Terjemahan Kitab Maraqil Aliyah tentang Isra Miraj

 "Tangga-Tangga yang Tinggi"

"Cahaya-Cahaya yang Cemerlang"

"Dari Isra dan Mi'raj Sebaik-baiknya Makhluk"

"Ummu Muhammad"

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah yang telah mengkhususkan junjungan kami, Nabi Muhammad , dengan peristiwa Isra’, agar diperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Tuhannya.

Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, pemilik maqam yang paling luhur, cahaya bagi seluruh bumi dan langit, serta kepada keluarga dan sahabatnya yang mulia.

Adapun setelahnya, ini adalah faedah-faedah yang berharga, yang saya ringkas dari kitab Al-Anwar Al-Bahiyyah min Isra’ wa Mi’raj Khair Al-Bariyyah, karya junjungan kami, Imam Al-Muhaddits Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki, keturunan para sayid dari nasab Al-Hasani, penghidup sunnah Nabi Muhammad , penyambung menuju hadirat Nabi yang merupakan pintu menuju hadirat keesaan Allah.

Beliau adalah imam di Ummul Qura, tetangga junjungan besar kita, semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada beliau dengan rahmat-Nya yang luas, sebagaimana rahmat bagi orang-orang yang jujur dan berbakti.

Saya telah menerima kitab ini dari guru dan imam saya, ayah saya sendiri, seorang yang bersungguh-sungguh dalam berijtihad, yang membimbing saya ke jalan petunjuk, yang mengikuti jejak para leluhur, guru kami Al-Habib Salim bin Abdul Qadir bin Muhammad Al-Haddad – semoga Allah menjaga, melindungi, menolong, dan tidak melupakan beliau, serta menyampaikannya pada segala cita-cita dan harapannya.

Saya telah menyusunnya dalam beberapa bagian, yang di antara bagian-bagian tersebut disertai salawat dan salam sebagai pelengkap. Saya memohon kepada Allah Ta’ala agar kitab ini memberi manfaat bagi saya dan para pencinta Nabi, sebagai bentuk kedekatan dengan sifat-sifat junjungan para rasul.

 

"Dan sebagai pengokohan bagi hati dengan bertambahnya ilmu dan keyakinan, mudah-mudahan setelahnya Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang benar (shiddiqin) dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang sibuk menghidupkan sunnah Nabi yang terpercaya ini."

Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada cahaya yang diangkat ke tempat tertinggi, dan berikanlah salam sejahtera yang berlimpah kepadanya sebagai bentuk kemurahan-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah salawat, salam, dan keberkahan kepadanya, serta kepada keluarga dan para sahabatnya.

Kisah Pembedahan Dada Nabi Muhammad

Ketika Nabi Muhammad berada di Hijr (Hijir Ismail), dekat Ka’bah, dalam keadaan berbaring di antara dua orang, tiba-tiba datanglah Jibril dan Mikail bersama seorang malaikat lainnya. Mereka membawanya hingga tiba di dekat sumur Zamzam.

Kemudian mereka membaringkannya dalam keadaan telentang, lalu Jibril mengurusnya. Ia membelah bagian antara leher dan dada hingga ke bagian bawah perutnya.

Kemudian Jibril berkata kepada Mikail: "Ambilkan aku satu bejana dari air Zamzam agar aku dapat membersihkan hatinya dan melapangkan dadanya."

Lalu Jibril mengeluarkan hati Nabi Muhammad , mencucinya tiga kali, serta menghilangkan segala gangguan yang ada padanya. Mikail menuangkan air Zamzam dalam tiga bejana, kemudian datanglah satu bejana emas yang penuh dengan hikmah dan keimanan.

Jibril menuangkan isi bejana itu ke dalam dada Nabi Muhammad , lalu memenuhi hatinya dengan kelembutan, ilmu, Islam, dan keyakinan. Setelah itu, Jibril menyatukan kembali dadanya dan menutupnya.

Kemudian, di antara kedua bahunya, dicapkanlah "Khatamun Nubuwwah" (materai kenabian).

 

"Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada cahaya yang diangkat ke langit, dan berikanlah salam sejahtera yang berlimpah kepadanya sebagai bentuk kemurahan-Mu."

"Ya Allah, limpahkanlah salawat, salam, dan keberkahan kepadanya, serta kepada keluarga dan para sahabatnya."

Kisah Nabi Muhammad Menunggangi Buraq

Kemudian, didatangkanlah Buraq dalam keadaan telah diberi pelana dan tali kekang. Buraq adalah hewan yang ketika melangkah, ujung kakinya mencapai sejauh pandangan matanya. Jika ia melewati gunung, maka kaki belakangnya naik, dan jika menurun, maka kaki depannya naik. Ia memiliki dua sayap di pahanya yang membantunya melesat dengan cepat.

Ketika Nabi Muhammad hendak menungganginya, Buraq sedikit memberontak. Maka Jibril berkata kepadanya, "Tidakkah engkau malu, wahai Buraq? Demi Allah, tidak pernah ada makhluk yang lebih mulia di sisi Allah yang pernah menunggangimu selain dia (Nabi Muhammad )!"

Mendengar hal itu, Buraq merasa malu hingga berkeringat, kemudian ia menjadi tenang hingga Nabi Muhammad dapat menungganginya. Sebelumnya, para nabi juga telah menunggangi Buraq.

 

"Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada cahaya yang diangkat ke langit, dan berikanlah salam sejahtera yang berlimpah kepadanya sebagai bentuk kemurahan-Mu."

"Ya Allah, limpahkanlah salawat, salam, dan keberkahan kepadanya, serta kepada keluarga dan para sahabatnya."

Perjalanan Isra' Nabi Muhammad

Kemudian Jibril dan Mikail membawa Nabi Muhammad dalam perjalanan hingga mereka sampai di sebuah tanah yang penuh dengan pohon kurma. Jibril berkata kepadanya, "Turunlah dan shalatlah di sini." Maka Nabi pun turun dan melaksanakan shalat, lalu kembali menaiki Buraq.

Jibril bertanya kepadanya, "Tahukah engkau di mana engkau tadi shalat?" Nabi menjawab, "Tidak." Jibril berkata, "Engkau shalat di Thaibah (Madinah), dan ke sanalah tempat hijrahmu nanti."

