MENGHADAPI SAKAROTUL MAUT AGAR HUSNUL KHOTIMAH
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
الحَمْدُ لِلَّهِ الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا، وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ الله الَّذِي بَعَثَهُ بِالحَقِّ بَشِيْرًا وَ نَذِيْرًا، وَ دَاعِيًا إِلَى اللهِ بِإِذْنِهِ وَ سِرَاجًا مُنِيْرًا. اللهم صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا وَ مَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَصحبِه وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
Hadirin Rahimakumullah
Alhamdulillah, kami panjatkan puji
syukur kehadirat Allah Swt yang senantiasa melimpahkan rahmat dan nikmatnya
sehingga kita dapat hadir bersama-sama dalam keadaan sehat walafiyat untuk
mendoakan almarhum, almarhmah, membacakan al-Qur’an, beristigfar, berzikir,
bertahlil dan berdoa yang pahalanya kita hadiahkan kepada almarhum.
Shalawat dan salam selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad Saw, Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mendapatkan
syafa’atnya pada hari la yanfa’u malun wala banun illa man atallaha biqolbin
salim. Amin ya Robbal alamin.
Hadirin yang di muliakan Allah Swt
قال
ابن مبارك :رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ، وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ
تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ.
Berkata Imam Ibnu Mubarok :"Berapa
banyak Amalan kecil, tetapi menjadi besar karena niatnya dan betapa banyak amalan
besar, tetapi berubah kecil karena niatnya.
Makanya ketika menghadiri acara-acara
seperti ini, baik haul, maulid Nabi Muhammad saw, isro mi’roj, nuzulul qur’an, dll hendaknya kita
memperbanyak niat, agar kita banyak mendapatkan pahala dan derajat disisi Alah
Swt.
Kita tanamkan 3 niat didalam hati kita
sebelum menghadiri acara ini:
1. SILATURAHIM
Siapa diantara kita yang ingin rizkinya
dimudahan dan umurnya dipanjangkan oleh Allah?. Yang tidak jawab berarti tidak
mau rizki? Kalau mau maka perbanyaklah silaturahmi.
مَنْ
سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ
رَحِمَهُ
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa
yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka
hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi),”
2. MENUNTUT ILMU
Abu Hurairah ini sepeninggal Nabi
Muhammad, ia menjadi seorang pengajar, duduk mengajarkan kepada murid-muridnya
tentang hadits yang ia peroleh langsung dari Nabi Muhammad Saw, makanya ia
merupakan shahabat yang paling banyak meriwatkan hadits. Ia mengatakan kepada
murid-muridnya:
جُلُوْسُكَ
سَاعَةً فِي مَجْلِسِ العِلْمِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ رَكَعَة
Duduknya kalian satu jam atau sebentar
saja di majlis ilmu itu lebih baik daripada sholat 1000 rokaat.Sekarang saya
tanya, kira-kira bapak ibu sudah pernah belum sholat dalam satu waktu 1000
rokaat?.Boro boro... sholat tawawih aja milih masjid. Mana nih masjid yang
paling cepet selesainya.
3. SYIAR ISLAM DAN MENGHIDUPKAN SUNNAH
RASUL
Jika kita niatkan untuk syiar Islam dan
menghidupkan sunnah Rasul maka bapak/ibu akan mendapatkan pahala yang besar
disisi Allah Swt, sebagaiman sabda Rasululullah Saw:
مَنْ
اَحْيَا سُنَّتِي عِنْدَ فَسَادِ اُمَّتِي فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ شَهِيْد
Barangsiapa menghidupkan sunnah sunnahku
pada saat rusaknya ummatku maka baginya pahala orang yang mati syahid.
(misykatul mashobih: 176)
Ini bukan bidah. Tapi ulama – ulama dulu
itu sangat kreatif bagaimana cara mengumpulkan jama’ah dalam satu tempat.
Ditempat itulah mereka bisa memberikan mauizah hasanah kepada ummatnya. Maka
dibuatlah maulid, isro mi’roj, dll. Untuk manggil orang shalat pakai bedug.
Bedugnya tanda azan. kentongan tanda qomat. Ini cara waalisongo berdakwah di
Indonesia.
Hadirin Rahimakumullah
Allah Swt berfirman :
كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
Artinya: "Setiap
yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan
dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan/ keberuntungan.
Ayat ini menerangkan
bahwa kematian itu pasti datang kepada kita dan tidak ada jalan sedikitpun
untuk menghindar dari kematian bila sudah sampai ajalnya.
Yang jadi permasalahan
kita itu adalah ... ketika datang kematian itu
... apakah kita dalam husnul khatimah atau su’ul khatimah.
Apakah kematian itu datang
tatkala kita sedang sholat?
Apakah kematian itu datang
tatkala kita sedang berzikir kepada Allah atau sebaliknya?
