifah al-Nu’man

3.      Al-Awza’I Abu ‘Amr

4.      Sufyan ibn Sa’id al-Tsauri

5.      Al-Layts ibn Sa’ad

6.      Malik ibn Anas

7.      Sufyan ibn Uyainah

8.      Muhammad ibn Idris al-Syafi’i

9.      Ahmad ibn Hanbal

10.  Dawud al-Dhahiri

11.  Ishaq bin Rahawain

12.  Abu Tsaur Ibrahim

13.  Ibnu Jarir at-Thabary

 

Madzhab Fikih aliran sunni

Dalam sejarah pengkajian islam dikenal beberapa madzhab fikih aliran sunni yaitu: Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Madzhab Hanafi adalah aliran rasionalisme dan yang lainnya adalah aliran tradisionalisme. Keempat madzhab tersebut dikenal dengan madzhab empat atau madzhab sunni.

1.      Madzhab Hanafi

Istinbath hukum Imam Hanafi:

a.       Belajar hadis dan fikih secara khusus selama 18 tahun dengan Hammad bin Sulaiman yang mengambil ilmu fikih dari Ibrahim an-Nakha’i.

b.      Lebih memberikan peluang terhadap qiyas dan istihsan.

Karyanya adalah: al-fiqhu al-akbar (Ilmu kalam) dan Musnad Abi Hanafi (hadis).

c.       Istinbath hukum fikih: Al-Qur’an, sunnah, ijtihad sahabat, qiyas dan istihsan.

2.      Madzhab Maliki

Karya monumental Imam Maliki

Sebagai imam ilmu hadis dan fikih, karyanya yang penting adalah al-Muwattha’. Komentar Imam Syafi’i, “Maliki adalah guruku, darinya ku dapat ilmu. Beliau adalah Hujjah antara diriku dengan Allah. Hanya dari Maliki aku memperolehnya.”

Dasar istinbath yang paling terkenal menurut Wahab az-Zuhailiy adalah:

a.       Pengalaman sunnah

b.      Amal penduduk Madinah

c.       Maslahah mursalah

d.      Qaul shahabi jika benar sanadnya

e.       Istihsan

3.      Madzhab Syafi’i

Dasar ijtihad dan karya Imam Syafi’i

a.       Imam Syafi’i lahir di Gazza 150 H, wafat Kairo 204 H, belajar fikih ke Muslim bin Khalid dan Imam Maliki (setelah hafal al-Muwattho’ dalam 9 malam).

b.      Dalam berijtihad: Al-Qur’an, sunnah, ijma’ dan qiyas

c.       Pendapatnya qaul Qadim dan qaul jadid

d.      Usia 15 tahun menjadi mufti, nashirus sunnah

e.       Karyanya: al-Risalah dan al-Umm

4.      Madzhab Hanbali

Ahmad bin Hanbal bin Hilal bin Asad al-Dzuhaliy al-Syaybaniy (164-241H) belajar fikih dengan Imam Syafi’i, menekuni sunnah, mengumpulkan dan menghafalkan, imam ahli hadis berkata guru Hasyim bin Basyir bin Abi Khazim al-Bukhariy. Komentar Imam Syafi’i “aku keluar dari Baghdad dan tak ada orang yang menggantikanku lebih takwa dan lebih faqih kecuali ahmad bin Hanbal.”

Cobaan berat Imam Hanbali, beliau terkena ujian dengan pukulan dan penjara lantaran fitnah keberadaan Al-Qur’an sebagai makhluk pada masa khalifah al-Makmum, al-Mu’tashim dan al-watshiq namun tetap sabar, sebagaimana kesabaran para nabi. Ibnu al-Madiniy berkata “Allah memuliakan Islam denga dua orang, yaitu Abu Bakar dengan hari murtad dan Ibnu Hanbal dengan cobaan berat.”

 

Ciri aliran fikih kontempore

a.       Dokmatis neo – Dhahiriyyah: dhahir teks lepas dari ijtihad ulama, rujukan nas Qur’an dan Hadis.

b.      Neotradisionalis dan fundamentalis: pegang kuat teks turath, hukum islam telah lengkap di kitab kuning, pegang autoritas nash syara’.

c.       Nasionalis liberalis: Fikih lapuk, menafikan autoritas nash syara’ gender, nom islam dan minoritas.

Pendekatan yang cocok adalah moderat

Keberagaman dalam bentuk madzhab kelompok menimbulkan ihktilaf yang dapat terkesan buruk terhadap umat Islam di nusantara, pendekatan moderat mampu menjadi pengikat terhadap keharmonisan berbagai aliran dalam masyarakat Islam.

 

Perbedaan pendapat fikih tentang

1.      Unta-unta tak bertuan

Menurut:

a.       Abu Bakar dan Umar: dibiarkan saja

b.      Ali: buatkan kendang, serahkan ke Baitul mal sampai pemilik dating

c.       Usman: dijual dengan harga umum, uang dikembalikan ke pemilik

2.      Jumlah fadhlu wudlu

Menurut:

a.       Imam Hanafi: fardhlu wudlu hanya ada 4 (3 mujtahid menambahkan fardhlu yang lain)

b.      Syafi’i: niat dan tertib atau urut

c.       Hanbali: niat, tertib, langsung atau terus menerus

d.      Maliki: niat, langsung dan memijit kepala

3.      Hukum salat qasar

Menurut:

a.       Imam Hanafi: jamak taqdim dzuhur dan asar di arafah, takhir maghrib dan isya di Mudzdalifah

b.      Imam Syafi’i: jamak taqdim atau takhir bagi musafir yang boleh qasar, dan jamak taqdim akibat hujan lebat

c.       Imam Maliki: dalam perjalanan walau dekat boleh taqdim jika pusing, pingsan, di masjid malam karena hujan, jalan berlumpur dan gelap gulita

d.      Imam Hanbali: jamak taqdim maupun takhir dalam perjalanan meskupun dekat, sakit yang kesulitan melakukan salat jika tak dijamak, ibu yang menyusui, Wanita istihadlah, uzur yang susah bersuci dan tahu setiap waktu salat, kondisi bersalju, beku, berlumpur, hujan lebat yang membuat pakaian basah kuyub.

 

Sikap Ketika ada ikhtilaf

Tidak mencela terhadap pendapat yang berbeda, memberikan toleransi terhadap perbedaan, moderat dan tidak ghuluw, tidak fanatik madzhab dan golongan, selalu berprasangka baik tidak menyakiti dan mencela, menjauhi perdebatan dan permusuhan.

Postingan populer dari blog ini

Kun Ma'allah

Sejarah Dzikrul Ghofilin

CERAMAH HAUL DAN KEHARUSAN BERGURU