Terjemahan Kitab Maraqil Aliyah tentang Isra Miraj
"Tangga-Tangga yang Tinggi"
"Cahaya-Cahaya
yang Cemerlang"
"Dari
Isra dan Mi'raj Sebaik-baiknya Makhluk"
"Ummu
Muhammad"
Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Segala
puji bagi Allah yang telah mengkhususkan junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ, dengan peristiwa Isra’, agar
diperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Tuhannya.
Ya Allah,
limpahkanlah salawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, pemilik maqam yang
paling luhur, cahaya bagi seluruh bumi dan langit, serta kepada keluarga dan
sahabatnya yang mulia.
Adapun
setelahnya, ini adalah faedah-faedah yang berharga, yang saya ringkas dari
kitab Al-Anwar Al-Bahiyyah min Isra’ wa Mi’raj Khair Al-Bariyyah, karya
junjungan kami, Imam Al-Muhaddits Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki,
keturunan para sayid dari nasab Al-Hasani, penghidup sunnah Nabi Muhammad ﷺ, penyambung menuju hadirat Nabi yang
merupakan pintu menuju hadirat keesaan Allah.
Beliau
adalah imam di Ummul Qura, tetangga junjungan besar kita, semoga Allah
melimpahkan rahmat-Nya kepada beliau dengan rahmat-Nya yang luas, sebagaimana
rahmat bagi orang-orang yang jujur dan berbakti.
Saya telah
menerima kitab ini dari guru dan imam saya, ayah saya sendiri, seorang yang
bersungguh-sungguh dalam berijtihad, yang membimbing saya ke jalan petunjuk,
yang mengikuti jejak para leluhur, guru kami Al-Habib Salim bin Abdul Qadir bin
Muhammad Al-Haddad – semoga Allah menjaga, melindungi, menolong, dan tidak
melupakan beliau, serta menyampaikannya pada segala cita-cita dan harapannya.
Saya telah
menyusunnya dalam beberapa bagian, yang di antara bagian-bagian tersebut
disertai salawat dan salam sebagai pelengkap. Saya memohon kepada Allah Ta’ala
agar kitab ini memberi manfaat bagi saya dan para pencinta Nabi, sebagai bentuk
kedekatan dengan sifat-sifat junjungan para rasul.
"Dan
sebagai pengokohan bagi hati dengan bertambahnya ilmu dan keyakinan,
mudah-mudahan setelahnya Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang
yang benar (shiddiqin) dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang sibuk
menghidupkan sunnah Nabi yang terpercaya ini."
Ya Allah,
limpahkanlah salawat kepada cahaya yang diangkat ke tempat tertinggi, dan
berikanlah salam sejahtera yang berlimpah kepadanya sebagai bentuk
kemurahan-Mu.
Ya Allah,
limpahkanlah salawat, salam, dan keberkahan kepadanya, serta kepada keluarga
dan para sahabatnya.
Kisah
Pembedahan Dada Nabi Muhammad ﷺ
Ketika
Nabi Muhammad ﷺ berada di Hijr (Hijir
Ismail), dekat Ka’bah, dalam keadaan berbaring di antara dua orang, tiba-tiba
datanglah Jibril dan Mikail bersama seorang malaikat lainnya. Mereka membawanya
hingga tiba di dekat sumur Zamzam.
Kemudian
mereka membaringkannya dalam keadaan telentang, lalu Jibril mengurusnya. Ia
membelah bagian antara leher dan dada hingga ke bagian bawah perutnya.
Kemudian
Jibril berkata kepada Mikail: "Ambilkan aku satu bejana dari air Zamzam
agar aku dapat membersihkan hatinya dan melapangkan dadanya."
Lalu
Jibril mengeluarkan hati Nabi Muhammad ﷺ,
mencucinya tiga kali, serta menghilangkan segala gangguan yang ada padanya.
Mikail menuangkan air Zamzam dalam tiga bejana, kemudian datanglah satu bejana
emas yang penuh dengan hikmah dan keimanan.
Jibril
menuangkan isi bejana itu ke dalam dada Nabi Muhammad ﷺ,
lalu memenuhi hatinya dengan kelembutan, ilmu, Islam, dan keyakinan. Setelah
itu, Jibril menyatukan kembali dadanya dan menutupnya.
Kemudian,
di antara kedua bahunya, dicapkanlah "Khatamun Nubuwwah" (materai
kenabian).
"Ya
Allah, limpahkanlah salawat kepada cahaya yang diangkat ke langit, dan
berikanlah salam sejahtera yang berlimpah kepadanya sebagai bentuk
kemurahan-Mu."
"Ya
Allah, limpahkanlah salawat, salam, dan keberkahan kepadanya, serta kepada
keluarga dan para sahabatnya."
Kisah Nabi
Muhammad ﷺ Menunggangi Buraq
Kemudian,
didatangkanlah Buraq dalam keadaan telah diberi pelana dan tali kekang. Buraq
adalah hewan yang ketika melangkah, ujung kakinya mencapai sejauh pandangan
matanya. Jika ia melewati gunung, maka kaki belakangnya naik, dan jika menurun,
maka kaki depannya naik. Ia memiliki dua sayap di pahanya yang membantunya
melesat dengan cepat.
Ketika
Nabi Muhammad ﷺ hendak
menungganginya, Buraq sedikit memberontak. Maka Jibril berkata kepadanya, "Tidakkah
engkau malu, wahai Buraq? Demi Allah, tidak pernah ada makhluk yang lebih mulia
di sisi Allah yang pernah menunggangimu selain dia (Nabi Muhammad ﷺ)!"
Mendengar
hal itu, Buraq merasa malu hingga berkeringat, kemudian ia menjadi tenang
hingga Nabi Muhammad ﷺ dapat menungganginya.
Sebelumnya, para nabi juga telah menunggangi Buraq.
"Ya
Allah, limpahkanlah salawat kepada cahaya yang diangkat ke langit, dan
berikanlah salam sejahtera yang berlimpah kepadanya sebagai bentuk
kemurahan-Mu."
"Ya
Allah, limpahkanlah salawat, salam, dan keberkahan kepadanya, serta kepada
keluarga dan para sahabatnya."
Perjalanan
Isra' Nabi Muhammad ﷺ
Kemudian
Jibril dan Mikail membawa Nabi Muhammad ﷺ
dalam perjalanan hingga mereka sampai di sebuah tanah yang penuh dengan pohon
kurma. Jibril berkata kepadanya, "Turunlah dan shalatlah di sini."
Maka Nabi pun turun dan melaksanakan shalat, lalu kembali menaiki Buraq.
Jibril
bertanya kepadanya, "Tahukah engkau di mana engkau tadi shalat?" Nabi
menjawab, "Tidak." Jibril berkata, "Engkau shalat di Thaibah
(Madinah), dan ke sanalah tempat hijrahmu nanti."
