MEMPERINGATI KEMERDEKAAN RI 17 AGUSTUS
Oleh: Dr. H. Taufik Abdillah Syukur
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَ
بَعْدَه.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنفْسِي بِتقْوَ اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ
الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. صَدَقَ اللهُ العَلِيُ العَظِيْمُ
وَبَلَّغَ الرَّسُوْلُ النَّبِيُ الْحَبِيْبُ الكَرِيْمُ وَ نَحْنَ عَلَى ذلِكَ
مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَ الشَّاكِرِيْنَ وَ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
Pertama–tama
marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan
ni’matnya sehingga kita dapat berada di masjid yang insya Allah penuh berkah
ini untuk menunaikan ibadah shalat jum’at berjama’ah. Shalawat dan salam selalu
tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. Mudah-mudahan kita termasuk
golongan yang mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad Saw pada hari la yanfa’u
malun wala banun illa man atallaha biqolbin salim. Amin ya Rabbal
Alamin.
Mengawali khutbah jum’at kali ini, khatib mengajak kepada
diri sendiri dan kepada jama’ah yang dirahmati Allah untuk selalu meningkatkan
ketakwaan kepada Allah Swt dimanapun kita berada dan janganlah kita mati
kecuali dalam keadaan Islam. Mudah-mudahan kita selalu mendapat taufik dan
hidayah dari Allah Swt sehingga kita selalu istiqomah dalam kebaikan sampai
akhir hayat kita dan mudah mudahan kita semua mati dalam keadaan husnul
khatimah. Amin ya Robbal Alamin.
Para pemimpin, pejuang dan pahlawan kita dulu, sadar
sesadar sadarnya bahwa proklamasi tanggal 17 agustus 1945 itu tidak mungkin
akan terjadi kecuali hanya dengan berkat rahmat Allah Swt. Sebagaimana
pembukaaan UUD tahun 1945 disebutkan: ‘bahwa dengan rahmat Allah Swt’. Jadi
tanpa rahmat Allah Swt sulit sekali dibayangkan kemerdekaan itu bisa di raih. Ahli strategi perang mana yang berani menjamin bahwa tentara dan rakyat biasa mampu bertempur dan
melawan tentara belanda yang profesional.
Para
pejuang negeri ini bukan hanya mengandalkan bambu runcing saja untuk mengusir
penjajah tapi juga dengan mengandalkan iman kepada Allah. Maka untuk
mengisi kemerdekaan ini yang jatuh pada tanggal 17 agustus maka jangan
melupakan 17 yang lain, yang pertama 17 Rakaat shalat wajib sehari semalam dan
yang kedua 17 Ramadhan.
Apa pengaruh 17 rakaat untuk mengisi kemerdekaan saat
ini? Pertama, 17 Rakaat akan melahirkan sosok pribadi yang jujur, bisa
dipercaya, teguh, dan pandai menjaga amanat. Seseorang
yang melaksanakan 17 rakaat walaupun tidak disaksikan oleh orang lain, dia
tidak akan korupsi rakaat.
Kedua,
17 rakaat ini akan menjadikan manusia bersikap tawadhu, rendah hati dan tidak
sombong. Anggota badan kita yang paling terhormat yaitu kepala harus sejajar
dengan telapak kaki kita dalam keadaan sujud. Orang yang tidak tawadhu akan
menjadi fir’aun dan qorun
gaya baru. Ketika orang bertanya kepada qorun ? Hartamu begitu banyak, dari
mana engkau dapatkan wahai qorun? Dia menjawab: hartaku adalah usahaku dan
tidak ada hubungannya dengan tuhan.
Ketiga,
17 Rakaat itu membentuk sikap disiplin. Shalat tepat waktu dan pada waktunya.
Keempat,
17 rakaat itu membentuk kepribadian sabar. Kalau shalat isya 4 rakaat, baru 2
rakaat tidak boleh berhenti. Harus sabar dan sampai tuntas. Kesabaran sangat
dibutuhkan dalam bekerja maupun belajar.
