Keutamaan Berdoa
Alhamdulillah kita masih ditakdirkan oleh Allah untuk bisa merasakan berkahnya bulan sya’ban tahun ini. Rasulullah Saw bersabda:
ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ
شَهْرٌ يُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ
يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Ini adalah bulan yang kerap dilalaikan oleh manusia
darinya. Ia adalah bulan di antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan di mana
amal-amal akan diangkat kepada Allah, Tuhan alam semesta, maka aku senang
amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i)
Imam Dzun Nun al-Mishri mengatakan:
رَجَبٌ شَهْرُ
الزَّرْعِ. وَشَعْبَانُ شَهْرُ السَّقْيِ. وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِ. وَكُلٌّ
يَحْصُدُ مَا زَرَعَ. فَمَنْ ضَيَّعَ الزِّرَاعَةَ نَدِمَ يَوْمَ الْحَصَادِ
Rajab adalah bulan menanam, Sya'ban bulan menyiram, dan
Ramadhan bulan memanen. Setiap orang akan memanen atas apa yang ia tanam.
Barang siapa yang menyia-nyiakan tanaman akan merugi di waktu panen.
Maka dari itu kita tak henti-hentinya berdoa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah, anugerahkanlah keberkahan kepada kami di bulan
Rajab dan keberkahan di
bulan Sya'ban, dan sampaikanlah umur kami
pada bulan Ramadhan.”
Dan malam rabu kemarin kala malam nisyfu sa’ban kita berzikir,
membaca Qur’an, membaca yasin, dan berdoa semoga dipanjang dan diberkahkan umur kita dalam sehat walafiyat dan dalam taat
dan patuh kepada Allah, kedua agar dihindarkan dan dijauhkan dari musibah, bala
bencana dan lain sebagainya dan ketiga agar diberi rizki yang luas, halal,
barokah untuk ibadah kepada Allah Swt dan yang terkahir agar mati dalam keadaan
husnul khotimah.
Kita diperintahkan untuk memperbanyak doa, kapan pun dan
dimana pun, karena doa itu salah satu dari jenis ibadah kepada Allah Swt sebagaimana
sabda Rasulullah Saw yang artinya doa itu adalah ibadah.
الدُّعَاءُ هُوَ
الْعِبَادَةُ
Dan setiap doa yang kita panjatkan pasti diijabah oleh Allah
swt sebagimana firman-Nya:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Berdoalah kalian kepada-Ku, maka Aku kabulkan
permohonanmu.
Maka tanankan rasa yaqin dan husnudzan kepada Allah Swt
akan terkabulnya doa doa kita tersebut. Karena Allah berfirman “astajblakum” (saya kabulkan doa tersebut).
Tetapi jika menurut kita pengabulan doa tersebut tertunda
maka jangan melemahkan semangat kita untuk terus beribadah dan berdoa kepada Allah
Swt. Sebagaimana sohibul hikam berkata :
لاَ يَكُنْ
تَأَخُّرُ أَمَدِ الْعَطَاءِ مَعَ الْإِلْحَاحِ فِى الدُّعَاءِ مُوْ جِبًا
لِيَأْسِكَ فَهُوَ ضَمَنَ لَكَ الْإِجَابَةَ فِيْمَا يَخْتَرُهُ لَكَ لاَ فِيْمَا
تَخْتَارُ لِنَفْسِكَ وَ فِى الْوَقْتِ الَّذِيْ يُرِيْدُ لَا فِي الْوَقْتِ
الَّذِي تُرِيْدُ
Artinya: “Jangan sampai tertundanya pemberian karunia
Allah kepadamu setelah engkau mengulang-ulang doamu, membuatmu pustus asa.
Karena Allah itu menjamin pengabulan doa sesuai pilihan Allah, bukan sesuai
pilihanmu; dan diberikan pada waktu yang diinginkan Allah, bukan pada waktu
yang engkau inginkan.”
Jadi doa itu pasti dikabulkan oleh Allah Swt tetapi akan
diberikan kepada kita diwaktu yang tepat menurut Allah dan lebih cocok dan manfaat
bagi kita menurut Allah Swt.
Maka teruslah yaqin dan berhusnudzanlah kepada Allah sebagaimana
sabda Rasulullah Saw:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو
بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ ، وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ ، إِلَّا أَعْطَاهُ
اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ ، وَإِمَّا
أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ
السُّوءِ مِثْلَهَا .
“Tidaklah seorang muslim berdoa
dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa dan tidak mengandung pemutusan tali
silaturahim melainkan
Allah akan berikan salah satu dari tiga hal, (yang pertama) Allah akan kabulkan doanya atau disimpan baginya di hari
akhirat atau dipalingkan dari kejelekan, kecelakaan atau marabahaya. HR. Ahmad.
إِنَّ الْعَبْدَ لِيَدْعُوَ اللَّهَ عَزَّ
وَجَلَّ وَهُوَ يُحِبُّهُ فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: يَا جِبْرِيلُ اقْضِ
لِعَبْدِي هَذَا حَاجَتَهُ وَأَخِّرْهَا؛ فَإِنِّي أُحِبُّ أَنْ لَا أَزَالَ
أَسْمَعُ صَوْتَهُ قَالَ: وَإِنَّ
الْعَبْدَ لِيَدْعُو اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ يُبْغِضُهُ فَيَقُولُ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ: يَا جِبْرِيلُ اقْضِ لِعَبْدِي هَذَا حَاجَتَهُ وَعَجِّلْهَا؛
فَإِنِّي أَكْرَهُ أَنِ أَسْمَعَ صَوْتَهُ
Seorang hamba berdoa kepada Allah dan Allah
mencintai hamba tersebut. Maka Allah berfirman: “Wahai Jibril, tunaikanlah
untuk hambaku ini hajatnya dan lambatkanlah [pengabulan hajatnya]. Sesungguhnya
aku suka untuk terus menerus mendengar suaranya. Apabila seorang hamba berdoa
kepada Allah dan Allah murka kepadanya, maka Allah berfirman: “Wahai Jibril,
tunaikan bagi hambaKu ini hajatnya dan percepatkanlah [pengabulan hajatnya].
Sesungghnya aku bence untuk mendengar suarany
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh S. Ali, Rasulullah
bersabda:
انتظارُ الفرجِ من اللهِ عبادةٌ
Menunggu pertolongan daripada Allah merupakan ibadah
(atau menunggu dikabulkannya doa itu adalah ibadah). [Riwayat al-Bayhaqi dalam al-Adab dan Ibn
‘Asakir no. 1573].
Semoga kita diberi keberkahan di bulan Rajab dan Syaban
dan dipertemukan kembali kita dengan bulan suci Ramadhan. Amin Ya Robbal Alamin.