Kemudian Buraq melesat membawa Nabi . Saat tiba di suatu tempat, Jibril kembali berkata, "Turunlah dan shalatlah di sini." Maka Nabi pun turun dan shalat, lalu kembali menaiki Buraq.

Jibril bertanya lagi, "Tahukah engkau di mana engkau tadi shalat?" Nabi menjawab, "Tidak." Jibril berkata, "Engkau shalat di Madyan, di dekat pohon tempat Nabi Musa pernah berteduh."

Lalu Buraq terus membawa Nabi hingga sampai di tempat lain. Jibril berkata lagi, "Turunlah dan shalatlah di sini." Maka Nabi pun turun dan shalat, lalu kembali menaiki Buraq.

Jibril bertanya, "Tahukah engkau di mana engkau tadi shalat?" Nabi menjawab, "Tidak." Jibril berkata, "Engkau shalat di Gunung Sinai, tempat Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa."

Kemudian mereka melanjutkan perjalanan hingga Nabi melihat istana-istana di negeri Syam. Jibril berkata, "Turunlah dan shalatlah di sini." Maka Nabi pun turun dan shalat, lalu kembali menaiki Buraq.

Jibril bertanya lagi, "Tahukah engkau di mana engkau tadi shalat?" Nabi menjawab, "Tidak." Jibril berkata, "Engkau shalat di Betlehem, tempat kelahiran Isa putra Maryam."

 

"Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada cahaya yang diangkat ke langit, dan berikanlah salam sejahtera yang berlimpah kepadanya sebagai bentuk kemurahan-Mu."

"Ya Allah, limpahkanlah salawat, salam, dan keberkahan kepadanya, serta kepada keluarga dan para sahabatnya."

Peristiwa dalam perjalanan Isra'

Saat Nabi sedang menunggangi Buraq dalam perjalanan, tiba-tiba beliau melihat seorang ifrit dari golongan jin membawa nyala api dan berusaha mengejarnya. Setiap kali Nabi menoleh, beliau melihatnya masih mengikuti.

Maka Jibril berkata, "Maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang jika engkau ucapkan, maka nyala apinya akan padam dan jin itu akan jatuh tersungkur?"

Rasulullah menjawab, "Tentu."

Jibril berkata, "Ucapkanlah:

'Aku berlindung dengan wajah Allah yang Maha Mulia, dan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, yang tidak bisa ditembus oleh orang baik maupun jahat, dari kejahatan yang turun dari langit, dari kejahatan yang naik ke langit, dari kejahatan yang tersebar di bumi, dari kejahatan yang keluar darinya, dari fitnah malam dan siang, serta dari gangguan yang datang di malam dan siang hari, kecuali yang datang membawa kebaikan, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.'"

Maka setelah Rasulullah mengucapkannya, jin itu pun jatuh tersungkur dan nyala apinya padam.

 

"Ya Allah, limpahkanlah salawat kepada cahaya yang diangkat ke langit, dan berikanlah salam sejahtera yang berlimpah kepadanya sebagai bentuk kemurahan-Mu."

"Ya Allah, limpahkanlah salawat, salam, dan keberkahan kepadanya, serta kepada keluarga dan para sahabatnya."

Perjalanan Nabi dalam Isra' Mi'raj

Kemudian Nabi melanjutkan perjalanan hingga beliau mendapati suatu kaum yang menanam di pagi hari dan menuai hasilnya di hari yang sama. Setiap kali mereka memanen, ladang mereka kembali seperti semula. Maka Nabi bertanya, "Wahai Jibril, siapakah mereka?"

Jibril menjawab, "Mereka adalah para mujahid di jalan Allah. Setiap amal kebaikan mereka dilipatgandakan hingga tujuh ratus kali lipat, dan setiap harta yang mereka nafkahkan akan digantikan oleh Allah."

Kemudian Rasulullah mencium bau yang sangat harum dan bertanya, "Wahai Jibril, bau apakah ini?"

Jibril menjawab, "Ini adalah wangi dari wanita penyisir putri Fir’aun dan anak-anaknya."

Kisah Wanita Penyisir Putri Fir’aun

Suatu hari, ketika wanita tersebut sedang menyisir rambut putri Fir’aun, sisirnya terjatuh dari tangannya. Saat mengambilnya, ia mengucapkan, "Bismillah" (Dengan nama Allah).

Putri Fir’aun bertanya, "Apakah engkau memiliki Tuhan selain ayahku?"

Wanita itu menjawab, "Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah."

Putri Fir’aun berkata, "Apakah aku boleh memberitahukan hal ini kepada ayahku?"

Wanita itu menjawab, "Ya, silakan."

Maka putri Fir’aun memberitahukan kepada ayahnya. Fir’aun kemudian memanggil wanita tersebut dan bertanya, "Apakah engkau memiliki Tuhan selain aku?"

Wanita itu dengan tegas menjawab, "Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah."

Wanita ini memiliki seorang suami dan dua anak. Fir’aun kemudian mengutus orang-orangnya untuk membujuk mereka agar meninggalkan agama mereka, tetapi mereka menolak.

Fir’aun berkata, "Jika kalian tidak mau kembali (kepada keyakinan menyembahku), maka aku akan membunuh kalian."

Wanita itu pun berkata, "Jika engkau membunuh kami, mohon kuburkan kami dalam satu tempat yang sama."

Fir’aun berkata, "Permintaanmu aku kabulkan."

Maka Fir’aun memerintahkan untuk menyiapkan patung lembu dari tembaga yang dipanaskan, lalu memerintahkan agar wanita itu dan anak-anaknya dilemparkan ke dalamnya satu per satu.

Ketika tiba giliran anaknya yang masih bayi untuk dilemparkan ke dalam api, ibunya merasa ragu sejenak. Namun, bayinya berkata, "Wahai Ibu, lompatlah! Sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran." Maka, ia pun dilemparkan ke dalam api bersama anak-anaknya.

Peringatan bagi Orang-Orang yang Lalai

Kemudian Rasulullah melihat suatu kaum yang kepala mereka dihancurkan dengan batu. Setiap kali kepala mereka pecah, kepala itu kembali seperti semula, dan mereka terus-menerus dihukum tanpa henti. Maka Rasulullah bertanya, "Wahai Jibril, siapakah mereka?"

