KHUTBAH IEDUL FITRI 1445 H
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر (x9) وَلِلّهِ الحَمْدُ. الله أكبر كبيرا
والحمد لله كثيرا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَه صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ
الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ
مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. الْحَمْدُ للهِ
الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْر الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ
الْفِطْرِ ضيافة و فَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رسول الله صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن،
وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِه أجمعين، أَمَّا بَعْدُ، فَأُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى
اللَّهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ، القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: قُلْ بِفَضْلِ
اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Pertama–tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah Swt atas limpahan rahmat dan ni’mat-Nya sehingga kita dapat berkumpul di
masjid yang insya Allah penuh berkah ini untuk menunaikan ibadah shalat Iedul Fitri
berjama’ah. Shalawat dan salam marilah kita junjungkan kepada Nabi Muhammad
Saw, Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapatkan syafa’at Nabi
Muhammad Saw pada hari la yanfau malun wala banun illa man atallaha biqolbin
salim.
Mengawali
khutbah ini, kami berwasiat kepada kita semua agar senantiasa meningkatkan
ketakwaan kepada Allah Swt dengan melakukan kewajiban dan meninggalkan seluruh
larangan-Nya dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan Islam.
Semoga Allah selalu memberikan kepada kita taufik dan hidayah-Nya agar kita
bisa Istiqomah dalam takwa sampai akhir hayat kita dan kita mati dalam keadaan
husnul khotimah. Amin Ya Robbal Alamin.
Bulan Ramadhan baru saja pergi meninggalkan kita. Ada
perasaan bahagia bercampur sedih. sedih, karena hari-hari yang penuh dengan rahmat
dan maghfirah serta dilipatgandakan semua pahala kebajikan telah meninggalkan
kita semua. Belum tentu tahun depan kita dapat berjumpa kembali dengan bulan
suci Ramadhan. Kita menyadari betapa banyak kesempatan berharga yang diberikan
Allah swt pada bulan suci Ramadhan yang masih kita lewatkan sia-sia. Kita juga
patut berbahagia, karena kita telah berhasil melewati hari-hari yang istimewa
dengan amalan-amalan mulia. Ada rasa syukur karena kita telah dapat menunaikan
puasa Ramadhan tahun ini dan berharap semoga seluruh amal shaleh yang kita
kerjakan diterima disisi Allah Swt. Amin ya Robbal Alamin.
Hadirin yang di Muliakan Allah Swt
Allah swt hanya akan menerima ibadah atau sesuatu yang
terbaik yang diberikan dan dipersembahkan untuknya. Mungkin kita masih ingat
cerita, Ketika Allah swt menerima sesuatu yang dipersembahkan Habil, tapi tidak
menerima sesuatu yang dipersembahkan Qabil. Allah menerima kurban Habil, karena Habil
mempersembahkan sesuatu yang terbaik
yang ia miliki. Begitu juga dengan ibadah kita, kalau ingin ibadah kita
diterima disisi Allah swt, maka kita juga harus memberikan ibadah yang terbaik.
Shalat yang terbaik, shadaqah yang terbaik, puasa yang terbaik.
Kalau Allah menerima ibadah kita maka itu tanda Allah
cinta kepada kita. Jika Allah cinta maka ia akan menuntun kebaikan untuknya,
Allah swt akan s memberikan hidayah-Nya, dan Allah swt akan memberikan
kenikmatan serta rahmat-Nya. Allah akan memberikan rizki kepadanya, baik rizki harta,
keluarga yang sakinah, dan hidup yang barakah, asalkan kita selalu beribadah
kepada Allah dengan sebaik-baik ibadah.
Atas dasar itulah, setiap malam penghabisan bulan suci
Ramadhan, Sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahuwajhah sambil
menampakkan wajah yang cemas dan gelisah, serta sambil berlinangan air mata,
beliau berkata : “Ya Allah, dapatkah kiranya aku mengetahui siapakah gerangan
yang diterima amalan ibadah puasanya, agar aku dapat mengucapkan selamat
berbahagia kepadanya.
Agar aku dapat mengucapkan :
من العائدين والفائزين
Termasuk orang-orang yang kembali fitrah, dihapuskan
dosa-dosa dan termasuk orang-orang yang menang dan beruntung.
Para shahabat Rasulullah Saw enam bulan selepas Ramadhan
mereka berdoa, “Ya Allah terimalah puasa dan amalan kami dibulan Ramadhan”.
Setengah tahun berikutnya mereka berdoa, “Ya Allah, sampaikan umur kami hingga
kami dapat menjumpai bulan Ramadhan kembali”.