Kematian datang kepada
kita maksiat kepada Allah? atau
Kematian datang kepada
kita dan kita sudah murtad atau sedang menyekutukan Allah Swt?
Keadaan akhir hidup
inilah yang kita tidak tahu...
Maka inilah yang seharusnya
selalu kita risaukan, kita khawatirkan dan selalu menjadi pikiran kita setiap
waktu kita ... Dalam kondisi apa kita sudahi hidup kita di dunia ini ...
خوف الصالحين مِن سوء الخاتمة شديدًا؛ يقول أحدهم:
"خوف الصالحين مِن سوء الخاتمة عند كل خَطْرَةٍ وحركة".
Husnul Khotimah merupakan
gerbang kebahagiaan dan su’ul khotimah gerbang kesengsaraan dan penderitaan ...
dan kita belum tahu masuk gerbang mana kita akan menuju alam akhirat tersebut
...
Hadirin rahimakumullah
...
Salah seorang sahabat
Nabi yang bernama Abu darda pernah berkata :
أبو الدرداء قال و الله من امن من حسن الخاتمة مات على سوء
الخاتمةو من امن من سوء الخاتمة مات على حسن الخاتمة
Abu darda bersumpah Demi
Allah, siapa saja yang merasa aman akan mati dalam husnul khotimah maka ia akan
mati su’ul khotimah dan siapa saja yang merasa aman akan mati dalam su’ul
khotimah maka ia akan mati husnul khotimah.
Apabila kita khawatir akan
mati su’ul khotimah dan kemudian ia menyiapkan agar mati dalam husnul khotimah
maka ia akan mati husnul khotimah. Dan sebaliknya, jika ada orang yang sudah merasa
aman dan yaqin akan mati dalam keadaan husnul khotimah maka ia akan mati dalam
keadaan su’ul khotimah.
Yang merasa punya ilmu
tinggi dan ma’rifat yang tinggi jangan merasa aman dari mati su’ul khotimah. Karena
Al-Qur’an menceritakan dalam surat al-A’raf ayat 176 bagaimana seorang Bal’am bin Bauroh (بلعم بن بعورة) yang keilmuannya sangat tinggi tapi
mati dalam keadaan su’ul khotimah.
Yang merasa punya amal
banyak, tahajudnya setiap malam, sedekahnya setiap hari, maka jangan merasa
aman daripada mati su’ul khotimah. Karena Allah mencontohkan ada seorang
bernama BARSISA yang beribadah dengan cara berkholwat selama puluhan
tahun. Tapi siapa sangka BARSISA mati dalam keadaan su’ul khotimah, menyembah Iblis
dan mati tidak membawa iman.
Orang – orang yang merasa
dekat dengan para ulama, dekat dengan waliyallah jangan merada aman dari pada
mati su’ul khotimah. Diceritakan di dalam hadits bahwa seorang pembantu Nabi,
pelayan Nabi, dekat sekali dengan Nabi yang KIRKIROH, siapa sangka dia
mati dalam keadaan su’ul khotimah.
Jadi masalah mati dalam
keadaan su’ul khotimah ini seharusnya menjadi masalah prioritas yang mesti
dirisaukan dan dikhawatirkan karena ini menyangkut masa depan abadi di akhirat
kelak.
Selama ini yang selalu
kita khawatirkan setiap hari adalah rizki Allah kepada kita. Padahal Allah swt
sudah berfirman :
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ
يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ
Allah-lah yang
menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian
menghidupkanmu (kembali).
Kalau khawatir saja tanpa
ada usaha, maka itu di dalam agama dinamakan ghurur atau terpedaya. Contohnya kalau
hari ini ada pengumuman dari PLN bahwa besok seharian mati lampu, maka ia akan
mempersiapkan banyak hal. Isi toren air, beli lilin atau lampu darurat dan lain
sebagainya.
Hadirin rahimakumullah
...
Macam-macam mati husnul
khotimah itu ada 4 tingkatan :
Tingkatan pertama, yaitu
orang mati dalam keadaan beriman kepada Allah Swt.
Tingkatan kedua adalah mati dalam keadaan mengucapkan
kalimat thoyibah seperti mati dalam keadaan sholat, berzikir dan mengaji al-Qur’an.
Tingkatan ketiga, seseorang mati dalam keadaan jihad fi
sabilillah, mati di medan perang, atau mati dalam keadaan sedang menuntut ilmu.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«مَنْ خَرَجَ في طَلَبِ العِلْمِ فَهُوَ في سَبيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ».
رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ،
Dan tingkatan yang
keempat atau tingkatan yang
tertinggi daripada husnul khotimah, yaitu jika seseorang mati dalam keadaan
mengucap (لا إله إلا الله).