Jibril menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang berat untuk menunaikan shalat wajib."

Lalu Rasulullah melihat suatu kaum yang mengenakan pakaian compang-camping di bagian depan dan belakang tubuh mereka, seperti ternak yang digembalakan. Mereka memakan tumbuhan beracun, buah zaqqum, dan batu panas dari neraka Jahannam.

Rasulullah bertanya, "Siapakah mereka, wahai Jibril?"

Jibril menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang tidak menunaikan zakat dari harta mereka. Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri."

Kemudian Rasulullah melihat suatu kaum yang di hadapan mereka ada daging matang yang lezat di dalam panci, dan ada juga daging mentah yang busuk. Namun, mereka justru meninggalkan daging yang matang dan memilih memakan daging yang mentah dan busuk.

Rasulullah bertanya, "Apa ini, wahai Jibril?"

Jibril menjawab, "Ini adalah perumpamaan laki-laki dari umatmu yang memiliki istri yang halal dan baik, tetapi ia justru mendatangi wanita yang haram dan menghabiskan malam bersamanya hingga pagi. Begitu pula dengan seorang wanita yang memiliki suami yang halal dan baik, tetapi ia justru mendatangi laki-laki yang haram dan bermalam dengannya hingga pagi."

Kemudian Rasulullah melihat sebuah kayu yang melintang di jalan. Tidak ada kain atau benda yang melewatinya kecuali kayu itu merobeknya.

Rasulullah bertanya, "Apa ini, wahai Jibril?"

Jibril menjawab, "Ini adalah perumpamaan sekelompok orang dari umatmu yang duduk di jalanan dan menghalangi orang-orang yang hendak melaluinya." Lalu Jibril membacakan firman Allah:

"Dan janganlah kalian duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalangi dari jalan Allah..." (QS. Al-A’raf: 86).

 

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, kepada keluarganya, dan kepada para sahabatnya.

Gambaran Azab bagi Pelaku Dosa

Kemudian Nabi melihat seorang laki-laki yang berenang di sungai darah dan setiap kali ia berusaha keluar, seseorang memasukkan batu ke dalam mulutnya.

Rasulullah bertanya, "Wahai Jibril, siapa orang ini?"

Jibril menjawab, "Ini adalah perumpamaan orang yang memakan riba."

Lalu Rasulullah melihat seorang laki-laki yang mengumpulkan setumpuk kayu bakar yang sangat banyak. Ia tidak mampu membawanya, tetapi terus menambahinya.

Rasulullah bertanya, "Apa ini, wahai Jibril?"

Jibril menjawab, "Ini adalah perumpamaan seseorang dari umatmu yang telah memegang amanah orang lain tetapi tidak sanggup menunaikannya, lalu ia masih ingin menerima amanah yang lebih banyak lagi."

Kemudian Rasulullah melihat suatu kaum yang lidah dan bibir mereka digunting dengan gunting besi. Setiap kali dipotong, kembali seperti semula dan mereka terus-menerus disiksa.

Rasulullah bertanya, "Siapa mereka, wahai Jibril?"

Jibril menjawab, "Mereka adalah para khatib (penceramah) yang mengobarkan fitnah dalam umatmu. Mereka berkata tetapi tidak melakukannya."

Lalu Rasulullah melihat suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga. Mereka mencakar wajah dan dada mereka sendiri dengan kuku tersebut.

Rasulullah bertanya, "Siapa mereka, wahai Jibril?"

Jibril menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang memakan daging sesama manusia (ghibah) dan mencemarkan kehormatan orang lain."

Kemudian Rasulullah melihat seekor sapi besar keluar dari lubang kecil, tetapi sapi itu tidak bisa kembali masuk ke lubang tersebut.

Rasulullah bertanya, "Apa ini, wahai Jibril?"

Jibril menjawab, "Ini adalah perumpamaan seseorang dari umatmu yang mengucapkan perkataan besar (berdampak buruk), lalu ia menyesalinya, tetapi tidak bisa menariknya kembali."

Saat Rasulullah sedang berjalan, tiba-tiba terdengar suara panggilan dari arah kanan, "Wahai Muhammad! Berhentilah sejenak, aku ingin bertanya kepadamu!"

Namun, Rasulullah tidak menoleh kepadanya.

Maka beliau bertanya, "Siapakah itu, wahai Jibril?"

Jibril menjawab, "Itu adalah seruan dari orang Yahudi. Seandainya engkau menjawabnya, niscaya umatmu akan menjadi Yahudi."

 

Ketika Rasulullah sedang berjalan, tiba-tiba ada seorang yang memanggil dari arah kirinya, "Wahai Muhammad! Berhentilah sejenak, aku ingin bertanya kepadamu!"

Namun, Rasulullah tidak menoleh kepadanya.

Beliau bertanya, "Siapakah itu, wahai Jibril?"

Jibril menjawab, "Itu adalah seruan dari orang Nasrani. Seandainya engkau menjawabnya, niscaya umatmu akan menjadi Nasrani."

Kemudian Rasulullah terus berjalan hingga bertemu dengan seorang wanita yang lengannya terbuka dan mengenakan segala jenis perhiasan yang Allah ciptakan.

Wanita itu berkata, "Wahai Muhammad! Berhentilah sejenak, aku ingin bertanya kepadamu!"

Namun, Rasulullah tidak menoleh kepadanya.

Beliau bertanya, "Siapakah wanita ini, wahai Jibril?"

Jibril menjawab, "Itu adalah dunia. Seandainya engkau menjawabnya, niscaya umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat."

Ketika Rasulullah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba muncul seorang tua yang berdiri di tepi jalan dan memanggilnya, "Kemari, wahai Muhammad!"

Namun, Jibril berkata, "Teruslah berjalan, wahai Muhammad!"

Rasulullah bertanya, "Siapa dia, wahai Jibril?"

Jibril menjawab, "Itulah musuh Allah, Iblis. Ia ingin agar engkau berpaling kepadanya."

Kemudian Rasulullah melihat seorang nenek tua di tepi jalan yang juga berkata, "Wahai Muhammad! Berhentilah sejenak, aku ingin bertanya kepadamu!"