Hadirin yang di Muliakan Allah Swt
Allah swt yang menciptakan manusia, maka jika Allah
memerintahkan sesuatu pasti ada tujuan dan mashlahat bagi manusia. Jika Allah
memerintahkan shalat pasti ada tujuannya, jika Allah memerintahkan zakat pasti
ada tujuannya, dan Jika Allah memerintahkan haji pasti ada tujuannya, begitu
juga Allah swt memerintahkan puasa pasti ada tujuannya.
Tujuan diperintahkan ibadah puasa adalah agar manusia
menjadi lebih baik dari sebelumnya, diampuni segala dosanya dan menjadi manusia
yang bertakwa, sebagaimana Allah berfirman dalam surah al-Baqarah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa” (al-baqarah 183)
Orang yang bertaqwa itu adalah
orang yang takut kepada Allah dimanapun ia berada, orang yang selalu merasa dalam
pengawasan Allah dan selalu merasakan kehadiran Allah.
Ketika kita puasa, ada makanan
lezat dihadapan kita dan tak ada satu pun yang melihat kita, kita tidak
memakannya, karena kita takut kepada Allah, kita merasakan pengawasan Allah Swt
dan kita merasakan kehadiran Allah Swt.
Tujuan puasa Ramadhan ini adalah
agar kita menjadi orang yang bertaqwa. Berhasil atau tidaknya akan tampak setelah
kita keluar dari bulan suci Ramadhan ini dan ujian ketakwaan kita di mulai dari
bulan syawal ini. Jika tidak ada perubahan dalam ketakwaan kita maka kita hanya menjadi pelaku yang melewati bulan suci Ramadhan sebagai rutinitas ritual belaka.
Hadirin yang di Muliakan Allah Swt
“Taqwa” dapat difahami dari huruf-huruf yang
dirangkai didalamnya yaitu huruf Ta, Qof, Waw dan Ya. Adapun
huruf taqwa yang pertama adalah :
1.
“Ta”=Tawadhu, rendah hati. Puasa itu moment menumbuhkan kesadaran
kepada kita tentang makna tawadhu, rendah hati, tidak cepat emosi dalam
menghadapi permasalahan hidup. Ciri-ciri penghuni surga adalah mereka selalu
bermuka manis, tersenyum dan bahagia. Dunia ini adalah miniatur akhirat, maka
jika seseorang bahagia hatinya di dunia maka ia akan bahagia nanti di akhirat.
Jika ketika di dunia bermuka manis, selalu tersenyum bahagia maka insya Allah
akan menjadi penghuni surga kelak. Tetapi jika ketika di dunia, selalu
cemberut, sedih dan gusar maka ia sedang mempraktekkan ciri-ciri penghuni
neraka.
2.
“Qof” adalah Qona’ah yang artinya merasa cukup. Puasa melatih kita untuk
merasa cukup. Pada saat kita berpuasa segalanya ingin kita beli, dan segalanya
ingin kita makan saat berbuka puasa nanti. Tetapi ketika waktu buka puasa
datang, sesuaikah yang kita makan dengan keinginan tadi siang?”, mungkin minum
satu tegak air saja sudah terasa segarnya.
3.
“Wawu” yaitu Wara’ artinya meninggalkan sesuatu yang tidak ada manfaatnya
di akhirat.
4.
“Ya” yaitu
Yakin. Orang yang
berhasil puasanya akan memiliki keyakinan yang kuat terutama keyakinan kepada
Alllah Swt. Dan kuatnya keyakinan tersebut merupakan ciri orang yang bertakwa.
Kalau ibadah shalat bisa dilihat orang sehingga timbul sugesti untuk rajin
shalat. Ibadah Haji, orang lain ikut mengantarkannya, sehingga menjadi semangat
untuk pergi haji, beda dengan puasa? Siapa yang tahu kalau kita sedang puasa
kecuali kita dan Allah, hal tersebut didasari karena kita yakin bahwa Allah itu
ada dan Allah akan membalas ibadah puasa kita.
Maka dari itu setelah puasa Ramadahan ini,
karena keyakinan kita kepada Allah telah kita latih dan dibiasakan. Maka dalam
segala aktivitas, kita harus selalu melibatkan Allah didalamnya. Jika punya masalah
dalam hidup ini maka libatkan Allah, komunikasikan dulu dengan dengan Allah
melalui sholat atau doa sebelum dikomunikasikan kepada orang lain.