Kemudian
Buraq melesat membawa Nabi ﷺ. Saat tiba di suatu
tempat, Jibril kembali berkata, "Turunlah dan shalatlah di sini."
Maka Nabi pun turun dan shalat, lalu kembali menaiki Buraq.
Jibril
bertanya lagi, "Tahukah engkau di mana engkau tadi shalat?" Nabi
menjawab, "Tidak." Jibril berkata, "Engkau shalat di Madyan, di
dekat pohon tempat Nabi Musa pernah berteduh."
Lalu Buraq
terus membawa Nabi ﷺ hingga sampai di
tempat lain. Jibril berkata lagi, "Turunlah dan shalatlah di sini."
Maka Nabi pun turun dan shalat, lalu kembali menaiki Buraq.
Jibril
bertanya, "Tahukah engkau di mana engkau tadi shalat?" Nabi menjawab,
"Tidak." Jibril berkata, "Engkau shalat di Gunung Sinai, tempat
Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa."
Kemudian
mereka melanjutkan perjalanan hingga Nabi ﷺ
melihat istana-istana di negeri Syam. Jibril berkata, "Turunlah dan
shalatlah di sini." Maka Nabi pun turun dan shalat, lalu kembali menaiki
Buraq.
Jibril
bertanya lagi, "Tahukah engkau di mana engkau tadi shalat?" Nabi
menjawab, "Tidak." Jibril berkata, "Engkau shalat di Betlehem,
tempat kelahiran Isa putra Maryam."
"Ya
Allah, limpahkanlah salawat kepada cahaya yang diangkat ke langit, dan
berikanlah salam sejahtera yang berlimpah kepadanya sebagai bentuk
kemurahan-Mu."
"Ya
Allah, limpahkanlah salawat, salam, dan keberkahan kepadanya, serta kepada
keluarga dan para sahabatnya."
Peristiwa
dalam perjalanan Isra'
Saat Nabi ﷺ sedang menunggangi Buraq dalam perjalanan,
tiba-tiba beliau melihat seorang ifrit dari golongan jin membawa nyala api dan
berusaha mengejarnya. Setiap kali Nabi ﷺ
menoleh, beliau melihatnya masih mengikuti.
Maka
Jibril berkata, "Maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang jika
engkau ucapkan, maka nyala apinya akan padam dan jin itu akan jatuh
tersungkur?"
Rasulullah
ﷺ menjawab, "Tentu."
Jibril
berkata, "Ucapkanlah:
'Aku
berlindung dengan wajah Allah yang Maha Mulia, dan dengan kalimat-kalimat Allah
yang sempurna, yang tidak bisa ditembus oleh orang baik maupun jahat, dari
kejahatan yang turun dari langit, dari kejahatan yang naik ke langit, dari
kejahatan yang tersebar di bumi, dari kejahatan yang keluar darinya, dari
fitnah malam dan siang, serta dari gangguan yang datang di malam dan siang
hari, kecuali yang datang membawa kebaikan, wahai Tuhan Yang Maha
Pengasih.'"
Maka
setelah Rasulullah ﷺ mengucapkannya, jin
itu pun jatuh tersungkur dan nyala apinya padam.
"Ya
Allah, limpahkanlah salawat kepada cahaya yang diangkat ke langit, dan
berikanlah salam sejahtera yang berlimpah kepadanya sebagai bentuk
kemurahan-Mu."
"Ya
Allah, limpahkanlah salawat, salam, dan keberkahan kepadanya, serta kepada
keluarga dan para sahabatnya."
Perjalanan
Nabi ﷺ dalam Isra' Mi'raj
Kemudian
Nabi ﷺ melanjutkan perjalanan hingga beliau
mendapati suatu kaum yang menanam di pagi hari dan menuai hasilnya di hari yang
sama. Setiap kali mereka memanen, ladang mereka kembali seperti semula. Maka
Nabi ﷺ bertanya, "Wahai Jibril, siapakah
mereka?"
Jibril
menjawab, "Mereka adalah para mujahid di jalan Allah. Setiap amal kebaikan
mereka dilipatgandakan hingga tujuh ratus kali lipat, dan setiap harta yang
mereka nafkahkan akan digantikan oleh Allah."
Kemudian
Rasulullah ﷺ mencium bau yang sangat harum dan
bertanya, "Wahai Jibril, bau apakah ini?"
Jibril
menjawab, "Ini adalah wangi dari wanita penyisir putri Fir’aun dan
anak-anaknya."
Kisah
Wanita Penyisir Putri Fir’aun
Suatu
hari, ketika wanita tersebut sedang menyisir rambut putri Fir’aun, sisirnya
terjatuh dari tangannya. Saat mengambilnya, ia mengucapkan, "Bismillah"
(Dengan nama Allah).
Putri
Fir’aun bertanya, "Apakah engkau memiliki Tuhan selain ayahku?"
Wanita itu
menjawab, "Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah."
Putri
Fir’aun berkata, "Apakah aku boleh memberitahukan hal ini kepada
ayahku?"
Wanita itu
menjawab, "Ya, silakan."
Maka putri
Fir’aun memberitahukan kepada ayahnya. Fir’aun kemudian memanggil wanita
tersebut dan bertanya, "Apakah engkau memiliki Tuhan selain aku?"
Wanita itu
dengan tegas menjawab, "Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah."
Wanita ini
memiliki seorang suami dan dua anak. Fir’aun kemudian mengutus orang-orangnya
untuk membujuk mereka agar meninggalkan agama mereka, tetapi mereka menolak.
Fir’aun
berkata, "Jika kalian tidak mau kembali (kepada keyakinan menyembahku),
maka aku akan membunuh kalian."
Wanita itu
pun berkata, "Jika engkau membunuh kami, mohon kuburkan kami dalam satu
tempat yang sama."
Fir’aun
berkata, "Permintaanmu aku kabulkan."
Maka
Fir’aun memerintahkan untuk menyiapkan patung lembu dari tembaga yang
dipanaskan, lalu memerintahkan agar wanita itu dan anak-anaknya dilemparkan ke
dalamnya satu per satu.
Ketika
tiba giliran anaknya yang masih bayi untuk dilemparkan ke dalam api, ibunya
merasa ragu sejenak. Namun, bayinya berkata, "Wahai Ibu, lompatlah!
Sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran." Maka, ia pun dilemparkan ke
dalam api bersama anak-anaknya.
Peringatan
bagi Orang-Orang yang Lalai
Kemudian
Rasulullah ﷺ melihat suatu kaum yang kepala mereka
dihancurkan dengan batu. Setiap kali kepala mereka pecah, kepala itu kembali
seperti semula, dan mereka terus-menerus dihukum tanpa henti. Maka Rasulullah ﷺ bertanya, "Wahai Jibril, siapakah
mereka?"
Jibril
menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang berat untuk menunaikan shalat
wajib."
Lalu
Rasulullah ﷺ melihat suatu kaum yang mengenakan pakaian
compang-camping di bagian depan dan belakang tubuh mereka, seperti ternak yang
digembalakan. Mereka memakan tumbuhan beracun, buah zaqqum, dan batu panas dari
neraka Jahannam.
Rasulullah
ﷺ bertanya, "Siapakah mereka, wahai
Jibril?"
Jibril
menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang tidak menunaikan zakat dari
harta mereka. Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi
diri mereka sendiri."
Kemudian
Rasulullah ﷺ melihat suatu kaum yang di hadapan mereka
ada daging matang yang lezat di dalam panci, dan ada juga daging mentah yang
busuk. Namun, mereka justru meninggalkan daging yang matang dan memilih memakan
daging yang mentah dan busuk.
Rasulullah
ﷺ bertanya, "Apa ini, wahai
Jibril?"
Jibril
menjawab, "Ini adalah perumpamaan laki-laki dari umatmu yang memiliki
istri yang halal dan baik, tetapi ia justru mendatangi wanita yang haram dan
menghabiskan malam bersamanya hingga pagi. Begitu pula dengan seorang wanita
yang memiliki suami yang halal dan baik, tetapi ia justru mendatangi laki-laki
yang haram dan bermalam dengannya hingga pagi."
Kemudian
Rasulullah ﷺ melihat sebuah kayu yang melintang di
jalan. Tidak ada kain atau benda yang melewatinya kecuali kayu itu merobeknya.
Rasulullah
ﷺ bertanya, "Apa ini, wahai
Jibril?"
Jibril
menjawab, "Ini adalah perumpamaan sekelompok orang dari umatmu yang duduk
di jalanan dan menghalangi orang-orang yang hendak melaluinya." Lalu
Jibril membacakan firman Allah:
"Dan
janganlah kalian duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalangi
dari jalan Allah..." (QS. Al-A’raf: 86).
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, kepada
keluarganya, dan kepada para sahabatnya.
Gambaran
Azab bagi Pelaku Dosa
Kemudian
Nabi ﷺ melihat seorang laki-laki yang berenang di
sungai darah dan setiap kali ia berusaha keluar, seseorang memasukkan batu ke
dalam mulutnya.
Rasulullah
ﷺ bertanya, "Wahai Jibril, siapa orang
ini?"
Jibril
menjawab, "Ini adalah perumpamaan orang yang memakan riba."
Lalu
Rasulullah ﷺ melihat seorang laki-laki yang
mengumpulkan setumpuk kayu bakar yang sangat banyak. Ia tidak mampu membawanya,
tetapi terus menambahinya.
Rasulullah
ﷺ bertanya, "Apa ini, wahai
Jibril?"
Jibril
menjawab, "Ini adalah perumpamaan seseorang dari umatmu yang telah
memegang amanah orang lain tetapi tidak sanggup menunaikannya, lalu ia masih
ingin menerima amanah yang lebih banyak lagi."
Kemudian
Rasulullah ﷺ melihat suatu kaum yang lidah dan bibir
mereka digunting dengan gunting besi. Setiap kali dipotong, kembali seperti
semula dan mereka terus-menerus disiksa.
Rasulullah
ﷺ bertanya, "Siapa mereka, wahai
Jibril?"
Jibril
menjawab, "Mereka adalah para khatib (penceramah) yang mengobarkan fitnah
dalam umatmu. Mereka berkata tetapi tidak melakukannya."
Lalu
Rasulullah ﷺ melihat suatu kaum yang memiliki kuku dari
tembaga. Mereka mencakar wajah dan dada mereka sendiri dengan kuku tersebut.
Rasulullah
ﷺ bertanya, "Siapa mereka, wahai
Jibril?"
Jibril
menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang memakan daging sesama manusia
(ghibah) dan mencemarkan kehormatan orang lain."
Kemudian
Rasulullah ﷺ melihat seekor sapi besar keluar dari
lubang kecil, tetapi sapi itu tidak bisa kembali masuk ke lubang tersebut.
Rasulullah
ﷺ bertanya, "Apa ini, wahai
Jibril?"
Jibril
menjawab, "Ini adalah perumpamaan seseorang dari umatmu yang mengucapkan
perkataan besar (berdampak buruk), lalu ia menyesalinya, tetapi tidak bisa
menariknya kembali."
Saat
Rasulullah ﷺ sedang berjalan, tiba-tiba terdengar suara
panggilan dari arah kanan, "Wahai Muhammad! Berhentilah sejenak, aku ingin
bertanya kepadamu!"
Namun,
Rasulullah ﷺ tidak menoleh kepadanya.
Maka
beliau bertanya, "Siapakah itu, wahai Jibril?"
Jibril
menjawab, "Itu adalah seruan dari orang Yahudi. Seandainya engkau
menjawabnya, niscaya umatmu akan menjadi Yahudi."
Ketika
Rasulullah ﷺ sedang berjalan, tiba-tiba ada seorang
yang memanggil dari arah kirinya, "Wahai Muhammad! Berhentilah sejenak,
aku ingin bertanya kepadamu!"
Namun,
Rasulullah ﷺ tidak menoleh kepadanya.
Beliau
bertanya, "Siapakah itu, wahai Jibril?"
Jibril
menjawab, "Itu adalah seruan dari orang Nasrani. Seandainya engkau
menjawabnya, niscaya umatmu akan menjadi Nasrani."
Kemudian
Rasulullah ﷺ terus berjalan hingga bertemu dengan
seorang wanita yang lengannya terbuka dan mengenakan segala jenis perhiasan
yang Allah ciptakan.
Wanita itu
berkata, "Wahai Muhammad! Berhentilah sejenak, aku ingin bertanya
kepadamu!"
Namun,
Rasulullah ﷺ tidak menoleh kepadanya.
Beliau
bertanya, "Siapakah wanita ini, wahai Jibril?"
Jibril
menjawab, "Itu adalah dunia. Seandainya engkau menjawabnya, niscaya umatmu
akan lebih memilih dunia daripada akhirat."
Ketika
Rasulullah ﷺ melanjutkan perjalanan, tiba-tiba muncul
seorang tua yang berdiri di tepi jalan dan memanggilnya, "Kemari, wahai
Muhammad!"
Namun,
Jibril berkata, "Teruslah berjalan, wahai Muhammad!"
Rasulullah
ﷺ bertanya, "Siapa dia, wahai
Jibril?"
Jibril
menjawab, "Itulah musuh Allah, Iblis. Ia ingin agar engkau berpaling
kepadanya."
Kemudian
Rasulullah ﷺ melihat seorang nenek tua di tepi jalan
yang juga berkata, "Wahai Muhammad! Berhentilah sejenak, aku ingin
bertanya kepadamu!"
Namun,
Rasulullah ﷺ tidak menoleh kepadanya.
Beliau
bertanya, "Siapa dia, wahai Jibril?"
Jibril
menjawab, "Sesungguhnya tidak tersisa dari umur dunia ini kecuali seperti
umur wanita tua ini."
Shalawat:
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, kepada
keluarganya, dan kepada para sahabatnya.
Kemudian
Rasulullah ﷺ melanjutkan perjalanan hingga tiba di kota
Baitul Maqdis. Beliau masuk melalui pintu sebelah kanan, lalu turun dari Buraq
dan mengikatnya di cincin besi di pintu masjid, yang dahulu digunakan para nabi
untuk mengikat hewan tunggangannya.
Setelah
itu, Rasulullah ﷺ memasuki masjid
melalui pintu tempat matahari dan bulan tampak condong.
Nabi
Muhammad ﷺ kemudian melaksanakan shalat dua rakaat
bersama Jibril. Tidak lama setelah itu, orang-orang mulai berkumpul.
Nabi ﷺ mengenali para nabi dari kalangan mereka
yang berdiri, rukuk, dan sujud. Kemudian Jibril mengumandangkan azan. Para
malaikat pun turun dari langit, dan Allah mengumpulkan seluruh rasul serta
nabi.
Lalu, Nabi
Muhammad ﷺ menjadi imam dalam shalat bagi para
malaikat dan rasul.
Setelah
selesai, Jibril berkata, "Wahai Nabi yang terpercaya, tahukah engkau siapa
yang shalat di belakangmu?"
Nabi ﷺ menjawab, "Tidak."
Jibril
berkata, "Semua nabi yang pernah diutus oleh Allah, Tuhan semesta
alam."
Shalawat:
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit.
Berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, kepada
keluarganya, dan kepada para sahabatnya.
Kemudian,
setiap nabi memuji Tuhannya dengan pujian yang indah.
Lalu, Nabi
Muhammad ﷺ bersabda, "Kalian semua telah memuji
Tuhan kalian, dan aku pun akan memuji Tuhanku, Sang Raja yang Mahaagung."
Kemudian
beliau bersabda:
"Segala puji bagi Allah yang mengutusku sebagai rahmat bagi seluruh alam,
sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan bagi seluruh manusia. Allah
menurunkan kepadaku Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat penjelasan segala
sesuatu. Allah menjadikan umatku sebagai umat terbaik yang dikeluarkan untuk
manusia. Allah menjadikan umatku sebagai umat pertengahan. Allah menjadikan
umatku sebagai yang pertama dan terakhir. Allah telah melapangkan dadaku,
mengampuni dosaku, mengangkat derajatku, dan menjadikanku sebagai pembuka serta
penutup (para nabi).”
Lalu Nabi
Ibrahim عليه السلام berkata, "Dengan
ini, Allah telah memuliakanmu, wahai Muhammad."
Shalawat:
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit.
Berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, kepada
keluarganya, dan kepada para sahabatnya.
Suatu
ketika, Nabi Muhammad ﷺ merasakan dahaga yang
sangat luar biasa. Lalu, Jibril عليه السلام
datang kepadanya dengan membawa sebuah bejana berisi khamr (minuman memabukkan)
dan sebuah bejana berisi susu. Allah memberikan pilihan kepada Nabi ﷺ, maka beliau memilih susu.
Jibril
berkata, "Engkau telah memilih fitrah. Seandainya engkau memilih khamr,
niscaya umatmu akan tersesat dan hanya sedikit yang akan mengikutimu."
Kemudian,
Rasulullah ﷺ melihat di sebelah kiri batu (Shakhrah)
ada bidadari-bidadari surga. Mereka memberi salam kepada beliau, lalu beliau
membalas salam mereka. Nabi ﷺ bertanya kepada
mereka, dan mereka menjawab dengan jawaban yang menenangkan hati.
Lalu, Nabi
ﷺ dibawa ke Al-Mi'raj, yaitu tangga yang
digunakan oleh ruh-ruh manusia untuk naik ke langit. Tidak ada makhluk yang
pernah melihat sesuatu yang lebih indah darinya. Tangga itu memiliki anak
tangga dari emas dan perak, berasal dari surga tertinggi (Jannatul Firdaus),
serta dihiasi dengan mutiara.
Di sisi
kanan dan kirinya terdapat para malaikat. Kemudian, Nabi ﷺ naik bersama Jibril عليه السلام
hingga mereka mencapai salah satu pintu langit dunia yang disebut Isma'il.
Isma'il
adalah penjaga langit dunia yang tinggal di udara. Tidak ada seorang pun yang
pernah naik ke langit atau turun ke bumi kecuali para nabi yang telah wafat. Di
hadapannya terdapat 70.000 malaikat.
Lalu,
Jibril meminta izin untuk membuka pintu langit.
Para
malaikat bertanya, "Siapa ini?"
Jibril
menjawab, "Aku Jibril."
Mereka
bertanya lagi, "Siapa yang bersamamu?"
Jibril
menjawab, "Muhammad."
Mereka
bertanya, "Apakah dia telah diutus?"
Jibril
menjawab, "Ya."
Maka
mereka berkata, "Selamat datang! Allah telah memberikan kehormatan
kepadanya. Dia adalah saudara yang baik, pemimpin yang baik, dan kedatangannya
adalah kedatangan yang penuh berkah."
Shalawat:
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit.
Berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, kepada
keluarganya, dan kepada para sahabatnya.
Ketika
pintu langit dibuka bagi mereka, mereka pun masuk. Di sana terdapat Nabi Adam عليه السلام, yang diperlihatkan kepadanya ruh-ruh para
nabi serta keturunannya yang beriman. Setiap kali diperlihatkan kepadanya ruh
yang baik, ia berkata: "Ruh yang baik, jiwa yang baik, tempatkanlah di
Illiyyin (tempat tertinggi di surga)."
Namun,
ketika diperlihatkan kepadanya ruh-ruh keturunannya yang kafir, ia berkata: "Ruh
yang buruk, jiwa yang keji, tempatkanlah di Sijjin (tempat terendah di
neraka)."
Rasulullah
ﷺ melihat di sebelah kanan Adam عليه السلام ada sekumpulan manusia dan sebuah pintu
yang mengeluarkan aroma yang harum. Sementara di sebelah kirinya, ada
sekumpulan manusia lain dan sebuah pintu yang mengeluarkan bau busuk dan
menyengat.
Setiap
kali Adam عليه السلام melihat ke sebelah
kanannya, ia tertawa dan merasa bahagia. Namun, ketika melihat ke sebelah
kirinya, ia menangis dan bersedih.
Rasulullah
ﷺ pun memberi salam kepada Nabi Adam عليه السلام, dan beliau pun membalas salamnya seraya
berkata: "Selamat datang, wahai anak yang saleh dan nabi yang saleh!"
Rasulullah
ﷺ bertanya kepada Jibril, "Siapakah
ini?"
Jibril
menjawab, "Ini adalah ayahmu, Adam. Orang-orang yang berada di sebelah
kanannya adalah penghuni surga, sedangkan orang-orang di sebelah kirinya adalah
penghuni neraka. Itulah sebabnya setiap kali ia melihat ke kanan, ia tersenyum
bahagia, dan ketika melihat ke kiri, ia bersedih."
Kemudian,
Rasulullah ﷺ dan Jibril naik ke langit kedua.
Jibril
meminta izin untuk masuk, dan para malaikat bertanya: "Siapa ini?"
Jibril
menjawab, "Aku Jibril."
Mereka
bertanya, "Siapa yang bersamamu?"
Jibril
menjawab, "Muhammad."
Mereka
bertanya lagi, "Apakah dia telah diutus?"
Jibril
menjawab, "Ya."
Mereka
berkata, "Selamat datang! Allah telah memberikan kehormatan kepadanya. Dia
adalah saudara yang baik, pemimpin yang baik, dan kedatangannya penuh
berkah."
Ketika
pintu langit kedua dibuka, di sana terdapat dua nabi, yaitu Isa bin Maryam dan
Yahya bin Zakariya عليهما السلام. Keduanya tampak
mirip satu sama lain dalam bentuk tubuh dan rambutnya.
Rasulullah
ﷺ memberi salam kepada mereka, dan mereka
pun membalas salamnya seraya berkata: "Selamat datang, wahai saudara yang
saleh dan nabi yang saleh!" Lalu mereka mendoakan kebaikan untuk
Rasulullah ﷺ.
Kemudian,
Rasulullah ﷺ dan Jibril naik ke langit ketiga.
Jibril
kembali meminta izin untuk masuk, dan para malaikat bertanya seperti
sebelumnya. Setelah mendapat izin, mereka masuk ke dalamnya.
Di sana,
Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Yusuf عليه السلام yang ditemani oleh sekelompok kaumnya.
Rasulullah ﷺ memberi salam kepadanya, dan Yusuf عليه السلام membalas salamnya seraya berkata: "Selamat
datang, wahai saudara yang saleh dan nabi yang saleh!" Lalu ia mendoakan
kebaikan untuk Rasulullah ﷺ.
Rasulullah
ﷺ melihat bahwa Nabi Yusuf عليه السلام telah dianugerahi setengah dari seluruh
keindahan yang ada di dunia. Wajahnya bersinar seperti bulan purnama di antara
bintang-bintang yang bertebaran di langit.
Rasulullah
ﷺ bertanya, "Siapakah ini, wahai
Jibril?"
Jibril
menjawab, "Ini adalah saudaramu, Yusuf."
Kemudian,
mereka naik ke langit keempat.
Jibril
kembali meminta izin untuk masuk, dan para malaikat bertanya seperti
sebelumnya. Setelah mendapat izin, mereka pun masuk.
Para
malaikat berkata: "Selamat datang! Allah telah memberikan kehormatan
kepadanya. Dia adalah saudara yang baik, pemimpin yang baik, dan kedatangannya
penuh berkah."
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang telah naik ke langit,
Dan berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepadanya, kepada
keluarganya, serta para sahabatnya.
Ketika
mereka telah melewati langit keempat, Nabi Muhammad ﷺ
bertemu dengan Nabi Idris عليه السلام,
yang telah diangkat Allah ke tempat yang tinggi. Nabi Muhammad ﷺ memberi salam kepadanya, dan Nabi Idris عليه السلام membalas salam itu serta berkata,
"Selamat datang wahai saudara yang saleh dan nabi yang saleh."
Kemudian, beliau berdoa untuk Nabi Muhammad ﷺ
dengan doa kebaikan.
Setelah
itu, mereka naik ke langit kelima. Jibril meminta izin untuk masuk, lalu
ditanya,
"Siapa ini?"
Jibril menjawab, "Jibril."
"Siapa yang bersamamu?"
"Muhammad."
"Apakah dia telah diutus?"
"Ya."
"Selamat datang kepadanya, semoga Allah memberinya kehidupan yang baik,
betapa baiknya saudara, betapa baiknya pemimpin, dan betapa baiknya
kedatangannya."
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang telah naik ke langit,
Dan berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepadanya, kepada
keluarganya, serta para sahabatnya.
Kemudian,
ketika mereka memasuki langit kelima, Nabi Muhammad ﷺ
bertemu dengan Nabi Harun عليه السلام.
Setengah janggutnya berwarna putih dan setengahnya lagi berwarna hitam,
panjangnya hampir mencapai pusarnya. Di sekelilingnya ada kaumnya dari Bani
Israil, dan beliau sedang mengajarkan mereka. Nabi Muhammad ﷺ memberi salam kepadanya, dan Nabi Harun عليه السلام membalas salam serta berkata,
"Selamat datang wahai saudara yang saleh dan nabi yang saleh."
Kemudian, beliau berdoa untuk Nabi Muhammad ﷺ
dengan doa kebaikan.
Lalu, Nabi
bertanya kepada Jibril, "Siapakah ini?"
Jibril menjawab, "Ini adalah orang yang sangat dicintai oleh kaumnya,
Harun bin Imran عليه السلام."
Kemudian
mereka naik ke langit keenam. Jibril meminta izin masuk dan ditanya,
"Siapa ini?"
Jibril menjawab, "Jibril."
"Siapa yang bersamamu?"
"Muhammad."
"Apakah dia telah diutus?"
"Ya."
"Selamat datang kepadanya, semoga Allah memberinya kehidupan yang baik,
betapa baiknya saudara, betapa baiknya pemimpin, dan betapa baiknya
kedatangannya."
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang telah naik ke langit,
Dan berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepadanya, kepada
keluarganya, serta para sahabatnya.
Di langit
keenam, Nabi Muhammad ﷺ melihat para nabi.
Ada yang bersama beberapa pengikutnya, ada yang hanya seorang diri tanpa
pengikut. Kemudian, Nabi melihat sekumpulan besar manusia, lalu beliau
bertanya,
"Siapa mereka?"
Dijawab, "Itu adalah Musa dan kaumnya. Tetapi angkatlah kepalamu!"
Ketika Nabi Muhammad ﷺ mengangkat kepalanya,
beliau melihat sekelompok besar manusia yang memenuhi cakrawala dari berbagai
arah. Dikatakan kepadanya,
"Mereka adalah umatmu. Selain itu, ada 70.000 orang dari umatmu yang
akan masuk surga tanpa hisab. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk di antara
mereka."
Setelah
itu, Nabi Muhammad ﷺ bertemu dengan Nabi
Musa عليه السلام, yang berkulit gelap,
tinggi, dan berambut lebat. Jika beliau mengenakan dua pakaian sekalipun,
rambutnya masih tetap terlihat. Nabi Muhammad ﷺ
memberi salam kepadanya, dan Nabi Musa عليه السلام
membalasnya serta berkata, "Selamat datang wahai saudara yang saleh dan
nabi yang saleh." Kemudian, beliau berdoa untuk Nabi Muhammad ﷺ dengan doa kebaikan.
Namun,
setelah Nabi Muhammad ﷺ melewati Nabi Musa عليه السلام, tiba-tiba Nabi Musa عليه السلام menangis. Ketika ditanya mengapa beliau
menangis, beliau menjawab,
"Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus setelahku memiliki umat
yang lebih banyak masuk surga dibanding umatku. Bani Israil mengira bahwa aku
adalah manusia yang paling mulia di sisi Allah, tetapi ternyata ada seseorang
dari Bani Adam yang datang setelahku, dan ia lebih mulia dariku di sisi Allah.
Seandainya itu hanya tentang dirinya sendiri, aku tidak akan peduli. Namun,
umatnya juga lebih banyak daripada umatku!"
Kemudian
mereka naik ke langit ketujuh. Jibril meminta izin masuk dan ditanya,
"Siapa ini?"
Jibril menjawab, "Jibril."
"Siapa yang bersamamu?"
"Muhammad."
"Apakah dia telah diutus?"
"Ya."
"Selamat datang kepadanya, semoga Allah memberinya kehidupan yang baik,
betapa baiknya saudara, betapa baiknya pemimpin, dan betapa baiknya
kedatangannya."
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang telah naik ke langit,
Dan berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepadanya, kepada
keluarganya, serta para sahabatnya.
Di langit
ketujuh, Nabi Muhammad ﷺ bertemu dengan Nabi
Ibrahim عليه السلام, yang sedang duduk di
dekat pintu surga di atas kursi emas, bersandar di Baitul Ma'mur. Bersamanya
ada beberapa orang dari kaumnya. Nabi Muhammad ﷺ
memberi salam kepadanya, dan Nabi Ibrahim عليه السلام
membalasnya serta berkata,
"Selamat datang wahai anak yang saleh dan nabi yang saleh!"
Kemudian,
beliau berkata,
"Wahai Muhammad, perintahkanlah umatmu agar mereka memperbanyak menanam
pohon di surga, karena tanahnya subur dan luas."
Nabi
Muhammad ﷺ bertanya,
"Apa yang dimaksud dengan menanam pohon di surga?"
Nabi
Ibrahim عليه السلام menjawab,
"Yaitu dengan mengucapkan: Laa haula wa laa quwwata illa billah
al-'Aliyy al-'Azhiim (Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah
Yang Maha Tinggi dan Maha Agung)."
Dalam
riwayat lain, Nabi Ibrahim عليه السلام
juga berkata,
"Sampaikan salamku kepada umatmu dan beritahu mereka bahwa surga
memiliki tanah yang subur, air yang jernih, dan tanaman di dalamnya adalah: Subhanallah,
Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, dan Allahu Akbar."
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Serta berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepadanya, serta kepada
keluarganya dan para sahabatnya.
Kemudian
Nabi ﷺ diangkat ke Sidratul Muntaha, tempat di
mana segala sesuatu yang naik dari bumi akan sampai dan diambil darinya, serta
tempat di mana segala sesuatu yang turun dari atas akan berhenti dan diambil
darinya. Kemudian beliau ﷺ dibawa ke Al-Kautsar hingga
memasuki surga. Di sana, beliau melihat sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh
mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di hati
manusia.
Beliau ﷺ melihat tulisan di pintu surga:
"Sedekah diberi balasan sepuluh kali lipat, sedangkan pinjaman diberi
balasan delapan belas kali lipat."
Maka
beliau ﷺ bertanya, "Wahai Jibril, mengapa
pinjaman lebih utama daripada sedekah?"
Jibril menjawab, "Karena peminta sedekah terkadang masih memiliki sesuatu,
sedangkan peminjam tidak akan meminta kecuali karena kebutuhan mendesak."
Kemudian
Nabi ﷺ berjalan hingga melihat sungai-sungai dari
susu yang rasanya tidak berubah, sungai dari khamar (minuman di surga) yang
lezat bagi peminumnya, serta sungai dari madu yang murni. Lalu, neraka
ditampakkan kepadanya, dan di dalamnya terdapat murka, hukuman, dan azab Allah.
Jika batu dan besi dilemparkan ke dalamnya, niscaya api neraka akan melahapnya.
Di sana,
beliau ﷺ melihat orang-orang yang memakan bangkai.
Maka beliau bertanya, "Siapa mereka, wahai Jibril?"
Jibril menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging
manusia (menggunjing/gibah)."
Beliau
juga melihat malaikat penjaga neraka, yaitu sosok laki-laki yang wajahnya
menunjukkan tanda kemarahan. Nabi ﷺ
menyapanya terlebih dahulu, lalu pintu neraka ditutup di belakangnya.
(Doa
shalawat diulang)
Kemudian
beliau ﷺ diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu
diselimuti oleh awan yang berisi berbagai warna. Saat itu, Jibril berhenti dan
Nabi ﷺ terus naik hingga ke tempat di mana beliau
mendengar suara pena yang sedang menulis takdir.
Lalu
beliau ﷺ melihat seorang laki-laki yang dikelilingi
oleh cahaya ‘Arsy. Maka beliau bertanya, "Siapa ini? Apakah dia seorang
malaikat?"
Dikatakan, "Bukan."
Beliau bertanya lagi, "Apakah dia seorang nabi?"
Dikatakan, "Bukan."
Beliau bertanya lagi, "Lalu siapa dia?"
Dikatakan, "Ini adalah seorang laki-laki yang di dunia lisannya selalu
basah dengan zikir kepada Allah, hatinya selalu terikat dengan masjid, dan dia
tidak pernah durhaka kepada orang tuanya."
(Doa
shalawat diulang)
Kemudian
Nabi ﷺ melihat Allah di ufuk yang tinggi.
Lalu Allah mendekat dan semakin dekat hingga berjarak dua busur panah atau
lebih dekat lagi.
Maka Allah
mewahyukan kepada hamba-Nya apa yang Dia wahyukan.
Hati Nabi ﷺ tidak mengingkari apa yang telah
dilihatnya.
Maka Nabi ﷺ pun bersujud kepada Allah.
"Keinginan-keinginan
akan sirna di hadapan derajat-Nya yang tinggi. Tiada sesuatu di atas derajat
itu, kecuali Yang Maha Tinggi."
Beliau ﷺ mendengar salam:
"Segala penghormatan, keberkahan, shalat, dan kebaikan hanya milik
Allah. Semoga keselamatan tercurah kepadamu wahai Nabi, beserta rahmat Allah
dan keberkahan-Nya. Keselamatan juga bagi kami dan para hamba Allah yang
saleh."
(Doa
shalawat diulang)
Lalu Allah
berbicara kepada Nabi ﷺ dan berfirman,
"Wahai Muhammad!"
Beliau ﷺ menjawab, "Aku siap wahai
Tuhanku."
Allah
berfirman, "Mintalah!"
Maka Nabi ﷺ berkata,
"Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai khalil-Mu dan memberinya
kerajaan yang agung. Engkau juga telah berbicara langsung dengan Musa dan
memberinya mukjizat luar biasa. Engkau telah memberikan Daud kerajaan yang
besar serta melunakkan besi baginya. Engkau juga telah mengajarkan Taurat dan
Injil kepada Isa, memberinya mukjizat menyembuhkan orang buta dan penderita
lepra, serta menghidupkan orang mati atas izin-Mu. Engkau juga telah menjaganya
dan ibunya dari gangguan setan sehingga setan tidak memiliki jalan atas
mereka."
Lalu Allah
berkata:
"Wahai Muhammad! Aku telah menjadikanmu sebagai kekasih-Ku."
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan limpahkanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, serta kepada
keluarga dan sahabatnya.
Allah
berfirman: "Wahai Muhammad! Aku telah mengutusmu kepada seluruh manusia
sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, serta telah melapangkan
dadamu untuk menerima wahyu-Ku.
Aku telah
mengangkat beban darimu dan meninggikan namamu. Namaku tidak disebut, kecuali
namamu juga disebut. Aku telah menjadikan umatmu sebagai umat terbaik yang
diutus kepada manusia. Aku telah menjadikan umatmu sebagai umat pertengahan.
Aku telah
menjadikan umatmu sebagai umat yang pertama dan terakhir sekaligus. Aku juga
telah menetapkan bahwa khutbah mereka tidak sah hingga mereka bersaksi bahwa
engkau adalah hamba dan utusan-Ku. Aku telah menjadikan umatmu sebagai kaum
yang hatinya bersih dan jiwa mereka suci.
Aku telah
menjadikanmu sebagai nabi pertama dalam penciptaan dan nabi terakhir dalam
pengutusan. Engkau adalah nabi pertama yang akan diselesaikan perkaranya pada
hari kiamat. Aku telah memberimu tujuh ayat yang berulang (Al-Fatihah) yang
tidak Aku berikan kepada nabi sebelum engkau. Aku juga telah memberimu
ayat-ayat penutup Surah Al-Baqarah, yang berasal dari perbendaharaan di bawah
‘Arsy, yang tidak Aku berikan kepada nabi sebelum engkau. Aku telah memberimu
telaga Al-Kautsar, serta delapan bagian kebaikan: Islam, hijrah, jihad,
sedekah, puasa Ramadhan, amar ma’ruf, nahi munkar."
"Kekasih
yang dipenuhi cinta oleh Sang Kekasih, sehingga dia diistimewakan dan
dimuliakan dengan kedekatan, yang ia memang layak menerimanya. Dan Allah
berkata kepadanya: 'Mintalah ridha-Ku, karena sesungguhnya Aku Maha Kuasa atas
segala sesuatu dalam ridha-Ku.'"
Saat Aku
menciptakan langit dan bumi, Aku telah mewajibkan kepadamu dan umatmu lima
puluh shalat. Maka laksanakanlah, baik engkau maupun umatmu.
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan limpahkanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, serta
kepada keluarga dan sahabatnya.
Kemudian
awan tersingkap darinya, lalu Jibril menggandeng tangannya dan membawanya pergi
dengan cepat. Saat melewati Ibrahim 'alaihissalam, beliau tidak berkata
apa-apa. Ketika sampai kepada Musa 'alaihissalam, Musa bertanya:
"Apa
yang telah diperintahkan Tuhanmu kepadamu dan kepada umatmu?"
Beliau
menjawab:
"Allah
telah mewajibkan lima puluh shalat setiap hari dan malam kepada saya dan umat
saya."
Musa
berkata:
"Kembalilah
kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan untukmu dan umatmu. Umatmu tidak akan
mampu menanggungnya. Aku telah menguji manusia sebelum engkau, dan aku telah
menangani Bani Israil dengan kesulitan yang berat karena beban yang lebih
ringan dari ini, tetapi mereka tetap tidak mampu dan meninggalkannya. Umatmu
lebih lemah secara fisik, jasmani, hati, penglihatan, dan pendengaran."
Maka Nabi ﷺ menoleh kepada Jibril untuk meminta
pendapat, dan Jibril memberi isyarat bahwa jika beliau ingin kembali meminta
keringanan, maka beliau boleh melakukannya.
Maka
beliau kembali dengan cepat hingga tiba di hadapan Allah dan bersujud sambil
berkata:
"Wahai
Tuhanku, ringankanlah bagi umatku, karena mereka adalah umat yang paling
lemah."
Allah
berfirman:
"Aku
kurangi lima."
Kemudian
awan tersingkap dan beliau kembali kepada Musa.
Musa
bertanya:
"Apa
yang diperintahkan Tuhanmu kepadamu?"
Beliau
menjawab:
"Allah
telah mengurangi lima."
Musa
berkata:
"Kembalilah
dan mintalah lagi keringanan, karena umatmu tidak akan mampu
menanggungnya."
Maka
beliau terus bolak-balik antara Musa dan Allah, hingga Allah berfirman:
"Wahai
Muhammad!"
Beliau
menjawab:
"Labbaik
wa sa’adaik, ya Rabbi!"
Allah
berfirman:
"Shalat
itu kini menjadi lima kali sehari semalam, tetapi setiap shalat bernilai
sepuluh, sehingga jumlahnya tetap lima puluh. Ketetapan-Ku tidak akan berubah,
dan kitab-Ku tidak akan dihapus. Barang siapa yang berniat melakukan kebaikan
tetapi tidak melaksanakannya, maka ditulis baginya satu pahala. Jika ia
melakukannya, maka ditulis baginya sepuluh pahala. Dan barang siapa yang
berniat melakukan keburukan tetapi tidak melaksanakannya, maka tidak ditulis
apa pun baginya. Namun, jika ia melakukannya, maka ditulis baginya satu
dosa."
Lalu awan
tersingkap, dan beliau turun hingga tiba kembali kepada Musa, kemudian
memberitahunya.
Musa
berkata:
"Kembalilah
kepada Tuhanmu dan mintalah lagi keringanan, karena umatmu masih tidak akan
mampu menanggungnya."
Namun,
Nabi ﷺ menjawab:
"Aku
telah kembali kepada Tuhanku berkali-kali hingga aku merasa malu. Aku ridha dan
menerima."
Kemudian
terdengar suara yang menyeru:
"Telah
Aku tetapkan kewajiban-Ku dan telah Aku ringankan beban hamba-hamba-Ku."
Musa
berkata:
"Turunlah
dengan nama Allah."
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan limpahkanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, keluarganya, serta
para sahabatnya.
Dan
tidaklah Rasulullah ﷺ
melewati sekumpulan malaikat kecuali mereka berkata, "Hendaklah engkau
melakukan hijamah (bekam)." Dalam riwayat lain disebutkan,
"Perintahkanlah umatmu untuk berbekam." Kemudian Rasulullah turun,
lalu beliau berkata kepada Jibril, "Mengapa setiap kali aku datang ke
langit mana pun, mereka menyambutku dengan baik, tersenyum kepadaku, tetapi ada
satu yang hanya membalas salamku, menyambutku, dan mendoakanku, namun tidak
tersenyum kepadaku?" Jibril menjawab, "Itulah Malik, penjaga neraka.
Ia tidak pernah tersenyum sejak ia diciptakan. Jika ia diperbolehkan tersenyum
kepada seseorang, niscaya ia akan tersenyum kepadamu."
Ketika
Nabi ﷺ turun ke langit dunia,
beliau melihat ke bawahnya, dan tampak olehnya kabut, asap, serta suara-suara.
Maka beliau bertanya, "Apa ini, wahai Jibril?" Jibril menjawab,
"Ini adalah para setan yang beterbangan mengitari pandangan anak Adam agar
mereka tidak memikirkan kerajaan langit dan bumi. Seandainya mereka berpikir
tentang itu, niscaya mereka akan melihat keajaiban."
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan limpahkanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, keluarganya, serta
para sahabatnya.
Kemudian
Rasulullah ﷺ kembali kepada para
sahabatnya sebelum waktu Subuh di Mekah. Saat pagi tiba, beliau merasa sedih
karena tahu bahwa orang-orang akan mendustakannya. Lalu musuh Allah, Abu Jahl,
lewat dan duduk di dekatnya. Dengan nada mengejek, Abu Jahl bertanya, "Apakah
ada kejadian yang terjadi?" Rasulullah ﷺ
menjawab, "Ya, tadi malam aku diperjalankan ke Baitul Maqdis." Abu
Jahl bertanya, "Lalu pagi ini engkau sudah kembali berada di tengah-tengah
kami?" Rasulullah ﷺ
menjawab, "Ya."
Maka Abu
Jahl berseru, "Wahai Bani Ka'ab, kemarilah!" Mereka pun berkumpul di
sekeliling Nabi ﷺ.
Abu Jahl berkata, "Ceritakan kepada kaummu apa yang baru saja engkau
ceritakan kepadaku." Maka Rasulullah ﷺ
berkata, "Tadi malam aku diperjalankan ke Baitul Maqdis." Mereka
bertanya, "Lalu pagi ini engkau sudah kembali berada di tengah-tengah
kami?" Rasulullah ﷺ
menjawab, "Ya."
Maka ada
yang bertepuk tangan, ada yang meletakkan tangan di atas kepala karena heran,
dan mereka pun menertawakan serta mendustakan beliau. Namun Abu Bakar
radhiyallahu 'anhu berkata, "Aku bersaksi bahwa ia berkata benar."
Mereka bertanya, "Wahai Abu Bakar, apakah engkau membenarkannya bahwa ia
pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam dan kembali sebelum Subuh?" Abu Bakar
menjawab, "Ya, bahkan aku membenarkannya dalam hal yang lebih dari itu,
aku membenarkannya tentang berita dari langit." Maka sejak saat itu, Abu
Bakar mendapat julukan As-Shiddiq (orang yang membenarkan).
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan limpahkanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, keluarganya, serta
para sahabatnya.
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, di kalangan
orang-orang terdahulu.
Limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad di kalangan orang-orang
yang datang kemudian.
Limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad di setiap waktu dan saat.
Limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad di hadapan para malaikat
yang mulia hingga Hari Kiamat.
Ya Allah,
limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad,
Shalawat yang dengannya Engkau menyelamatkan kami dari segala ketakutan dan
bencana,
Memenuhi segala kebutuhan kami,
Membersihkan kami dari segala dosa,
Mengangkat derajat kami di sisi-Mu,
Dan menyampaikan kami kepada puncak segala kebaikan, di dunia dan setelah
kematian.
Kami
beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari
Akhir, serta takdir baik dan buruk dari-Nya. Kami beriman kepada Allah dan
kepada apa yang datang dari Allah sesuai dengan kehendak-Nya. Kami beriman
kepada Rasulullah dan kepada apa yang datang dari Rasulullah sesuai dengan
kehendaknya.
Allah Maha
Benar, begitu pula Rasul-Nya.
Kami beriman kepada syariat, kami membenarkan kebenarannya, dan semoga Allah
memberikan balasan terbaik kepada junjungan kami, Nabi Muhammad.
Semoga Allah memberikan balasan terbaik kepada beliau, sebagaimana balasan
terbaik yang diberikan kepada seorang nabi untuk umatnya.
Ya Allah,
kami memohon kepada-Mu segala kebaikan yang pernah dimohon oleh hamba dan
nabi-Mu, Muhammad ﷺ.
Kami berlindung kepada-Mu dari segala keburukan yang pernah diminta
perlindungan darinya oleh hamba dan nabi-Mu, Muhammad ﷺ.
Ya Allah,
dengan kemuliaan Nabi-Mu yang terpercaya ini, karuniakanlah kami kesempurnaan
iman dan keyakinan, serta bimbinglah kami ke jalan yang lurus,
Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat, dari kalangan nabi,
shiddiqin, syuhada, dan orang-orang shalih.
Mereka itulah teman yang terbaik.
Itulah
karunia dari Allah, dan cukuplah Allah sebagai saksi.
Sungguh, Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kalian kepadanya dan ucapkanlah salam dengan
sebenar-benarnya.
Shalawat
dan salam atasmu, wahai pemimpin para rasul.
Shalawat dan salam atasmu, wahai penutup para nabi.
Shalawat dan salam atasmu, wahai yang diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi
seluruh alam.