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من كان آخر كلامه لا
إله إلا الله دخل الجنة. رواه أبوداود
Barang siapa yang akhir
perkataannya adalah (لا إله إلا الله)
maka ia masuk surga.
Lalu bagaimana agar kita
mati husnul khotimah?
Rasulullah Saw
mengajarkan kepada kita beberapa hal;
Yang pertama hendaknya ia
sering berdoa :
اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ
وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ
Ya Allah, jadikanlah
sebaik-baik umurku pada ujungnya, dan jadikan sebaik-baik amalku pada akhir
hayatku, dan jadikan sebaik-baik hariku pada saat aku bertemu dengan-Mu (di
hari kiamat). (HR Ibnu As-Sunni).
Ada orang yang jahatnya luar
biasa saat hidup tapi sebelum mati ia bertaubat dan mati dalam keadaan husnul
khotimah. Diceritakan bahwa ada seorang yang telah membunuh 100 orang dan
kemudian beratubat kepada Allah dan mati dalam keadaan husnul khotimah sampai
ruhnya di jemput oleh malaikat rahmat.
Ada lagi doa yang
diajarkan Nabi Muhammad Saw :
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى
دِينِكَ
"Wahai
Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu."
Al-Qur’an juga mengajarkan kepada kita suatu doa agar kita mati husnul
khotimah:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
Artinya: (Mereka berdoa):
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada
kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada
kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi
(karunia)".
Para wali dan para guru
juga mengajarkan doa :
اَلـلَّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ حُسْنَ الْخَاِتمَةَ،
وَنَعُوْذُبِكَ مِنْ سُوْءِ الْخَاتِمَةَ. يا الله بها يا الله بها ياالله بحسن الخاتمة.
Al-Qur’an mengajarkan doa,
Nabi dan para wali mengajarkan doa agar mati dalam keadaan husnul khotimah, dan
mereka bukan hanya mengajarkan tapi juga mengamalkan, maka kita jangan pernah
menganggap remeh akan akhir hidup kita kelak. Karena banyak sekali yang mati
dalam keadaan su’ul khotimah sebagaimana yang diceritakan oleh Imam Ahmad bin
Athoillah Assakandari.
Bahwa ada seorang yang
kerjaannya (نبش القبور) membongkar kubur. Setelah tidak
ada orang maka dia akan menggali kuburan dan mengambil kain kafan untuk
kemudian di jual kain kafan tersebut. Akhirnya ia bertaubat kepada Allah. Setelah
bertaubat ia ditanya oleh sang imam, berapa banyak orang yang membelakangi
kiblat saat engkau mengambil kain kafan tersebut. Ia bercerita dari ratusan
orang atau bahkan ribuan orang yang telah ia gali, hanya 2 orang saja yang
masih dalam posisi menghadap kiblat dan selebihnya sudah dalam posisi membelakangi
kiblat yang berarti ini menandakan bahwa yang mati dalam keadaan su’ul khotimah
lebih banyak daripada yang mati dalam keadaan husnul khatimah.
Hadirin rahimakumullah
...
Yang kedua yang harus
kita pikirkan adalah masalah sakarotul maut.
Allah Swt berfirman :
وَجَآءَتْ سَكْرَةُ ٱلْمَوْتِ بِٱلْحَقِّ
Dan datanglah sakaratul
maut dengan haq.
Yang menceritakan
dahsyatnya sakarotul maut ini bukanlah orang yang sudah meninggal karena ia
tidak balik lagi dari alam kubur, tapi yang menceritakan ada baginda nabi
Muhammad Saw. Ia menceritakan bahwa :
Yang pertama: Orang yang sakaratul maut itu akan sakit
tubuhnya
"Sakaratul maut itu
sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang." (HR at-Tirmidzi)
Yang kedua: orang yang sakaratul maut itu akan sakit
hatinya. Kenapa sakit hati? Karena ia meninggalkan anak, istri, rumah,
jabatan, harta, duit yang akan dibagi bagi setelah ia meninggal dunia.
Maka shalat itu cerminan
sakaratul maut. Kita perhatikan kemana fokus kita dalam shalat, apakah
keperkerjaan kita, harta kita, keluarga kita atau Allah... Jika kepada Allah,
maka insya Allah nanti saat sakartaul maut yang terbanyang hanya Allah Swt.
Yang ketiga, orang saat sakaratul maut akan menghadapi
banyak godaan yang bisa membuat kita mati dalam keadaan tidak beriman dan keluar
dari Islam.
Imam alghazali dalam tafsirnya ketika menafsirkan ayat :
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
Bahwa ketika ada orang
yang sakaratul maut maka Iblis mengirim pasukan untuk mengeluarkan orang
tersebut dari Islam. Pasukan-pasukan Iblis ini ada yang menyerupai orang yang
biasa kita mintai pendapatnya saat masih hidup, seperti bapaknya, ibunya bahkan
gurunya.
Kemudian dia akan berkata
: “nak, saya ini sudah meninggal duluan, dan saya menyesal, ternyata agama Islam
itu tidak benar, yang benar itu kristen, maka keluarlah dari Islam dan masuklah
agama kristen”.
Kadang dia menyerupai
guru, datang dengan menggunakan jubah dan lain sebagainya seolah olah merayu
muridnya agar menyekutukan Allah. Maka orang yang kurang imannya pasti akan
tergelincir keluar dari Islam.
Maka Rasulullah Saw
mengajarkan kepada kita :
Yang pertama agar mentalqin orang yang sedang
sakaratul maut dengan perkataan (لا إله إلا الله)
di telinganya agar ia dapat mempertahankan agama Islam di hatinya.
Dan orang yang ketika hidupnya
sering berzikri (لا إله إلا الله)
maka kata imam ghazali ketika menafsirkan وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً
Allah akan mengutus rahmah
atau malaikat Jibril untuk mengusir para Iblis dan setan itu dan Jibril berkata
kepada orang yang sakaratul maut itu agar tetap dalam agama tauhid.
Maka dari itu perbanyak
zikir (لا إله إلا الله) jangan dihitung lagi. Minimal 100
x sehari terus
tambah setiap harinya, tambah
10 terus 20 dan seterusnya.
مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ،
وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهَ فَهُوَ مَغْبُوْنَ، وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ
شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنَ (رواه الحاكم)
“Barangsiapa yang harinya
sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung.
Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi.
Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia
terlaknat.”
عن إبن عباس رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم
قال أخبرني جبريل أن لا إله إلا الله أنس للمسلم عند موته وفي قبره وحين يخرج من
قبره.
Rasulullah Saw bersabda :
saya dikabari Jibril bahwa (لا إله إلا الله)
teman bagi seorang muslim ketika sakaratul maut, dan menjadi teman ketika di
kuburan dan teman ketika dibagkitkan dari kuburan.
Yang kedua Rasulullah mengajarkan ketika sakaratul maut
agar dibacakan surat yasin.
اقْرَؤُوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ
وَالنَّسَائِيُّ
“Bacalah surat Yasin di
dekat orang-orang yang meninggal”
Karena ruh kita itu senang
dengan Al-Qur’an, ruh kita itu senang dengan surah yasin, maka jika dibacakan
pada orang yang sedang sakaratul maut, maka akan cepat keluar ruh tersebut.
Orang yang mati itu
hakikatnya hanya ruh yang keluar dari badan. Dan kita hanya menyangka bahwa
hanya yang masih hidup saja yang bisa mendoakan orang yang mati. Padahal orang
yang mati itu juga bisa mendoakan orang yang masih hidup seperti almarhum saat
ini yang sedang berbahagia karena sedang dikirimkan shodaqah dan doa dari
keluarga besarnya. Sebagaimana hadits Nabi yang ditujukan kepada Sayyidina Ali dalam
kitab wasiyatul Mustafa :
يَا عَلِيُّ، تَصَدَّقْ عَلَى مَوْتَاكَ فَإِنَّ اللهَ
تَعَالَى قَدْ وَكَّلَ مَلَائِكَةً يَحْمِلُوْنَ صَدَقَاتِ الْأَحْيَاءِ
إِلَيْهِمْ فَيَفْرَحُوْنَ بِهَا أَشَدَّ مَا كَانُوْا يَفْرَحُوْنَ فِي
الدُّنْيَا وَيَقُوْلُوْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمَنْ نَوَّرَ قَبْرَنَا
وَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ كَمَا بَشَّرَنَا بِهَا
“Wahai Ali, bersedekahlah
engkau untuk orang-orang yang telah mati. Maka sesungguhnya Allah SWT
memerintahkan para malaikat untuk menyampaikan sedekahnya orang yang hidup
kepada orang-orang yang telah mati. Sehingga orang-orang yang telah mati itu
bahagia, bahkan lebih bahagia daripada
ketika di dunia. Dan orang-orang yang mati itu bedoa: “Ya Allah ampunilah untuk
orang yang menerangi kubur kami dan berikanlah kebahagiaan padanya dengan surga
seperti dia telah membahagiakan kami dengan sedekahnya."
Mudah-mudahan ketika kita
hendak mati, ada orang sholeh yang mentalqin dan membacakan kita surah yasin
bersama dengan keluarga dan anak keturunan kita.
Semoga kita diberikan
taufik dan Hidayah agar bisa mendawamkan zikir (لا إله إلا الله).
Mudah-mudahan Almarhum senang
dan bahagia di alam kubur sana dan keluarganya dapat meneruskan
kebaikan-kebaikan almarhum selama hidupnya.
و العفو منكم
و السلام عليكم و رحمة الله و بركاته