Jika kita telah berpuasa dengan
benar dan berbuah takwa, maka Allah akan menjanjikan sesuatu kepada kita, apa
itu?, Allah swt berfirman dalam surat at-Talaq;
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan
memberi jalan keluar kepadanya dan Allah akan memberi rizki dari arah yang
tidak diduga-duga”
Hadirin yang di Muliakan Allah Swt
Kita ucapkan selamat tinggal pada bulan suci Ramadhan
jika kita menganggap bahwa Ramadhan hanya 1 bulan. Tetapi jika Ramadhan, kita
jadikan sebagai cara hidup, maka setahun penuh kita selalu bersama Ramadhan.
Maka kita harus terus, selama satu tahun, melakukan tadarus al-Qur’an, i’tikaf
di masjid, shalat-shalat sunnah, sedekah, berbelas kasih dan bersilaturahim kepada
sesama, maka kita selamanya tidak akan pernah meninggalkan Ramadhan.
Teruslah berdoa kepada Allah agar kita selalu istiqomah
dalam ibadah dan memohonlah agar ibadah yang kita kerjakan di bulan Ramadhan
ini diterima di sisi Allah swt.
Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith seorang ulama dari
Madinah al-Munawwaroh mengatakan bahwa ada 9 tanda diterimanya amal ibadah
seseorang dibulan Ramadhan, yaitu orang yang :
1.
Sebelum Ramadhan sering tidur setelah subuh, kemudian ia
tidak lagi tidur setelah subuh, melainkan ia gunakan berzikir kepada Allah
sampai matahari terbit.
2.
Sebelum Ramadhan tidak pernah bangun malam untuk
beribadah, maka setelah Ramadhan ia menjadi orang yang sering bangun malam
untuk beribadah kepada Allah Swt.
3.
Sebelum Ramadhan tidak peduli dengan shalat berjamaah,
maka setelah Ramadhan ia selalu menjaga shalat berjamaah.
4.
Sebelum Ramadhan tidak menyukai ilmu dan ulama, maka
setelah Ramadhan ia menjadi orang yang senang dengan ilmu dan ulama.
5.
Sebelum Ramadhan jarang shalat witir dan shalat sunnah
rawatib, maka setelah Ramadhan ia senantiasa menjaga shalat-shalat sunnah
tersebut.
6.
Sebelum Ramadhan suka melihat perkara-perkara haram, maka
setelah Ramadhan ia menjadi orang yang takut kepada Allah dan selalu memelihara
pandangannya.
7.
Sebelum Ramadhan sering menggunjing atau menyakitkan hati
orang lain, maka setelah Ramadhan ia tidak mau lagi menggunjing dan menyakitkan
hati orang lain.
8.
Sebelum Ramadhan sering durhaka kepada orangtua, maka
setelah Ramadhan ia selalu menyenangkan hati orang tua.
9.
Sebelum Ramadhan sering memutuskan tali silaturahim maka
setelah Ramadhan ia menjadi orang yang sering menjalin silaturahim kepada
saudara, tetangga dan para sahabat.
Kalau 9 ciri tersebut ada pada diri kita maka insya Allah
ibadah kita dibulan Ramadhan diterima disisi Allah Swt.
Semoga Allah Swt kita dapat berjumpa kembali dengan bulan
suci Ramadhan di tahun-tahun yang akan datang. Semoga kesucian Ramadhan yang
baru saja kita tinggalkan ini berhasil menyirami kehidupan kita dalam sebelas
bulan kemudian, Jika ditahun berikutnya amal kita lebih buruk, dibanding
tahun-tahun sebelumnya, ada baiknya kita intropeksi diri. Semoga ibadah yang
telah kita kerjakan selama bulan suci ramadhan ini diterima dan dilipatgandakan
pahalanya oleh Allah swt. Amin amin ya rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاَوتَهُ إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ العَلِيْمُ أَقوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
اللهُ أَكْبَرُ (7)
وَلِلّهِ الحَمْدُ. اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِه
الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ،
إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سيدنا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا
بَعْدُ
فَأُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ
عَزَّ وَجَلَّ. هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى تَمَامِ
الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ، وَأَتْبِعُوا رَمَضَانَ بِصِيَامِ سِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ،
لِيَكُونَ لَكُمْ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ
الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ
يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ
صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ
وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ،
فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ،
الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ
الدَّعَوَاتِ، اللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّة سيدنا مُحَمَّد اللَّهُمَّ أَصْلِحْ
أُمَّة سيدنا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ انصر أُمَّة سيدنا مُحَمّد اللَّهُمَّ فَرِّجْ
عَنْ أُمَّةِ سيدنا مُحَمّد فرجا عاجلا برحمتك يا أرحم الراحمين خصوصا في فلسطين و عن بقية بلاد المسلمين
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ
مِنَّا صَلَاتَنَا، وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا،و قعودنا و ركوعنا و سجودنا و
تسبيحنا و تهليلنا و قرائتنا وَتَخَشُعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا
وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَللهُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Ya Allah Ya Tuhan kami, terimalah shalat kami, terimalah
puasa kami, terimalah zakat kami, terimalah zikir dan tadarrus kami.