Kelima,
17 rakaat membentuk sikap ikhlas maka ketika kita baru
memulai shalat kita membaca :
ان صلاتي و نسكي و محيايا و مماتي لله
رب العالمين
“Shalatku,
ibadahku, hidup dan matiku, semata-mata untuk Allah Swt.”
Maka
dari itu dapat penghargaan atau tidak dapat kalau itu suatu kewajibannya maka
harus dijalankan.
Dengan
17 Rakaat mudah-mudahan bisa menjadikan manusia yang jujur, tawadhu, disiplin, sabar dan ikhlas. 17 Rakaat ini harus dilengkap denga 17 yang lain, yaitu
17 Ramadhan. Memang
ada apa dengan 17 Ramadhan?. 17 Ramadhan itu adalah waktu pertama kali
diturunkan wahyu pertama ke dunia. Surat yang pertama turun adalah surat
al-Alaq ayat 1 sampai 5. Ayat yang pertama adalah iqro’ yang artinya adalah ‘bacalah’.
Berarti manusia muslim
Indonesia kalau ingin maju menjadi pribadi yang unggul terdepan harus banyak
membaca seperti tradisi para ulama-ulama dulu. Allah
berfirman:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي
خَلَقَ{1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ{2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ{3}
الَّذِي عَلَّمَ
بِالْقَلَمِ{4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}
Bacalah dengan (menyebut) nama
Rabbmu Yang menciptakan, (QS. 96:1) Dia telah menciptakan manusia dengan
segumpal darah. (QS. 96:2) Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, (QS. 96:3) Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. (QS. 96:4) Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:5)
Coba perhatikan perintah “iqro” atau bacalah sampai dua
kali. Ini mengisyaratkan bagi pembaca buku atau yang lainnya untuk membaca
ulang bacaannya itu minimal dua kali. Sehingga materi bacaan tersebut masuk ke
alam bawah sadar seseorang dan otomatis nanti akan keluar dengan sendirinya
ketika otak sadar kita sedang membutuhkannya. Kemudian
Allah berfirman: “yang mengajar manusia dengan qalam” عَلَّمَ
بِالْقَلَمِ الَّذِي
Qalam
atau pena ini penting untuk kita semua. Dengan qalam kita dapat membuat ringkasan, dapat mencatat ide yang datang
sekilas, dapat membuat ringkasan-ringkasan, dapat mencatat hal-hal yang belum
dipahami sehingga nanti bisa didiskusikan dan bisa membuat karya tulis yang
tulisannya terus akan dikenang dan dinikmati oleh orang banyak. Maka 17 Ramadhan ini harus menjadi spririt
bagi kaum muslimin Indonesia untuk mengisi kemerdekaan dengan otak yang
cemerlang dengan membaca dan membaca serta menuliskan sesuatu yang bermanfaat
untuk bisa dimanfaatkan oleh orang banyak teruratama dan anak cucu dan generasi
setelah kita.
Maka dari itu rakyat indonesia, disamping harus menjiwai 17 agustus 1945 sebagai hari
kemerdekaan Indonesia tetapi juga harus menjalankan 17 Rakaat dan menjiwai 17
Ramadhan agar pribadinya bagus, hatinya bagus dan otaknya juga bagus. Semoga khutbah singkat ini bermanfaat untuk kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكيْمِ.
وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاَوتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
أَقوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
الحَمْدُ لله و كفى و الصلاة و السلام
على النبي المصطفى و على أله و صحبه أهل
الصدق والوفاء أَمَّا
بَعْدُ : فَيَا عِبَادَ اللهِ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. فقال الله تعالى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَأّيُّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ
اَلِه وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالـْمُسْلِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْـمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ زَمَان وَ فِي مَكَانٍ،
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا
وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ،
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ، عباد الله، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ
اسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرَ وَ اللهُ
يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.