Namun, Rasulullah tidak menoleh kepadanya.

Beliau bertanya, "Siapa dia, wahai Jibril?"

Jibril menjawab, "Sesungguhnya tidak tersisa dari umur dunia ini kecuali seperti umur wanita tua ini."

Shalawat:
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, kepada keluarganya, dan kepada para sahabatnya.

Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanan hingga tiba di kota Baitul Maqdis. Beliau masuk melalui pintu sebelah kanan, lalu turun dari Buraq dan mengikatnya di cincin besi di pintu masjid, yang dahulu digunakan para nabi untuk mengikat hewan tunggangannya.

Setelah itu, Rasulullah memasuki masjid melalui pintu tempat matahari dan bulan tampak condong.

 

Nabi Muhammad kemudian melaksanakan shalat dua rakaat bersama Jibril. Tidak lama setelah itu, orang-orang mulai berkumpul.

Nabi mengenali para nabi dari kalangan mereka yang berdiri, rukuk, dan sujud. Kemudian Jibril mengumandangkan azan. Para malaikat pun turun dari langit, dan Allah mengumpulkan seluruh rasul serta nabi.

Lalu, Nabi Muhammad menjadi imam dalam shalat bagi para malaikat dan rasul.

Setelah selesai, Jibril berkata, "Wahai Nabi yang terpercaya, tahukah engkau siapa yang shalat di belakangmu?"

Nabi menjawab, "Tidak."

Jibril berkata, "Semua nabi yang pernah diutus oleh Allah, Tuhan semesta alam."

Shalawat:
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit.
Berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, kepada keluarganya, dan kepada para sahabatnya.

Kemudian, setiap nabi memuji Tuhannya dengan pujian yang indah.

Lalu, Nabi Muhammad bersabda, "Kalian semua telah memuji Tuhan kalian, dan aku pun akan memuji Tuhanku, Sang Raja yang Mahaagung."

Kemudian beliau bersabda:
"Segala puji bagi Allah yang mengutusku sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan bagi seluruh manusia. Allah menurunkan kepadaku Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat penjelasan segala sesuatu. Allah menjadikan umatku sebagai umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Allah menjadikan umatku sebagai umat pertengahan. Allah menjadikan umatku sebagai yang pertama dan terakhir. Allah telah melapangkan dadaku, mengampuni dosaku, mengangkat derajatku, dan menjadikanku sebagai pembuka serta penutup (para nabi).”

Lalu Nabi Ibrahim عليه السلام berkata, "Dengan ini, Allah telah memuliakanmu, wahai Muhammad."

 

Shalawat:
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit.
Berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, kepada keluarganya, dan kepada para sahabatnya.

Suatu ketika, Nabi Muhammad merasakan dahaga yang sangat luar biasa. Lalu, Jibril عليه السلام datang kepadanya dengan membawa sebuah bejana berisi khamr (minuman memabukkan) dan sebuah bejana berisi susu. Allah memberikan pilihan kepada Nabi , maka beliau memilih susu.

Jibril berkata, "Engkau telah memilih fitrah. Seandainya engkau memilih khamr, niscaya umatmu akan tersesat dan hanya sedikit yang akan mengikutimu."

Kemudian, Rasulullah melihat di sebelah kiri batu (Shakhrah) ada bidadari-bidadari surga. Mereka memberi salam kepada beliau, lalu beliau membalas salam mereka. Nabi bertanya kepada mereka, dan mereka menjawab dengan jawaban yang menenangkan hati.

Lalu, Nabi dibawa ke Al-Mi'raj, yaitu tangga yang digunakan oleh ruh-ruh manusia untuk naik ke langit. Tidak ada makhluk yang pernah melihat sesuatu yang lebih indah darinya. Tangga itu memiliki anak tangga dari emas dan perak, berasal dari surga tertinggi (Jannatul Firdaus), serta dihiasi dengan mutiara.

Di sisi kanan dan kirinya terdapat para malaikat. Kemudian, Nabi naik bersama Jibril عليه السلام hingga mereka mencapai salah satu pintu langit dunia yang disebut Isma'il.

Isma'il adalah penjaga langit dunia yang tinggal di udara. Tidak ada seorang pun yang pernah naik ke langit atau turun ke bumi kecuali para nabi yang telah wafat. Di hadapannya terdapat 70.000 malaikat.

Lalu, Jibril meminta izin untuk membuka pintu langit.

Para malaikat bertanya, "Siapa ini?"

Jibril menjawab, "Aku Jibril."

Mereka bertanya lagi, "Siapa yang bersamamu?"

Jibril menjawab, "Muhammad."

Mereka bertanya, "Apakah dia telah diutus?"

Jibril menjawab, "Ya."

Maka mereka berkata, "Selamat datang! Allah telah memberikan kehormatan kepadanya. Dia adalah saudara yang baik, pemimpin yang baik, dan kedatangannya adalah kedatangan yang penuh berkah."

 

Shalawat:
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit.
Berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, kepada keluarganya, dan kepada para sahabatnya.

Ketika pintu langit dibuka bagi mereka, mereka pun masuk. Di sana terdapat Nabi Adam عليه السلام, yang diperlihatkan kepadanya ruh-ruh para nabi serta keturunannya yang beriman. Setiap kali diperlihatkan kepadanya ruh yang baik, ia berkata: "Ruh yang baik, jiwa yang baik, tempatkanlah di Illiyyin (tempat tertinggi di surga)."

Namun, ketika diperlihatkan kepadanya ruh-ruh keturunannya yang kafir, ia berkata: "Ruh yang buruk, jiwa yang keji, tempatkanlah di Sijjin (tempat terendah di neraka)."

Rasulullah melihat di sebelah kanan Adam عليه السلام ada sekumpulan manusia dan sebuah pintu yang mengeluarkan aroma yang harum. Sementara di sebelah kirinya, ada sekumpulan manusia lain dan sebuah pintu yang mengeluarkan bau busuk dan menyengat.

Setiap kali Adam عليه السلام melihat ke sebelah kanannya, ia tertawa dan merasa bahagia. Namun, ketika melihat ke sebelah kirinya, ia menangis dan bersedih.

Rasulullah pun memberi salam kepada Nabi Adam عليه السلام, dan beliau pun membalas salamnya seraya berkata: "Selamat datang, wahai anak yang saleh dan nabi yang saleh!"

Rasulullah bertanya kepada Jibril, "Siapakah ini?"

Jibril menjawab, "Ini adalah ayahmu, Adam. Orang-orang yang berada di sebelah kanannya adalah penghuni surga, sedangkan orang-orang di sebelah kirinya adalah penghuni neraka. Itulah sebabnya setiap kali ia melihat ke kanan, ia tersenyum bahagia, dan ketika melihat ke kiri, ia bersedih."

Kemudian, Rasulullah dan Jibril naik ke langit kedua.

Jibril meminta izin untuk masuk, dan para malaikat bertanya: "Siapa ini?"

Jibril menjawab, "Aku Jibril."

Mereka bertanya, "Siapa yang bersamamu?"

Jibril menjawab, "Muhammad."

Mereka bertanya lagi, "Apakah dia telah diutus?"

Jibril menjawab, "Ya."

Mereka berkata, "Selamat datang! Allah telah memberikan kehormatan kepadanya. Dia adalah saudara yang baik, pemimpin yang baik, dan kedatangannya penuh berkah."

Ketika pintu langit kedua dibuka, di sana terdapat dua nabi, yaitu Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakariya عليهما السلام. Keduanya tampak mirip satu sama lain dalam bentuk tubuh dan rambutnya.

Rasulullah memberi salam kepada mereka, dan mereka pun membalas salamnya seraya berkata: "Selamat datang, wahai saudara yang saleh dan nabi yang saleh!" Lalu mereka mendoakan kebaikan untuk Rasulullah .

Kemudian, Rasulullah dan Jibril naik ke langit ketiga.

Jibril kembali meminta izin untuk masuk, dan para malaikat bertanya seperti sebelumnya. Setelah mendapat izin, mereka masuk ke dalamnya.

Di sana, Rasulullah bertemu dengan Nabi Yusuf عليه السلام yang ditemani oleh sekelompok kaumnya. Rasulullah memberi salam kepadanya, dan Yusuf عليه السلام membalas salamnya seraya berkata: "Selamat datang, wahai saudara yang saleh dan nabi yang saleh!" Lalu ia mendoakan kebaikan untuk Rasulullah .

Rasulullah melihat bahwa Nabi Yusuf عليه السلام telah dianugerahi setengah dari seluruh keindahan yang ada di dunia. Wajahnya bersinar seperti bulan purnama di antara bintang-bintang yang bertebaran di langit.

Rasulullah bertanya, "Siapakah ini, wahai Jibril?"

Jibril menjawab, "Ini adalah saudaramu, Yusuf."

Kemudian, mereka naik ke langit keempat.

Jibril kembali meminta izin untuk masuk, dan para malaikat bertanya seperti sebelumnya. Setelah mendapat izin, mereka pun masuk.

Para malaikat berkata: "Selamat datang! Allah telah memberikan kehormatan kepadanya. Dia adalah saudara yang baik, pemimpin yang baik, dan kedatangannya penuh berkah."

 

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang telah naik ke langit,
Dan berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepadanya, kepada keluarganya, serta para sahabatnya.

Ketika mereka telah melewati langit keempat, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Idris عليه السلام, yang telah diangkat Allah ke tempat yang tinggi. Nabi Muhammad memberi salam kepadanya, dan Nabi Idris عليه السلام membalas salam itu serta berkata, "Selamat datang wahai saudara yang saleh dan nabi yang saleh." Kemudian, beliau berdoa untuk Nabi Muhammad dengan doa kebaikan.

Setelah itu, mereka naik ke langit kelima. Jibril meminta izin untuk masuk, lalu ditanya,
"Siapa ini?"
Jibril menjawab, "Jibril."
"Siapa yang bersamamu?"
"Muhammad."
"Apakah dia telah diutus?"
"Ya."
"Selamat datang kepadanya, semoga Allah memberinya kehidupan yang baik, betapa baiknya saudara, betapa baiknya pemimpin, dan betapa baiknya kedatangannya."

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang telah naik ke langit,
Dan berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepadanya, kepada keluarganya, serta para sahabatnya.

Kemudian, ketika mereka memasuki langit kelima, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun عليه السلام. Setengah janggutnya berwarna putih dan setengahnya lagi berwarna hitam, panjangnya hampir mencapai pusarnya. Di sekelilingnya ada kaumnya dari Bani Israil, dan beliau sedang mengajarkan mereka. Nabi Muhammad memberi salam kepadanya, dan Nabi Harun عليه السلام membalas salam serta berkata, "Selamat datang wahai saudara yang saleh dan nabi yang saleh." Kemudian, beliau berdoa untuk Nabi Muhammad dengan doa kebaikan.

Lalu, Nabi bertanya kepada Jibril, "Siapakah ini?"
Jibril menjawab, "Ini adalah orang yang sangat dicintai oleh kaumnya, Harun bin Imran عليه السلام."

Kemudian mereka naik ke langit keenam. Jibril meminta izin masuk dan ditanya,
"Siapa ini?"
Jibril menjawab, "Jibril."
"Siapa yang bersamamu?"
"Muhammad."
"Apakah dia telah diutus?"
"Ya."
"Selamat datang kepadanya, semoga Allah memberinya kehidupan yang baik, betapa baiknya saudara, betapa baiknya pemimpin, dan betapa baiknya kedatangannya."

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang telah naik ke langit,
Dan berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepadanya, kepada keluarganya, serta para sahabatnya.

Di langit keenam, Nabi Muhammad melihat para nabi. Ada yang bersama beberapa pengikutnya, ada yang hanya seorang diri tanpa pengikut. Kemudian, Nabi melihat sekumpulan besar manusia, lalu beliau bertanya,
"Siapa mereka?"
Dijawab, "Itu adalah Musa dan kaumnya. Tetapi angkatlah kepalamu!"
Ketika Nabi Muhammad mengangkat kepalanya, beliau melihat sekelompok besar manusia yang memenuhi cakrawala dari berbagai arah. Dikatakan kepadanya,
"Mereka adalah umatmu. Selain itu, ada 70.000 orang dari umatmu yang akan masuk surga tanpa hisab. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk di antara mereka."

Setelah itu, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa عليه السلام, yang berkulit gelap, tinggi, dan berambut lebat. Jika beliau mengenakan dua pakaian sekalipun, rambutnya masih tetap terlihat. Nabi Muhammad memberi salam kepadanya, dan Nabi Musa عليه السلام membalasnya serta berkata, "Selamat datang wahai saudara yang saleh dan nabi yang saleh." Kemudian, beliau berdoa untuk Nabi Muhammad dengan doa kebaikan.

Namun, setelah Nabi Muhammad melewati Nabi Musa عليه السلام, tiba-tiba Nabi Musa عليه السلام menangis. Ketika ditanya mengapa beliau menangis, beliau menjawab,
"Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus setelahku memiliki umat yang lebih banyak masuk surga dibanding umatku. Bani Israil mengira bahwa aku adalah manusia yang paling mulia di sisi Allah, tetapi ternyata ada seseorang dari Bani Adam yang datang setelahku, dan ia lebih mulia dariku di sisi Allah. Seandainya itu hanya tentang dirinya sendiri, aku tidak akan peduli. Namun, umatnya juga lebih banyak daripada umatku!"

Kemudian mereka naik ke langit ketujuh. Jibril meminta izin masuk dan ditanya,
"Siapa ini?"
Jibril menjawab, "Jibril."
"Siapa yang bersamamu?"
"Muhammad."
"Apakah dia telah diutus?"
"Ya."
"Selamat datang kepadanya, semoga Allah memberinya kehidupan yang baik, betapa baiknya saudara, betapa baiknya pemimpin, dan betapa baiknya kedatangannya."

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang telah naik ke langit,
Dan berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepadanya, kepada keluarganya, serta para sahabatnya.

Di langit ketujuh, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim عليه السلام, yang sedang duduk di dekat pintu surga di atas kursi emas, bersandar di Baitul Ma'mur. Bersamanya ada beberapa orang dari kaumnya. Nabi Muhammad memberi salam kepadanya, dan Nabi Ibrahim عليه السلام membalasnya serta berkata,
"Selamat datang wahai anak yang saleh dan nabi yang saleh!"

Kemudian, beliau berkata,
"Wahai Muhammad, perintahkanlah umatmu agar mereka memperbanyak menanam pohon di surga, karena tanahnya subur dan luas."

Nabi Muhammad bertanya,
"Apa yang dimaksud dengan menanam pohon di surga?"

Nabi Ibrahim عليه السلام menjawab,
"Yaitu dengan mengucapkan: Laa haula wa laa quwwata illa billah al-'Aliyy al-'Azhiim (Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung)."

Dalam riwayat lain, Nabi Ibrahim عليه السلام juga berkata,
"Sampaikan salamku kepada umatmu dan beritahu mereka bahwa surga memiliki tanah yang subur, air yang jernih, dan tanaman di dalamnya adalah: Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, dan Allahu Akbar."

 

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Serta berikanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepadanya, serta kepada keluarganya dan para sahabatnya.

Kemudian Nabi diangkat ke Sidratul Muntaha, tempat di mana segala sesuatu yang naik dari bumi akan sampai dan diambil darinya, serta tempat di mana segala sesuatu yang turun dari atas akan berhenti dan diambil darinya. Kemudian beliau dibawa ke Al-Kautsar hingga memasuki surga. Di sana, beliau melihat sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di hati manusia.

Beliau melihat tulisan di pintu surga:
"Sedekah diberi balasan sepuluh kali lipat, sedangkan pinjaman diberi balasan delapan belas kali lipat."

Maka beliau bertanya, "Wahai Jibril, mengapa pinjaman lebih utama daripada sedekah?"
Jibril menjawab, "Karena peminta sedekah terkadang masih memiliki sesuatu, sedangkan peminjam tidak akan meminta kecuali karena kebutuhan mendesak."

Kemudian Nabi berjalan hingga melihat sungai-sungai dari susu yang rasanya tidak berubah, sungai dari khamar (minuman di surga) yang lezat bagi peminumnya, serta sungai dari madu yang murni. Lalu, neraka ditampakkan kepadanya, dan di dalamnya terdapat murka, hukuman, dan azab Allah. Jika batu dan besi dilemparkan ke dalamnya, niscaya api neraka akan melahapnya.

Di sana, beliau melihat orang-orang yang memakan bangkai. Maka beliau bertanya, "Siapa mereka, wahai Jibril?"
Jibril menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging manusia (menggunjing/gibah)."

Beliau juga melihat malaikat penjaga neraka, yaitu sosok laki-laki yang wajahnya menunjukkan tanda kemarahan. Nabi menyapanya terlebih dahulu, lalu pintu neraka ditutup di belakangnya.

(Doa shalawat diulang)

Kemudian beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu diselimuti oleh awan yang berisi berbagai warna. Saat itu, Jibril berhenti dan Nabi terus naik hingga ke tempat di mana beliau mendengar suara pena yang sedang menulis takdir.

Lalu beliau melihat seorang laki-laki yang dikelilingi oleh cahaya ‘Arsy. Maka beliau bertanya, "Siapa ini? Apakah dia seorang malaikat?"
Dikatakan, "Bukan."
Beliau bertanya lagi, "Apakah dia seorang nabi?"
Dikatakan, "Bukan."
Beliau bertanya lagi, "Lalu siapa dia?"
Dikatakan, "Ini adalah seorang laki-laki yang di dunia lisannya selalu basah dengan zikir kepada Allah, hatinya selalu terikat dengan masjid, dan dia tidak pernah durhaka kepada orang tuanya."

(Doa shalawat diulang)

Kemudian Nabi melihat Allah di ufuk yang tinggi.
Lalu Allah mendekat dan semakin dekat hingga berjarak dua busur panah atau lebih dekat lagi.

Maka Allah mewahyukan kepada hamba-Nya apa yang Dia wahyukan.
Hati Nabi tidak mengingkari apa yang telah dilihatnya.
Maka Nabi pun bersujud kepada Allah.

"Keinginan-keinginan akan sirna di hadapan derajat-Nya yang tinggi. Tiada sesuatu di atas derajat itu, kecuali Yang Maha Tinggi."

Beliau mendengar salam:
"Segala penghormatan, keberkahan, shalat, dan kebaikan hanya milik Allah. Semoga keselamatan tercurah kepadamu wahai Nabi, beserta rahmat Allah dan keberkahan-Nya. Keselamatan juga bagi kami dan para hamba Allah yang saleh."

(Doa shalawat diulang)

Lalu Allah berbicara kepada Nabi dan berfirman,
"Wahai Muhammad!"

Beliau menjawab, "Aku siap wahai Tuhanku."

Allah berfirman, "Mintalah!"

Maka Nabi berkata,
"Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai khalil-Mu dan memberinya kerajaan yang agung. Engkau juga telah berbicara langsung dengan Musa dan memberinya mukjizat luar biasa. Engkau telah memberikan Daud kerajaan yang besar serta melunakkan besi baginya. Engkau juga telah mengajarkan Taurat dan Injil kepada Isa, memberinya mukjizat menyembuhkan orang buta dan penderita lepra, serta menghidupkan orang mati atas izin-Mu. Engkau juga telah menjaganya dan ibunya dari gangguan setan sehingga setan tidak memiliki jalan atas mereka."

Lalu Allah berkata:
"Wahai Muhammad! Aku telah menjadikanmu sebagai kekasih-Ku."

 

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan limpahkanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, serta kepada keluarga dan sahabatnya.

Allah berfirman: "Wahai Muhammad! Aku telah mengutusmu kepada seluruh manusia sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, serta telah melapangkan dadamu untuk menerima wahyu-Ku.

Aku telah mengangkat beban darimu dan meninggikan namamu. Namaku tidak disebut, kecuali namamu juga disebut. Aku telah menjadikan umatmu sebagai umat terbaik yang diutus kepada manusia. Aku telah menjadikan umatmu sebagai umat pertengahan.

Aku telah menjadikan umatmu sebagai umat yang pertama dan terakhir sekaligus. Aku juga telah menetapkan bahwa khutbah mereka tidak sah hingga mereka bersaksi bahwa engkau adalah hamba dan utusan-Ku. Aku telah menjadikan umatmu sebagai kaum yang hatinya bersih dan jiwa mereka suci.

Aku telah menjadikanmu sebagai nabi pertama dalam penciptaan dan nabi terakhir dalam pengutusan. Engkau adalah nabi pertama yang akan diselesaikan perkaranya pada hari kiamat. Aku telah memberimu tujuh ayat yang berulang (Al-Fatihah) yang tidak Aku berikan kepada nabi sebelum engkau. Aku juga telah memberimu ayat-ayat penutup Surah Al-Baqarah, yang berasal dari perbendaharaan di bawah ‘Arsy, yang tidak Aku berikan kepada nabi sebelum engkau. Aku telah memberimu telaga Al-Kautsar, serta delapan bagian kebaikan: Islam, hijrah, jihad, sedekah, puasa Ramadhan, amar ma’ruf, nahi munkar."

"Kekasih yang dipenuhi cinta oleh Sang Kekasih, sehingga dia diistimewakan dan dimuliakan dengan kedekatan, yang ia memang layak menerimanya. Dan Allah berkata kepadanya: 'Mintalah ridha-Ku, karena sesungguhnya Aku Maha Kuasa atas segala sesuatu dalam ridha-Ku.'"

Saat Aku menciptakan langit dan bumi, Aku telah mewajibkan kepadamu dan umatmu lima puluh shalat. Maka laksanakanlah, baik engkau maupun umatmu.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan limpahkanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, serta kepada keluarga dan sahabatnya.

Kemudian awan tersingkap darinya, lalu Jibril menggandeng tangannya dan membawanya pergi dengan cepat. Saat melewati Ibrahim 'alaihissalam, beliau tidak berkata apa-apa. Ketika sampai kepada Musa 'alaihissalam, Musa bertanya:

"Apa yang telah diperintahkan Tuhanmu kepadamu dan kepada umatmu?"

Beliau menjawab:

"Allah telah mewajibkan lima puluh shalat setiap hari dan malam kepada saya dan umat saya."

Musa berkata:

"Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan untukmu dan umatmu. Umatmu tidak akan mampu menanggungnya. Aku telah menguji manusia sebelum engkau, dan aku telah menangani Bani Israil dengan kesulitan yang berat karena beban yang lebih ringan dari ini, tetapi mereka tetap tidak mampu dan meninggalkannya. Umatmu lebih lemah secara fisik, jasmani, hati, penglihatan, dan pendengaran."

Maka Nabi menoleh kepada Jibril untuk meminta pendapat, dan Jibril memberi isyarat bahwa jika beliau ingin kembali meminta keringanan, maka beliau boleh melakukannya.

Maka beliau kembali dengan cepat hingga tiba di hadapan Allah dan bersujud sambil berkata:

"Wahai Tuhanku, ringankanlah bagi umatku, karena mereka adalah umat yang paling lemah."

Allah berfirman:

"Aku kurangi lima."

Kemudian awan tersingkap dan beliau kembali kepada Musa.

Musa bertanya:

"Apa yang diperintahkan Tuhanmu kepadamu?"

Beliau menjawab:

"Allah telah mengurangi lima."

Musa berkata:

"Kembalilah dan mintalah lagi keringanan, karena umatmu tidak akan mampu menanggungnya."

Maka beliau terus bolak-balik antara Musa dan Allah, hingga Allah berfirman:

"Wahai Muhammad!"

Beliau menjawab:

"Labbaik wa sa’adaik, ya Rabbi!"

Allah berfirman:

"Shalat itu kini menjadi lima kali sehari semalam, tetapi setiap shalat bernilai sepuluh, sehingga jumlahnya tetap lima puluh. Ketetapan-Ku tidak akan berubah, dan kitab-Ku tidak akan dihapus. Barang siapa yang berniat melakukan kebaikan tetapi tidak melaksanakannya, maka ditulis baginya satu pahala. Jika ia melakukannya, maka ditulis baginya sepuluh pahala. Dan barang siapa yang berniat melakukan keburukan tetapi tidak melaksanakannya, maka tidak ditulis apa pun baginya. Namun, jika ia melakukannya, maka ditulis baginya satu dosa."

Lalu awan tersingkap, dan beliau turun hingga tiba kembali kepada Musa, kemudian memberitahunya.

Musa berkata:

"Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah lagi keringanan, karena umatmu masih tidak akan mampu menanggungnya."

Namun, Nabi menjawab:

"Aku telah kembali kepada Tuhanku berkali-kali hingga aku merasa malu. Aku ridha dan menerima."

Kemudian terdengar suara yang menyeru:

"Telah Aku tetapkan kewajiban-Ku dan telah Aku ringankan beban hamba-hamba-Ku."

Musa berkata:

"Turunlah dengan nama Allah."

 

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan limpahkanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, keluarganya, serta para sahabatnya.

Dan tidaklah Rasulullah melewati sekumpulan malaikat kecuali mereka berkata, "Hendaklah engkau melakukan hijamah (bekam)." Dalam riwayat lain disebutkan, "Perintahkanlah umatmu untuk berbekam." Kemudian Rasulullah turun, lalu beliau berkata kepada Jibril, "Mengapa setiap kali aku datang ke langit mana pun, mereka menyambutku dengan baik, tersenyum kepadaku, tetapi ada satu yang hanya membalas salamku, menyambutku, dan mendoakanku, namun tidak tersenyum kepadaku?" Jibril menjawab, "Itulah Malik, penjaga neraka. Ia tidak pernah tersenyum sejak ia diciptakan. Jika ia diperbolehkan tersenyum kepada seseorang, niscaya ia akan tersenyum kepadamu."

Ketika Nabi turun ke langit dunia, beliau melihat ke bawahnya, dan tampak olehnya kabut, asap, serta suara-suara. Maka beliau bertanya, "Apa ini, wahai Jibril?" Jibril menjawab, "Ini adalah para setan yang beterbangan mengitari pandangan anak Adam agar mereka tidak memikirkan kerajaan langit dan bumi. Seandainya mereka berpikir tentang itu, niscaya mereka akan melihat keajaiban."

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan limpahkanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, keluarganya, serta para sahabatnya.

Kemudian Rasulullah kembali kepada para sahabatnya sebelum waktu Subuh di Mekah. Saat pagi tiba, beliau merasa sedih karena tahu bahwa orang-orang akan mendustakannya. Lalu musuh Allah, Abu Jahl, lewat dan duduk di dekatnya. Dengan nada mengejek, Abu Jahl bertanya, "Apakah ada kejadian yang terjadi?" Rasulullah menjawab, "Ya, tadi malam aku diperjalankan ke Baitul Maqdis." Abu Jahl bertanya, "Lalu pagi ini engkau sudah kembali berada di tengah-tengah kami?" Rasulullah menjawab, "Ya."

Maka Abu Jahl berseru, "Wahai Bani Ka'ab, kemarilah!" Mereka pun berkumpul di sekeliling Nabi . Abu Jahl berkata, "Ceritakan kepada kaummu apa yang baru saja engkau ceritakan kepadaku." Maka Rasulullah berkata, "Tadi malam aku diperjalankan ke Baitul Maqdis." Mereka bertanya, "Lalu pagi ini engkau sudah kembali berada di tengah-tengah kami?" Rasulullah menjawab, "Ya."

Maka ada yang bertepuk tangan, ada yang meletakkan tangan di atas kepala karena heran, dan mereka pun menertawakan serta mendustakan beliau. Namun Abu Bakar radhiyallahu 'anhu berkata, "Aku bersaksi bahwa ia berkata benar." Mereka bertanya, "Wahai Abu Bakar, apakah engkau membenarkannya bahwa ia pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam dan kembali sebelum Subuh?" Abu Bakar menjawab, "Ya, bahkan aku membenarkannya dalam hal yang lebih dari itu, aku membenarkannya tentang berita dari langit." Maka sejak saat itu, Abu Bakar mendapat julukan As-Shiddiq (orang yang membenarkan).

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang naik ke langit,
Dan limpahkanlah salam yang banyak kepadanya sebagai bentuk kemuliaan dari-Mu.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada beliau, keluarganya, serta para sahabatnya.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, di kalangan orang-orang terdahulu.
Limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad di kalangan orang-orang yang datang kemudian.
Limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad di setiap waktu dan saat.
Limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad di hadapan para malaikat yang mulia hingga Hari Kiamat.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad,
Shalawat yang dengannya Engkau menyelamatkan kami dari segala ketakutan dan bencana,
Memenuhi segala kebutuhan kami,
Membersihkan kami dari segala dosa,
Mengangkat derajat kami di sisi-Mu,
Dan menyampaikan kami kepada puncak segala kebaikan, di dunia dan setelah kematian.

Kami beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, serta takdir baik dan buruk dari-Nya. Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang datang dari Allah sesuai dengan kehendak-Nya. Kami beriman kepada Rasulullah dan kepada apa yang datang dari Rasulullah sesuai dengan kehendaknya.

Allah Maha Benar, begitu pula Rasul-Nya.
Kami beriman kepada syariat, kami membenarkan kebenarannya, dan semoga Allah memberikan balasan terbaik kepada junjungan kami, Nabi Muhammad.
Semoga Allah memberikan balasan terbaik kepada beliau, sebagaimana balasan terbaik yang diberikan kepada seorang nabi untuk umatnya.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu segala kebaikan yang pernah dimohon oleh hamba dan nabi-Mu, Muhammad .
Kami berlindung kepada-Mu dari segala keburukan yang pernah diminta perlindungan darinya oleh hamba dan nabi-Mu, Muhammad .

Ya Allah, dengan kemuliaan Nabi-Mu yang terpercaya ini, karuniakanlah kami kesempurnaan iman dan keyakinan, serta bimbinglah kami ke jalan yang lurus,
Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat, dari kalangan nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang shalih.
Mereka itulah teman yang terbaik.

Itulah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah sebagai saksi.
Sungguh, Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepadanya dan ucapkanlah salam dengan sebenar-benarnya.

Shalawat dan salam atasmu, wahai pemimpin para rasul.
Shalawat dan salam atasmu, wahai penutup para nabi.
Shalawat dan salam atasmu, wahai yang diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam.

 

Postingan populer dari blog ini

Kun Ma'allah

CERAMAH HAUL DAN KEHARUSAN BERGURU

Sejarah Dzikrul Ghofilin