Sempurnakanlah kekurangan kami ya Allah
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami, dosa guru guru
kami, dosa kedua orangtua kami, dosa anak-anak kami, dosa saudara-saudara kami,
dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup
maupun yang telah tiada, ampuni orang yang berbuat baik atau yang berbuat jahat
kepada kami ya Allah.
Ya Allah, jika musibah yang menimpa diri kami, karena
perbuatan maksiat yang kami perbuat, ampuni kami ya Allah. Ampuni sebanyak apapun dosa yang
kami perbuat. Ampuni segelap apapun masa lalu kami, ampuni senista apapun
aib-aib yang kami sembunyikan selama ini, ya Allah.
Ya Allah, ampuni jika selama ini kami mendustakan-Mu,
melupakan kasih sayang-Mu, ampuni jika nikmat yang Kau berikan kepada kami,
kami gunakan untuk bermaksiat kepada-Mu ya Allah. Ampuni ibadah kami yang amat
jarang ini ya Allah. Ampuni ketidak khusyuan shalat kami, ampuni kekikiran
shadaqah kami, Ampuni kezaliman kami kepada kedua orang tua kami, kepada
anak-anak, dan saudara-saudara kami ya Allah. Ampuni jika ada orang terhina dan
tersesat karena lisan atau perbuatan kami. Ampuni andaikan ada harta haram,
makanan haram, yang melekat pada tubuh kami ya Allah.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (QS. Al-A'râf
23).
"Ya Allah, kami memang telah menganiaya diri kami, dan
jika Engkau tidak mengampuni kami serta memberi rahmat kepada kami, maka kami
termasuk orang orang yang merugi." Jangan jadikan kami termasuk golongan
orang yang merugi ya Allah.
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa anak-anak kami,
jadikanlah merena anak yang sholeh dan sholehah, anak yang berbakti kepada
Allah dan Rasul-Nya, anak yang berbakti kepada ibu bapaknya, anak yang berguna
bagi agama dan bangsanya.
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa pasangan hidup kami,
jadikalah kami keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, keluarga yang
saling memotivasi untuk ibadah kepada Allah. Kabulkan doa dan hajat-hajat kami
dan berilah kami rizki yang halal, kekuatan, kesehatan untuk ibadah kepada-Mu, ya
Allah.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (QS. Al Furqon:74)
“Ya Allah, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta
istri-istri kami penyejuk mata kami.
Ya Allah, jadikanlah
puasa Ramadhan ini sebagai syafa’at dan
penolong bagi kami kelak di akhirat. Ya Allah, berilah kami kemampuan untuk
tetap taat dan taqwa kepada-Mu setelah hari raya ini.
أَللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ
مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْعَلْنِيْ مَرْحُوْمًا وَ لاَ
تَجْعَلْنِيْ مَحْرُوْمًا
"Ya Allah, janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai
yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau berketetapan sebaliknya, maka
jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang dirahmati."
Ya Allah ya Tuhan kami, matikanlah kami dalam Islam,
matikan kami dalam keadaan beriman kepada-Mu ya Allah, matikan kami dalam
keadaan husnul khotimah, jangan matikan kami dalam keadaan su’ul khotimah.
Masukkanlah kami kedalam surga-Mu bersama orang–orang yang engkau cintai,
jangan masukkan kami kedalam nerakamu karena kami tidak mampu atas azab-Mu yang
sangat pedih.
إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً # وَلاَ
أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ
فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ #
فَإِنَّكَ غَافْرُ الذَّنْبِ العَظِيْمِ
Ya Allah, saya tidak pantas menjadi penghuni
surga, dan saya juga tidak kuat dengan panasnya api neraka.
Maka terimalah taubat kami, ampuni dosa dosa kami, karena hanya
engkau yang penerima taubat.
يَا اللهُ بِهَا يَا اللهُ بِهَا يَا اللهُ بِحُسْن الخَاتِمَةِ.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ
هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُيا
رب العالمين. عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا
اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ
وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته